Kenali modus-modus penipuan lewat telepon dan pesan singkat
Biasanya para pelaku mengaku sebagai keluarga atau kerabat dekat yang sedang berada dalam kesulitan.
Penipuan saat ini bukanlah hal yang biasa. Berbagai cara dilakukan untuk melancarkan aksi mereka dalam mengelabui para korbannya. Meski sudah banyak yang mengetahui modus-modus penipuan tersebut, masih ada masyarakat yang menjadi korban.
Penipuan yang paling sering memakan korban adalah penipuan lewat telepon. Biasanya para pelaku mengaku sebagai keluarga atau kerabat dekat yang sedang berada dalam kesulitan dan membutuhkan dana. Sambil menangis, pelaku meminta korbannya untuk mentransfer sejumlah uang melalui ATM atau minimarket terdekat.
"Saya pernah ditelepon malem-malem, dia ngaku anak saya dan bilangnya ketangkep polisi gara-gara narkoba. Saya panik karena dia sambil nangis-nangis dan waktunya pas banget anak saya lagi engga ada di rumah. Dia minta transfer uang Rp 10 juta, kalau engga di transfer anak saya ditahan. Untungnya di rumah ada suami dan anak saya yang lain, dan mereka yang nyadarin saya supaya engga panik. Akhirnya saya coba telepon anak saya dan ternyata anak saya baik-baik saja," ungkap Ichfa, ibu rumah tangga di Bekasi kepada merdeka.com.
Modus lainnya, yaitu penipuan dari pelaku yang mengaku ditilang polisi dan membutuhkan uang untuk tebusan. Agus Budiyanto, warga Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kehilangan Rp 1,6 juta karena tertipu oleh modus ini.
"Katanya 'Tolongin gue dong, gue ditilang, polisinya minta pulsa. Kalau enggak dikasih gue bisa di penjara. Lu kirim sekarang yah. Ditunggu'. Gue pikir itu teman gue, karena memang gue janjian mau ke Condet. Di sana gue kirim pulsa Rp 300 ribu ke beberapa nomor, total sampai Rp 1,6 juta," kata Agus saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (1/12).
Selain penipuan melalui telepon, ada pula penipuan melalui pesan singkat atau Short Message Service (SMS). Biasanya para penipu mengatasnamakan keluarga atau kerabat dekat yang meminta pulsa, atau modus dengan iming-iming hadiah dari operator.
Namun penipuan tersebut tidak terlalu banyak memakan korban, karena sebagian masyarakat sudah mengetahui modus-modus tersebut. Meski begitu, masyarakat harus tetap hati-hati agar tidak termakan rayuan dari para pelaku.
Kapanpun dan di mana pun, jika seseorang sudah lengah, maka pelaku akan lebih mudah mencari celah untuk melakukan aksinya.