Kepala BIN yakin hacker Indonesia menang lawan Australia
Marciano meminta situs di Indonesia yang masuk daftar serangan hacker Australia mempersiapkan diri.
Penyadapan yang dilakukan intelijen Australia dan Amerika Serikat (AS) terhadap para pejabat di Indonesia membuat para hacker tanah air marah. Mereka bahkan menyerang situs-situs strategis milik pemerintah negeri kanguru itu.
Namun, di saat bersamaan, sejumlah hacker asal Australia juga mengancam akan melakukan serangan balik dengan menyerang sejumlah situs milik pemerintah Indonesia. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Marciano Norman yakin hal itu tidak akan terjadi.
"Saya rasa situs-situs di Indonesia semua ada pengamanannya, kita coba saja. Kita secara terukur mengevaluasi kemampuan situs pemerintah, terutama dari kominfo ya," ujar Marciano di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/11).
Apalagi, sejauh ini para hacker asal Australia telah menyusun daftar situs yang akan diserang secara stimultan. Terkait hal itu, Marciano mengingatkan agar pihak-pihak yang masuk ke dalam daftar serangan untuk segera mempersiapkan langkah-langkah pengamanan.
"Warning ini harus ditangkap dan mereka harus segera melakukan langkah-langkah pengamanan itu, betapa malunya Indonesia kalau situs-situsnya di-hack," tandasnya.
Dia pun yakin, para hacker asal Indonesia tidak akan kalah dalam perang cyber. "Makanya, hacker Indonesia jago-jago, masa kita kalah sih," tutupnya.
Baca juga:
Situs BI lumpuh, diduga diserang hacker Australia
Surat kaleng konyol kembali ancam hacker Indonesia
Situs Polisi Federal Australia rontok dihajar hacker Indonesia
Jim Geovedi angkat bicara soal penggunaan kata
Jim Geovedi: Penyadapan itu bukan hal baru
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.