Keributan di RSUD Arifin Ahmad akibat Kesalahan Pegawai, Gubernur Riau Siapkan Sanksi
Gubernur Riau Syamsuar langsung merespons keributan di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, Sabtu (29/10) malam lalu. Dia menegaskan, pegawai yang terbukti bersalah akan dijatuhi sanksi.
Gubernur Riau Syamsuar langsung merespons keributan di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, Sabtu (29/10) malam lalu. Dia menegaskan, pegawai yang terbukti bersalah akan dijatuhi sanksi.
Keributan terjadi saat keluarga pasien Hironimus Patut Pahur yang berobat di RSUD Arifin Achmad milik Pemprov Riau mengamuk lantaran pelayanan lambat. Kemarahan pasien memuncak setelah petugas rumah sakit berdalih tidak memiliki stok alat untuk pengecekan darah sebelum transfusi atau reagen.
-
Apa yang terjadi pada gadis di rumah sakit itu? Seorang perempuan berusia 34 tahun di China - yang dibawa ke rumah sakit jiwa ketika berusia 20 tahun - tetap dikurung selama 14 tahun setelah dia sembuh karena keluarganya menolak membebaskannya.
-
Bagaimana cara rumah sakit memindahkan pasiennya? Pihak rumah sakit akhirnya terpaksa memindahkan pasiennya termasuk mereka yang sedang dirawat di ICU, bayi-bayi di inkubator ke fasilitas lain karena mereka takut terjadi pertumpahan darah di sekitar rumah sakit.
-
Siapa pemilik rumah di depan kuburan viral? Kebenaran tentang kuburan itu yang berada persis di depan rumah Abdel, diungkap oleh Ketua RT 03.
-
Di mana rumah sakit yang diperintahkan untuk dikosongkan berada? Pasukan penjajah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru pada Senin di wilayah Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan, Palestina, pada Senin.
-
Siapa yang sedang dirawat di rumah sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Kapan Nia Ramadhani menjaga ibundanya di rumah sakit? Pagi ini ibunda Nia menjalani perawatan atas sakitnya.
Syamsuar mengatakan pihaknya akan mengevaluasi petugas rumah sakit yang mempersulit pelayanan keluarga pasien. Namun, dia akan melakukan pendalaman terlebih dahulu. Petugas yang melanggar aturan pasti diberi sanksi.
"Tentu akan kita tindak, bisa saja sampai pencopotan, turun pangkat atau turun dari segi jabatan. Tergantung dari segi kesalahannya," kata Syamsuar, seusai pimpin apel di RSUD Arifin Achmad, Senin (31/10) pagi.
Salah Anak Buah
Direktur RSUD Arifin Achmad Pekanbaru drg Wan Fajriatul Mamnunah. ©2022 Merdeka.com/Abdullah Sani
Sementara Direktur RSUD Arifin Achmad Pekanbaru drg Wan Fajriatul Mamnunah menyalahkan anak buahnya terkait protes keluarga pasien.
"Kejadian malam Minggu kemarin yang tak kami harapkan, kemarin itu sebenarnya kondisinya tidak sesuai dengan apa yang ada ya. Permasalahannya bukan reagennya (bahan kimia untuk transfusi darah) kosong, reagen ada tapi terbatas karena ada kendala distributor," kata Wan Fajriatul.
Wanita yang akrab disapa Ifat itu mengatakan, saat itu stok reagen ada namun terbatas. Pernyataannya berbanding terbalik dengan ucapan petugas yang bilang reagen kosong dan baru akan tiba hari Selasa atau Rabu besok.
"Kemarin ada bahasa 'reagen kosong', akan tetapi terbatas. Memang miss-nya (salah komunikasi) di petugas bank darah, mungkin pada saat menginformasikan tidak tepat," kata putri mantan Gubernur Riau, Wan Abu Bakar itu.
Ifat menyatakan anak buahnya tak menyampaikan reagen terbatas karena takut keluarga ada marah. Dia pun mengaku hanya mendapat laporan petugas soal keributan yang terjadi.
"Memang saat kejadian saya belum hadir. Karena dilaporkan ada ribut-ribut saya langsung hadir dan saya mendekati istri pasien, di situ mengeluhkan suaminya riwayat kanker. Memang kebutuhan darah tergantung dari PMI, tapi kemarin di PMI lagi kosong, sehingga diminta keluarga mencari pendonor," katanya.
Ifat menyalahkan anak buahnya karena tidak menanyakan ke bagian pengadaan. Selain itu, petugas juga tidak menyampaikan informasi dengan baik kepada pasien.
"Memang kondisi kemarin petugas kurang informatif atau menanyakan ke bagian pengadaan, sehingga dianggap reagen kosong, padahal stok masih ada. Itu yang buat istri pasien marah, karena capek cari darah, kemudian dihadapkan petugas yang cara menyampaikannya salah dan menyulut kemarahan keluarga," jelas Ifat.
Saat ditanya apakah akan mengevaluasi petugas yang dinilai bersalah, Wan tak memberikan kepastian. Dia hanya mengaku keributan malam itu adalah miss komunikasi antara keluarga pasien dan petugas bank darah.
Sebelumnya, keluarga pasien Hironimus Patut Pahur yang berobat di RSUD Arifin Achmad milik Pemprov Riau mengamuk lantaran pelayanan lambat, Sabtu (29/10) malam. Kemarahan pasien memuncak setelah petugas rumah sakit berdalih tidak memiliki stok bahan untuk pengecekan darah sebelum transfusi atau reagen.
Bahkan, kaca jendela rumah sakit pecah usai dipukul keluarga pasien. Sejumlah satpam langsung berdatangan menemui keluarga pasien yang mengamuk.
(mdk/yan)