Ketua Dakwah MUI: Bersalawat tak menutup aurat mengurangi etika dan tak sopan
"Sebaiknya menggunakan metode dakwah yang lebih elegan dan tak melanggar etika beragama. Mari kita coba tirukan cara kita bersalawat kepada Rasulullah," tegas Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Muhammad Cholil Nafis.
Sosok KH Miftah Maulana Habibburahman atau Gus Miftah sedang ramai diperbincangkan. Dia berceramah di sebuah kelab malam.
Tak hanya menyampaikan tausiah, dia mengajak yang hadir di klub di kawasan Bali itu bersalawat dan bertakbir bersama. Dari sejumlah video yang beredar, saat itu tampak puluhan wanita bergaun merah sedikit terbuka seksama mendengarkan ceramah Gus Miftah. Mereka juga tak sungkan bersalawat dan mengumandangkan takbir mengikuti Gus Miftah yang berdiri di depan panggung kecil.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Siapa yang marah di video viral? Viral Istri Ngamuk Lihat Suaminya Naik ke Panggung Mau Nyanyi Sama Biduan, Dipukul lalu Didorong Suruh Turun Tidak semua orang suka melihat pasangannya tampil di panggung bernyanyi bareng penyanyi. Ada sebagian langsung emosi hingga melabrak ke panggung. Seperti seorang istri yang baru-baru ini viral di media sosial. Dia murka melihat suaminya naik ke panggung dangdut.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
Caranya berdakwah kemudian menuai pro dan kontra. Ada yang mendukung, namun tak sedikit yang menilai kurang tepat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan pandangannya. Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Muhammad Cholil Nafis, menyebut melafalkan salawat adalah suatu kebaikan dan bernilai ibadah. Sehingga, katanya, kuranglah etis jika saat bersalawat kita tidak menutup aurat dengan benar.
"Apakah etis kita bersalawat, beribadah sedangkan kita dalam keadaan tidak menutup aurat. Apalagi terkesan buka-bukaan," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (13/9).
"Memang ini tidak sampai murtad dan keluar dari Islam, tapi bersalawat dalam kondisi yang tidak sopan secara ibadah tidak menutup aurat, di tempat yang tak layak itu mengurangi etika dan sopan santun bersalawat kepada Rasulullah," sambung dia.
Cholis menceritakan bagaimana kemuliaan bersalawat. Dia beharap, cara-cara bersalawat kepada Rasulullah, dilakukan seusai dengan yang baik dan benar.
"Membaca salawat, mengerti dapat pahala, tidak mengerti pun dapat pahala. Dan Allah mengkhususkan salawat itu dengan mencantumkan dirinya juga bersalawat kepada Rasulullah. Dan saat Allah bersalawat, itu juga mencantumkan tata cara sopan menyebutnya. Ya Nabi Allah, tidak disebut namanya langsung Muhammad, tidak. Itu dari sisi bersalawat," jelas Cholil.
Terkait cara bersalawat yang dilakukan Gus Miftah di sebuah klub malam di Bali, dia menyaranakan menjadi sangat baik bila dilakukan dengan cara-cara yang tidak melanggar etika agama
"Sebaiknya menggunakan metode dakwah yang lebih elegan dan tak melanggar etika beragama. Mari kita coba tirukan cara kita bersalawat kepada Rasulullah," tegas Cholil.
Terpisah, ditemui di Pondok Pesantren Ora Aji, Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Gus Miftah mengaku berceramah di tempat hiburan malam bukan hal baru.
"Sudah delapan tahun ini (memberikan ceramah di Boshe Bali). Setiap tahun selalu ceramah di Boshe Bali. Pas acara ulang tahun atau acara lainnya. Selonggar waktunya tapi rutin mengisi di sana," ujar lelaki berusia 37 tahun ini, Rabu (12/9).
Gus Miftah menerangkan, selain di Bali, beberapa kelab malam di berbagai daerah juga pernah menjadi tempatnya berceramah. Bahkan di Yogyakarta, Gus Miftah sudah sejak belasan tahun yang lalu rutin menggelar ceramah dan selawatan di tempat hiburan malam.
"Di Boshe Yogyakarta, rutin saya isi (ceramah). Dua pekan sekali saya isi biasanya. Kelab dan kafe lain di Yogyakarta juga rutin saya pakai ceramah. Sudah sejak 12-13 tahun yang lalu saya lakukan," ungkap Gus Miftah.
Baca juga:
Penjelasan manajemen soal kegiatan salawat dan takbir bersama di dalam diskotek
Viral ustaz ajak pengunjung diskotek salawat dan takbir bersama
Selain berdakwah, Gus Miftah juga biasa salat berjemaah di kelab malam
Gus Miftah sudah belasan tahun ceramah di kelab malam dan lokalisasi