Kepala BNPT waspadai kembalinya WNI anggota ISIS ke tanah air
Kekalahan pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Mosul membuat Pemerintah Indonesia waspada. Yang perlu dikhawatirkan adalah kembalinya ratusan kombatan asal Indonesia ke tanah air jika pasukan ISIS semakin terpojok dan mengalami kekalahan.
Kekalahan pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Mosul membuat Pemerintah Indonesia waspada. Yang perlu dikhawatirkan adalah kembalinya ratusan kombatan asal Indonesia ke tanah air jika pasukan ISIS semakin terpojok dan mengalami kekalahan.
"Sewaktu BIN masih dipimpin Pak Sutiyoso, beliau sudah mengingatkan kepada kita, 'pak pengikut ISIS telah diperintahkan, kalau tidak bisa berjuang di Timur Tengah, maka silakan untuk melakukan amaliyah di negaranya masing-masing'. Ini yang kita perlu waspadai," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius di Sukoharjo, Jumat (21/10).
Suhardi mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu perkembangan. Terlebih lanjutnya, siapa pun bisa menjadi sasaran, jika nantinya mereka melakukan amaliyah setibanya di negara masing-masing.
"Bisa saja menyasar pada target-target asing milik negara-negara yang bergabung dalam koalisi yang memusuhinya," tuturnya.
Suhardi menjelaskan, saat ini perwakilan Indonesia di berbagai negara di Timur Tengah, terus melakukan monitoring terkait perkembangan situasi mutakhir. Tim monitoring ini, kata Suhardi, juga mengantisipasi tentang kemungkinan eksodus para pendukung ISIS untuk kembali ke negara masing-masing, termasuk Indonesia.
"Harus terus dipantau dan diwaspadai saat mereka pulang ke Indonesia. Semua pintu perbatasan resmi dan tidak resmi yang bisa dijadikan akses masuknya orang akan kita pantau dan dideteksi," tegasnya.
Selain itu, kata Suhardi, berkembangnya paham radikal di dunia maya juga perlu diwaspadai. Anak-anak muda yang mengakses informasi-informasi radikal berpeluang besar terpengaruh, seperti aksi di Tangerang kemarin. Ini merupakan kali ketiga setelah teror Mapolresta Solo dan penyerangan pendeta di sebuah gereja di Medan.
"Kami di BNPT juga memiliki divisi yang khusus menangani radikalisme di dunia maya, divisi ini bertugas untuk memberikan kontra narasi terhadap konten-konten radikal yang sangat meresahkan," terangnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut, jumlah warga Indonesia yang pergi ke Suriah semakin sulit dilacak. Mereka pergi menggunakan jalur yang mengecoh. Saat ini hampir 500 warga Indonesia bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.