Kepala BNPT Minta Ribut-ribut Soal Perbedaan Dihentikan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengatakan, budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sangat majemuk dan beragam. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dan juga budaya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengatakan, budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sangat majemuk dan beragam. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dan juga budaya.
"Dengan suku, bahasa dan budaya kita yang beragam seharusnya masalah intoleransi ini sudah selesai," kata Suhardi dalam keterangan tertulis, Minggu (15/12).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Mengapa Museum BNPT dibangun? Museum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
-
Siapa yang mengatakan bahwa BNPT berperan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045? Atas pencapaian BNPT itu, pendiri ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian menyebut BNPT berperan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
-
Apa tujuan dibangunnya Museum BNPT? Nantinya, museum yang terletak di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
Menurutnya, dengan bermacam perbedaan yang dimiliki bangsa ada upaya untuk menciptakan intoleransi dan radikalisme negatif yang semakin menguat. Karena itu, dia mendorong agar anak bangsa setop meributkan perbedaan agar bisa berkompetisi dengan negara lain di seluruh dunia.
"Kalau kita sibuk dengan masalah itu (perbedaan) saja dan tidak bisa diselesaikan dengan baik, akan sulit kita untuk berkompetisi," tuturnya.
Suhardi mengatakan dengan banyak dan kuatnya komunitas seniman maupun budayawan yang dimiliki Indonesia penyebaran pentingnya hidup dalam keberagaman harus terus dilakukan. Tujuannya, agar setiap anak bangsa bisa sama-sama menjaga persatuan.
Oleh karenanya, mantan Kabareskrim Polri ini, menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan para budayawan dalam rangka menguatkan kembali semangat kebangsaan.
"Jadi saya sharing mengenai masalah intoleransi dan radikalisme yang terjadi di Indonesia dan bagaimana cara pengentasannya," tandasnya.
Suhardi menghadiri acara dialog kebangsaan dengan tema 'Intoleransi dan Radikalisme dalam Perspektif Kebudayaan' yang dihadiri puluhan seniman dan budayawan. Hadir dalam acara tersebut Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Barat, H Asep Syaripudin, mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 1988-1993, Sarwono Kusumaatmadja.
Baca juga:
Empat Kriteria Orang Terpapar Radikalisme
Kementerian Agama Temukan Dua Pesantren Berpotensi Terpapar Radikalisme
Menag Fachrul Razi Belum Tahu Jumlah Penceramah untuk Tekan Radikalisme
Kursi Empuk Jabatan Para Jenderal Polisi di Era Jokowi
Komisi III Cecar BNPT soal Insiden Penusukan Wiranto di Pandeglang
Agar Tak Gaduh, Kepala BNPT Ogah Rilis Data Instansi Terpapar Radikalisme