Kericuhan soal vaksin palsu di RS Elisabeth berujung ke ranah hukum
Dirut RS Elisabeth melaporkan dugaan kasus penganiayaan karena mengaku dipukul dalam insiden tersebut.
Kericuhan yang terjadi di Rumah Sakit Elisabeth, Kota Bekasi, pada Sabtu (16/7) malam lalu, saat pertemuan antara keluarga pasien vaksin palsu dengan manajemen berujung ke ranah hukum. Direktur Utama RS Elisabeth, Antonius Yudianto melaporkan dugaan kasus penganiayaan karena mengaku dipukul dalam insiden tersebut.
Kapolresta Bekasi Kota, Kombes Heri Sumarji membenarkan laporan dugaan penganiayaan tersebut. Menurut dia, kasusnya kini tengah ditangani oleh penyidik Unit Keamanan Negara Satuan Reskrim Polresta Bekasi Kota.
"Kami baru akan meminta keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian," kata Heri kepada merdeka.com di Hotel Amarosa, usai menggelar pertemuan dengan unsur Muspida, Kota Bekasi, Senin (18/7).
Heri mengatakan, Antonius belum divisum. Pihaknya memastikan proses visum mendapatkan pendampingan dari penyidik kepolisian.
"Tidak mungkin dia melakukan visum sendiri, harus ada petunjuk dari penyidik," kata Heri.
Heri menambahkan, kericuhan yang terjadi dalam pertemuan antara keluarga pasien vaksin palsu dengan manajemen rumah sakit ketika itu dapat dikendalikan aparat kepolisian yang berjaga.
Dia membantah kabar kericuhan tersebut sampai menimbulkan kerugian materi seperti kaca pecah, meja kursi rusak, dan lain sebagainya.
"Kami tidak ingin kejadian serupa terulang lagi. Makanya kami menempatkan sejumlah personel di rumah sakit terindikasi menggunakan vaksin palsu," kata Heri.
Sebelumnya, pada Sabtu (16/7) malam lalu terjadi kericuhan ketika pertemuan antara keluarga pasien vaksin palsu dengan manajemen rumah sakit. Para keluarga tidak puas dengan jawaban Dirut rumah sakit, sehingga mereka mendatangi perwakilan rumah sakit di meja depan dan menggeberaknya.
Alhasil, untuk menghindari amukan massa, direktur terpaksa dievakuasi ke sebuah ruangan. Tak lama kemudian, dia kembali lagi menemui keluarga pasien kemudian membuat surat pernyataan mengenai vaksin palsu.
Baca juga:
Alasan dokter Indra turun tangan cari vaksin dari sales
IDI sebut kasus vaksin palsu bikin citra buruk profesi dokter
Keluarga yakin dr Indra korban produsen vaksin palsu
Dokter Indra klaim tak tahu kalau yang dipakai vaksin palsu
Kasus vaksin palsu, IDI sebut Kemenkes sudutkan profesi dokter
Komisi IX belum bisa putuskan soal pembentukan Panja vaksin palsu
Ahok akan tutup Apotek dan Rumah Sakit yang pakai vaksin palsu
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Di mana lokasi razia di Bekasi? Selanjutnya wilayah Kota Bekasi petugas akan disebar di Jl. Ahmad Yani; Jl. Sersan Aswan; Jl. IR. Juanda. Sedangkan untuk Kabupaten Bekasi ada di Tl. Lippo dan Pertigaan Hyundai; Tl. SGC; Tl. Perdana dan Tl. Telaga Asih.
-
Apa itu Bekasem? Bekasem terus dilestarikan selama bertahun-tahun, dan menjadi salah satu sajian menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Cirebon. Keraton di wilayah Cirebon, Jawa Barat, memiliki tradisi mengolah makanan secara tradisional yang hasilnya biasa disebut bekasem. Ini adalah olahan ikan yang diawetkan menggunakan media gentong.