Ketemu keluarga korban AirAsia, Yuddy siap pecat aparat bersalah
"Karena saya turun di Bandara Juanda, tidak pantas kalau saya tidak mampir ke sini," kata Yuddy.
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (MenPAN) Yuddy Chrisnandy mengunjungi Crisis Centre Korban AirAsia QZ8501 di Mapolda Jawa Timur. Yuddy tiba pukul 10.00 WIB, langsung disambut oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anas Yusuf.
Sekitar 30 menit mereka berbincang, sebelum kemudian bersama-sama memasuki Posko Ruang Tunggu, menemui keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Pertemuan berlangsung secara tertutup dengan pengawalan ketat.
"Saya sedang kunjungan kerja ke Jawa Timur, memantau Badan Kepegawaian Nasional, Pengaduan Masyarakat dan lain sebagainya. Karena saya turun di Bandara Juanda, tidak pantas kalau saya tidak mampir ke sini," kata Yuddy berbasa-basi mengawali konferensi pers di Media Centre Polda Jawa Timur, Kamis (8/1/2015).
Atas nama pemerintah, pribadi dan juga Presiden Joko Widodo, Yuddy menyampaikan duka cita yang mendalam teriring doa pada korban dan harapan semoga keluarga bisa selalu bersabar menerima cobaan.
"Kami pemerintah akan terus semaksimal mungkin melakukan pencarian dengan seluruh daya upaya. Seperti yang Anda lihat sendiri 24 jam aparatur negara berusaha mencari pesawat dan mengidentifikasi korban," katanya.
Yuddy juga menyampaikan apresiasi kepada aparatur negara baik TNI, Polri, PMI, Basarnas, BMKG, Pemda Jatim maupun Kalteng, dokter rumah sakit, termasuk juga negara sahabat, Amerika Serikat, Australia, Singapura atas nama pemerintah memberikan ucapan terima kasih.
Selama dialog Yuddy mengaku mendapat curhatan dari para keluarga korban. Keluarga korban mengungkapkan perasaannya yang masih menunggu kepastian sanak keluarga mereka. Dirinya juga siap mengambil langkah atas permintaan keluarga tersebut.
"Mereka (keluarga) juga berharap MenPAN bertindak tegas, kepada pejabat yang memberi izin penerbangan yang ilegal," katanya.
"Saya selaku kolega Menteri Perhubungan mendukung langkah menghentikan seluruh penerbangan yang tanpa izin," sambungnya.
Yuddy juga menegaskan, langkah itu sekaligus menjadi titik tolak melakukan reformasi transportasi dan perhubungan. Penerbangan yang tanpa perizinan yang benar harus dihentikan.
"Adanya jual beli prime time jadwal penerbangan harus diusut tuntas, para pejabat-pejabat yang memanfaatkan kewenangannya juga harus dipecat jika terbukti bersalah," sambungnya.
Usai konferensi pers, MenPAN mengajak wartawan untuk berdoa bersama.
Baca juga:
'Black box kena air laut bisa karatan'
Balon pengangkat kapasitas 5 ton disiapkan angkat ekor AirAsia
Ini cara RS atasi jenazah korban AirAsia agar tak keluarkan bau
Mulai besok, 2 kapal Jepang tak lagi ikut cari AirAsia
Bila diizinkan KNKT, Basarnas akan angkat ekor AirAsia
Setelah ekor AirAsia ditemukan, ini rencana Basarnas
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.