Kemkominfo blokir konten negatif terkait terorisme tiap 2 jam sekali
Biasanya mesin melakukan pemblokiran dalam waktu 1 sampai 2 hari.
Tenaga ahli Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Donny Budi Utoyo mengatakan pihaknya meningkatkan kinerja mesin pencari konten negatif, khususnya yang berhubungan dengan terorisme setiap 2 jam sekali.
Menurut dia, biasanya mesin melakukan pemblokiran dalam waktu 1 sampai 2 hari.
-
Kenapa Komjen Pol Marthinus Hukom menilai narkoba lebih berbahaya dari terorisme? “Teroris berapa orang mungkin, tapi narkotik siapa pun juga, sama dengan teroris tapi narkotik dia menyerang sampai ke saraf-saraf, merusak manusia dan ini berbahaya dan bisa terancam generasi muda, bahkan mengancam keberlanjutan negara,” ucapnya.
-
Apa saja bentuk bantuan yang diberikan pemerintah kepada korban terorisme? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Siapa yang menyatakan bahwa narkoba lebih berbahaya dari terorisme? Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
"Sudah dilakukan terus menerus tapi karena kondisi saat ini jadi diintensifkan per 2 jam, tiap ketemu blokir oleh mesin AIS," ujar Donny, dalam Forum Merdeka Barat 9 'Cegah dan Perangi Aksi Teroris', di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Rabu (16/5).
Selain itu, lanjut Donny, pihaknya juga memerangi terorisme dengan cara lainnya. Di antaranya yakni mendorong edukasi publik dan meminta masyarakat untuk membantu melaporkan.
"Kita juga dorong edukasi publik dan bekerja sama dengan komunitas-komunitas serta literasi digital," katanya.
Adapun temuan dan pemblokiran konten per tanggal 16 Mei 2018, sebagai berikut:
Situs/forum/file sharing: 22 konten
Facebook dan Instagram: 562 konten
Youtube dan Google drive: 301 konten
Telegram: 287 konten
Twitter: 133 konten
Sulit bekerja sendiri
Donny Budi Utoyo mengungkapkan, sulit jika hanya institusi tertentu atau pun jika bekerja sendiri-sendiri untuk melawan dan mencegah konten radikalisme di internet.
Dia mengatakan, pengguna internet di Indonesia sendiri lebih dari 50 persen penduduk atau setara dengan sekitar 143 juta orang.
"Akan menjadi sulit kalau segelintir orang kayak Kominfo saja, dewan pers aja, dan lainnya. Sulit kalau kerja sendiri-sendiri," ujar Donny.
Menurut Donny, kerja sama antar semua pihak menjadi penting. Perkembangan isu terorisme di tengah internet pun tidak ada habisnya. Karenanya, untuk mengatasinya tidak bisa hanya di hilirnya saja namun harus di hulunya.
"Seperti kalau mengatasi banjir, tidak hanya bisa bicara soal evakuasi misalnya. Ini seperti vaksinasi," kata dia.
Donny menuturkan, Kominfo yang memiliki alat dan kompetensi dalam hal ini, dibantu juga dari pelaporan lembaga-lembaga lainnya untuk terus mencegah dan memerangi persoalan terorisme. Di antaranya seperti Polri, TNI, Kemenko Polhukam, dan BNPT.
Langkah-langkah Kemenkominfo sendiri untuk mencegah dan melawan terorisme adalah dengan bekerja sama antar lembaga pemerintah dan platform media dan komunitas. Juga dengan melakukan patroli siber serta melakukan penyelesaian aduan konten dari lembaga dan masyarakat.
"Melakukan counter hoaks dan melakukan literasi digital serta memberikan imbauan juga informasi kepada masyarakat," katanya.
Donny pun meminta kepada komunitas-komunitas dan kepada masyarakat pada umumnya untuk semakin aktif melawan persoalan teroris ini di media sosial. Salah satunya dengan melawan hoaks.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ini 17 terduga pelaku teror yang ditangkap & ditembak pasca bom Surabaya dan Sidoarjo
Penasaran, warga padati lokasi penangkapan Dedy Sulistianto
4 Korban penyerangan terduga teroris dirawat di RS Bhayangkara Pekanbaru
BEI sebut IHSG anjlok bukan pengaruh aksi teror bom
Teroris serang Polda Riau, keamanan di Polda Sumbar diperketat