Ketua Bappilu Gerindra Sulsel Tak Kenal 10 Anggota TNI yang Kepung Rumahnya
Harmansah mengaku tidak mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga rumahnya didatangi anggota TNI berseragam itu.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Gerindra Sulawesi Selatan Harmansah kembali mendatangi Denpom XIV/4 Hasanuddin, Kamis (4/9). Dia mengungkapkan setidaknya ada 10 anggota TNI AD yang mendatangi rumahnya di Perumahan Bumi Husada Blok DD Nomor 12, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Rabu (3/9) kemarin.
"Saya hanya menempuh jalur hukum saja, karena ini ada institusi yang lebih berwenang. Saya selaku korban merasa terancam dan keluarga saya merasa terintimidasi," ujarnya kepada wartawan di depan Kantor Denpom XIV/4 Makassar.
- Tegas, Begini Perintah Kasad Soal Anak Buah Teror Elite Gerindra Sulsel Diduga Buntut Pengancaman Anak Mentan
- Usai Bentrokan di Pelabuhan Sorong, TNI dan Polri Minta Maaf kepada Masyarakat
- Kelelahan hingga Pingsan dan Dilarikan ke Rumah Sakit, Anggota KPPS di Garut Meninggal
- Mengeluh Tubuh Lemas, Petugas Pemilu di Kediri Meninggal Usai Sempat Dirawat di Rumah Sakit
Harmansah mengatakan, kejadian itu menyebabkan kondisi psikis istri dan anaknya saat ini bermasalah. Karena itulah, mantan Caleg DPD RI ini melapor ke Denpom XIV/4 Makassar dan Polrestabes Makassar.
"Istri dan anak saya dalam kondisi psikisnya lagi bermasalah, ketakutan terus, sehingga kami harus menempuh upaya-upaya hukum dengan melakukan pelaporan di Denpom, karena ini adalah urusan institusi," tuturnya.
Harmansah mengaku tidak mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga rumahnya didatangi anggota TNI dan melakukan pengancaman. Apalagi, kata Harmansa, pengancam mengenakan seragam TNI.
"Saya juga tidak paham masalahnya apa. Oknum ini juga saya tidak kenal, motivasi dan tendensinya apa, sehingga melakukan hal-hal yang serupa di luar dari nalar saya sebagai penegak hukum," keluhnya.
"Bergerak di luar garis komando, memakai seragam, mengeluarkan senjata api yang bukan pada peruntukannya," imbuhnya.
Dia kembali mengaku tidak mengetahui apakah anggota TNI yang melakukan pengancaman di rumahnya memiliki hubungan dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atau tidak. Dia hanya mengetahui orang yang melakukan pengancaman di rumahnya mengenakan seragam.
"Saya enggak paham apakah anak Mentan atau apa. Yang saya pahami ini adalah oknum yang berseragam, sehingga harus diselesaikan oleh teman-teman Denpom," tegasnya.
Harmansah mengaku kedatangannya kembali ke Denpom XIV/4 Makassar untuk melengkapi pelaporan sebelumnya. Kemarin dia sudah melaporkan kejadian yang dialami keluarganya ke Denpom XIV/4 Makassar.
"Semalam saya sudah melakukan pelaporan. Hari ini saya melengkapi berita acara pemeriksaan kurang lebih satu jam setengah," bebernya.
Harmansah mengungkapkan pemeriksaan di Denpom XIV/4 Makassar terkait insiden pengancaman yang terjadi di rumahnya. Dia kembali menegaskan akibat kejadian tersebut mengalami kerugian dari sisi psikologi.
"Saya dalam keadaan tidak di rumah, anak saya ada di dalam rumah. Dua anak kecil yang begitu merasa sangat ketakutan sampai dengan aliran listrik rumah saya dimatikan. Ini tentu merugikan dari sisi psikologis saya sebagai seorang ayah," tuturnya.
Harmansah juga mengungkapkan fakta bahwa ada 10 anggota TNI yang datang ke rumahnya. Namun, yang terlihat di CCTV hanya lima orang.
"Katanya sekitar 10 orang. Jadi lima yang terlihat di CCTV, dan lima lainnya ada di ujung jalan," ungkapnya.
Harmansah mengungkapkan saat kejadian tersebut dirinya tidak berada di rumah, tetapi sedang di Rumah Makan 17 di Jalan Perintis Kemerdekaan. Dia mengetahui kejadian tersebut, setelah istrinya menghubunginya.
"Saya lagi makan di RM 17 Provinsi di (Jalan) Perintis. Kemudian mendapatkan kabar dari istri saya kalau rumah kami lagi dikepung oleh oknum TNI, sehingga saya bergegas langsung menuju Hotel Myko," tuturnya.
"Kenapa saya ke Hotel Myko, karena katanya oknum ini berteriak kalau mereka nginap di Hotel Myko. Tetapi setelah dari Hotel Myko, saya tidak menemukan oknum itu," imbuhnya.
Harmansah berharap Denpom XIV/4 Makassar bisa menindaklanjuti laporannya dan menindak tegas anggota TNI yang mendatangi rumahnya.
"Saya berharap bahwa ini bisa ditindaklanjuti secara tegas. Saya sebagai warga sipil yang sangat membutuhkan perlindungan dari orang-orang yang berwenang," ucapnya.