Kepala BNPT: Jangan marginalkan mantan teroris
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menjelaskan langkah-langkah pencegahan terorisme yang telah dilakukan. Menurutnya, penindakan tidak akan menyelesaikan masalah tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menjelaskan langkah-langkah pencegahan terorisme yang telah dilakukan. Menurutnya, penindakan tidak akan menyelesaikan masalah tersebut.
"Ini tanggung jawab kita sebagai bangsa Indonesia. Masih ada 600 lebih narapidana terorisme," tuturnya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/11).
Dia menyayangkan ribut soal teroris hanya saat ada bom. Padahal, lanjutnya, perlu dipikirkan langkah setelah para napi teroris ini menjalani hukuman. Jangan sampai mereka ini kembali ke 'habibat' asalnya.
"Intinya, jangan marginalkan mantan teroris. Kalau dimarjinalkan mereka pasti kembali ke kelompoknya lagi," ungkap mantan Kabareskrim ini.
Salah satu program dijalankan dengan membangun boarding school (TPA) di Deliserdang, Sumatera Utara. Menurut Suhardi, awalnya 40 anak didik di pondok pesantren yang dipimpin mantan teroris, Khairul Ghazali masih takut dengan pendekatan ala BNPT. Namun sekarang mereka sudah mengibarkan bendera Merah Putih saat peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2017 lalu.
Begitu juga di Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin mantan teroris lainnya, Ali Fauzi di Tenggulun, Lamongan. Disitu ada 100 anak mantan teroris dan 38 mantan napi teroris. "Mereka bulat telah kembali ke NKRI," tuturnya.
Selain itu, Suhardi juga menyoroti berita-berita terorisme yang dampaknya sangat besar di masyarakat. "Ini harus dihitung dengan baik-baik. Silakan beritakan masalah terorisme dan radikalisme, tapi harus secara proporsional yang mendidik sehingga masyarakat mempunyai ketahanan dalam menghadapi imbas dari kejadian itu," jelasnya.
Karena itu, ia berharap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bisa berperan secara maksimal terhadap seluruh aspek penyiaran agar bisa memberi pembelajaran pada masyarakat.
"Carikan bagaimana metode dan caranya supaya penyiaran itu mempunyai kontribusi pada kebaikan bangsa dan negara dan pendidikan kepada masyarakat," tandasnya.