Kenapa orang berperilaku beringas, karena hal sepele main gorok
Senjata tajam dan tindak kekerasan dilakukan untuk meluapkan emosi.
Dewasa ini, perilaku masyarakat cukup memperihatinkan. Hanya karena persoalan sepele, mereka bertindak beringas.
Senjata tajam dan tindak kekerasan dilakukan untuk meluapkan emosi. Seolah tak takut ulah tersebut bakal menyeret mereka ke proses hukum.
Kasus terbaru, seorang mahasiswa di Medan begitu kejinya menggorok leher sang dosen karena persoalan skripsi. Keberingasan itu dia lakukan di lingkungan kampus UMSU, tepatnya ketika dosen tersebut hendak ke toilet untuk mengambil wudhu.
Kemudian, seorang cucu di Pekanbaru tega menggorok neneknya karena kesal dinasihati. Sebelumnya, seorang wanita simpanan dibunuh karena si pria kesal ditagih janji menikah.
Apa yang membuat orang-orang ini begitu nekat melakukan tindakan beringas hingga membuat nyawa orang melayang?
Psikolog Ramayanti menilai, ada beberapa faktor yang membuat seseorang berprilaku begitu keji hanya karena urusan kecil. Pertama, kata dia, bisa jadi faktor ekonomi.
"Kebutuhan akan uang. Hal ini sering menjadi alasan org melakukan kejahatan," katanya saat berbincang dengan merdeka.com lewat pesan Whatsapp, Rabu (4/5).
Hal kedua, katanya, moral dari si pelaku itu sendiri. Ada sebagian orang yang 'merasa' apa yang dilakukannya tidak salah.
"Mana yang baik dan buruk belum begitu kental," tambahnya.
Latar belakang lainnya seorang berani bertindak kriminal, karena lingkungan sekitarnya. Di lingkungan tersebut bisa jadi berbuat kejahatan hal yang membanggakan.
"Atau yang keempat bisa jadi karena degradasi mental. Untuk hal ini bentuk nya bisa stress, depresi sampai kelainan mental. Hal ini semua bisa menjadi salah satu penyebab seseorang berbuat jahat terhadap sesamanya. Tentunya dengan alasan yang melatarbelakangi, salah satunya ingin melepaskan perasaan tertekan dalam diri," bebernya.
Jika melihat pada perbuatan nekat si mahasiswa, dia menduga hal yang melatarbelakangi adalah stress karena ingin menyelesaikan skripsinya dengan cepat.
"Kemudian muncul rasa takut, bagaimana kalau saya tidak bisa lulus segera. Bagaimana nasib saya kedepan. Dan muncul kemarahan saat dosen tidak menyetujui topik skripsi tersebut," ungkapnya.
"Dan, pada dasarnya semua tindakan kejahatan didasari alasan personal karena tindakan jahat itu ada egoisme yang didorong rasa negatif seperti marah, cemburu, takut, tidak puas, merasa tertindas, dan sebagainya," sambung dia.
Ditambahkannya pula, pelaku kejahatan tak bisa dilihat dari perilaku nya sehari-hari. Maksudnya, banyak pelaku kejahatan yang sehari hari justru terlihat sebagai pribadi baik, santun, dan tenang.
"Kecenderungan pribadi pendiam lebih tak disangka emosinya. Mengapa? Karena yang bersangkutan tidak menyalurkan energinya keluar. Lebih banyak dipendam ke dalam diri. Sehingga ketika menyalurkan energi keluar,maka secara tidak langsung kita menyalurkan semua 'tekanan-tekanan', 'rasa' yang kita terima," pungkasnya.