Kesehatan terabaikan saat di laut, imigran Rohingya terserang gatal
Petugas kesehatan setempat berusaha mencegah penyakit itu meluas.
Para pengungsi Rohingya ditampung di Desa Blang Adoe, Kecamatan Kutamakmur, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, mulai terserang penyakit gatal. Petugas kesehatan setempat sedang berusaha menghentikan penyebaran penyakit itu.
"Agar penyakit gatal itu tidak meluas, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A) Aceh Utara memberikan penyuluhan kesehatan kepada para imigran Myanmar itu," kata staf Perlindungan Anak KP3A Aceh Utara, Raiyana Iswani, di Lhokseumawe, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (27/6).
Raiyana mengatakan, para pengungsi Rohingya lebih banyak mengidap penyakit scabies atau penyakit kulit disertai gatal-gatal. Maka dari itu, KP3A Aceh Utara terus melakukan penyuluhan kesehatan dan memberikan pendampingan kepada para pengungsi.
Menurut Raiyana, penyakit gatal-gatal itu disebabkan karena mereka sudah berbulan-bulan tidak mandi saat masih berada di kapal. Mereka juga tidak menjaga kesehatannya dengan baik, seperti membuang kotoran sembarangan dan lain sebagainya.
"Kita pernah mencoba berkomunikasi dengan beberapa orang etnis Rohingya. Menurut pengakuannya, saat masih berada di kapal mereka membuang air besar dan air kecil sembarangan, karena tidak ada pilihan lain," ucap Raiyana.
Raiyana menyatakan penyuluhan kesehatan diberikan supaya para pengungsi Rohingya bisa mengerti dan paham tentang pentingnya menjaga kesehatan. Begitu juga dalam menjaga lingkungan juga harus selalu bersih dan terbebas dari penyakit.
Selain memberikan penyuluhan kesehatan, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A) Aceh Utara mengawasi lima orang pengungsi Rohingya sedang hamil tua.
"Karena mereka masih sangat muda, maka harus diberikan perhatian lebih agar kondisi kandungannya tidak terganggu. Kami siap memberikan pendampingan bagi lima orang pengungsi Rohingya yang sedang hamil tua agar hak-haknya terpenuhi," lanjut Raiyana.