Kepala BNPT ingatkan rektor dan mahasiswa bahaya radikalisme
Pihak Perguruan Tinggi mulai dari pimpinan, dosen dan staf diharapkan tidak acuh terhadap para mahasiswa. Pihak kampus harus sering-sering mengontrol agar para mahasiswa terhindar dari pengaruh paham radikalisme negatif.
Pihak Perguruan Tinggi mulai dari pimpinan, dosen dan staf diharapkan tidak acuh terhadap para mahasiswa. Pihak kampus harus sering-sering mengontrol agar para mahasiswa terhindar dari pengaruh paham radikalisme negatif.
"Karena komunikasi yang baik antara mahasiswa dan dosen tentunya akan menumbuhkan kepercayaan dan memudahkan kita untuk memerangi masalah radikalisme di lingkungan kampus. Sekarang ini sudah kelihatan responsnya sangat luar biasa," ujar Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius dalam keterangannya, Selasa (28/8).
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Apa tujuan dari FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? Lebih lanjut, Handoko berharap, FGD Penanganan Radikalisme dan Terorisme ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman dalam upaya penanganan penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Dengan demikian, nantinya dapat terbangun stabilitas sosial politik dan keamanan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
-
Siapa saja yang terlibat dalam FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? FGD melibatkan sejumlah narasumber dari berbagai instansi terkait. Mereka di antaranya Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Binda Jawa Tengah, Satuan Tugas Wilayah Densus 88, serta Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
Dikatakan mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini, para mahasiswa juga harus bisa ikut berperan serta, misalnya seperti mengidentifikasi dan bahkan memberikan solusi-solusi kepada dosennya jika menemukan hal-hal yang agak menyimpang yang ada di lingkungan kampusnya.
"Hati-hati dalam memilih mentor dan hati-hati juga dengan dosen. Jika menemukan sesuatu yang aneh-aneh di kampus segera laporkan. Demikian pula dengan dosen, kami minta untuk tidak acuh terhadap mahasiswanya, tetapi dosen juga harus ikut berperan aktif untuk mendeteksi. Jika pihak kampus tidak bisa, laporkan kepada kami (BNPT), nanti kami yang akan ikut asistensi," tuturnya.
Menurutnya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalkan terjadi penyebarnya radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus, maka Rektor juga patut disalahkan. Suhardi membicarakan soal ini di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Pancasila.
"Beberapa waktu lalu saya juga sudah bilang sama Menristekdikti, peran rektor itu sangat besar, apa yang terjadi di kampus itu tanggung jawab rektor. Jika tidak mampu mengelola kampusnya, rektornya diganti saja," tuturnya.
Mantan Kapolda Jawa Barat ini mengakui kalau dirinya akhir-akhir ini sangat konsen untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa agar terhindar dari pengaruh radikalisme negarif dan terorisme. Hal ini dikarenakan para mahasiswa ini adalah generasi penerus bangsa, sehingga harus diberikan pencerahan.
"Kalau hari Minggu kemarin saya di Itenas Bandung, lalu pekan lalu di Universitas Indonesia (UI) dan sekarang saya ada bicara di Universitas Pancasila. Adik-adik mahasiwa ini adalah orang-orang yang baru diterima dan tentunya dengan menjadi pionir-pionir yang baik ini kita bisa yakinkan bahwa terbebas dari hal-hal yang sifatnya negatif di lingkungan pendidikan," jelasnya.
Dijelaskan mantan Kepala Divisi Humas Polri ini, selama ini para mahasiswa selalu menjadi sasaran target 'cuci otak' dari para kelompok kelompok teroris. "Ini karena para anak-anak muda emosionalnya masih belum stabil tetapi keinginantahuannya terhadap sesuatu itu sangat tinggi. Jadi mahasiwsa ini salah satu sasaran kelompok-kelompok teroris untuk dia pengaruhi lalu akan direkrut," ujar.
Namun demikian, Suhardi memastikan ke depannya tidak hanya kaum mahasiswa saja yang akan diberikan pembekalan mengenai bahaya radikalisme dan terorisme. Kalangan guru-guru di sekolah, tokoh masyarakat dan juga para tokoh agama pun nantinya akan ia berikan pencerahan mengenai fonomena dan bahaya radikalise-terorisme.
"Tentu semuanya, bukan cuma mahasiswa saja. Saya sudah bicara dengan Mendikbud, saya akan bicara di tataran guru-guru sekolah dan juga saya akan bicara kepada para tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk kita kasih pencerahan yang sama sehingga kita punya satu visi dan persepsi tentang masalah ini," tuturnya.
Rektor Uviversita Pancasila, Wahono Sumaryono mengaku sangat senang atas kehadiran Kepala BNPT untuk memberikan pencerahan kepada 2.817 mahasiswa baru di kampusnya tentang radikalisme dan terorisme.
"Dengan penjelasan bapak Kepala BNPT tadi maka kita semua wajib mewaspadai. Tidak hanya bagi mahasiswa saja, tetapi juga civitas akademika. Karena radikalisme terorisme dan sebagainya itu bisa jadi sulit dideteksi kalau itu menjadi bagian dari ideologi," katanya.
Menurutnya, berbagai langkah-langkah yang telah dilakukan Kepala BNPT bersama jajarannya selama ini dinilainya sangat konstruktif dan itu sangat bermanfaat bagi dirinya dan Universitas Pancasila pada khususnya.
Beberapa pejabat negara tampak hadir dalam acara yang mengambil tema besar 'Membangun Kecerdasan Intelektual Berdasarkan Iptek dan Karakter Generasi Milenial Berlandaskan Nilai-Nilai Luhur Pancasila dalam Rangka Berkontribusi kepada Masyarakat, Bangsa dan Negara'. Di antaranya adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar.
Baca juga:
Mahasiswa baru rentan terpapar radikalisme
Kepala BNPT sebut mahasiswa baru rentan terpapar paham radikalisme
Sebelum dicopot, kepsek TK muridnya pawai bercadar sudah diperingatkan Mendikbud
Ketum PGI keluhkan pelanggaran HAM hingga radikalisme ke Jokowi
Depan mahasiswa, kepala BNPT beri tips hindari pengaruh paham radikal
Apresiasi pemecatan kepsek TK pawai bercadar, KPAI minta kegiatan sekolah dideteksi