Ketua Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Jaga Imun Selama Libur Panjang, Harus Gembira
Tak hanya kasus aktif, kabar gembira juga datang dari persentase kesembuhan Covid-19. Doni menyebut, persentase kesembuhan Covid-19 di Tanah Air mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengingatkan masyarakat tetap menjaga imun selama libur panjang di akhir Oktober nanti. Libur panjang kali ini dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Cuti kali ini jangan sampai menimbulkan masalah baru (pada kasus Covid-19)," tegasnya dalam Talk Show Potensi Penyebaran Covid-19 Ketika Libur Panjang yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu (21/10).
-
Siapa Doni Monardo? Doni Monardo adalah sosok perwira tinggi TNI yang lahir pada tanggal 7 Januari 1960. Ia merupakan sosok yang memiliki pengalaman yang luas dalam bidang penanggulangan bencana dan penanganan krisis.
-
Kapan Doni Monardo meninggal? Doni Monardo meninggal pada Minggu, (3/12) pukul 17.35 WIB.
-
Apa jabatan terakhir Doni Monardo? Jabatan terakhir jenderal Doni adalah Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi.
-
Mengapa Doni Monardo diberi penghargaan oleh Presiden Jokowi? Atas kegigihannya menangani Covid, Jokowi memberikan penghargaan kepada Doni pada Maret 2023.
-
Kenapa Donita malas mandi? Donita males mandi, soalnya kulitnya sensitif banget sama air dingin. Kalau dia mandi pake air dingin, kulitnya bisa kebiru-biruan. Makanya, dia harus mandi pake air hangat dan luluran.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
"Istirahat yang cukup, makan yang bergizi, tidak boleh panik, harus gembira dan juga minum vitamin," sambungnya.
Ia memaparkan kasus aktif Covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan penurunan dalam satu bulan terakhir. Yakni, sejak 20 September hingga 21 Oktober 2020, kasus aktif Covid-19 menurun sebanyak 6,79 persen.
"Kasus aktif pada periode 20 September sampai 21 Oktober mengalami penurunan luar biasa. Sementara di tingkat global kasus aktifnya bukan menurun malah meningkat," tuturnya.
Tak hanya kasus aktif, kabar gembira juga datang dari persentase kesembuhan Covid-19. Doni menyebut, persentase kesembuhan Covid-19 di Tanah Air mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
"Posisi tanggal 20 September (angka kesembuhan) berada pada 72,5 persen dan 20 Oktober berada pada angka 79,63 persen. Jadi ada peningkatan 7 persen lebih yang sembuh," sambungnya.
Hingga hari ini, jumlah pasien sembuh dari Covid-19 sudah menembus 297.509 orang. Menurut Doni, meningkat tajamnya pasien sembuh dari Covid-19 karena kerja keras tenaga kesehatan di rumah sakit.
"Ini harus kita berikan apresiasi luar biasa terutama pada dokter yang telah bekerja keras, kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang telah membanting tulang, mengabdikan seluruh waktu dan tenaga, bahkan jiwa raganya untuk pasien di rumah sakit," katanya.
Selain tenaga kesehatan, meningkatnya angka pasien sembuh dari Covid-19 berkat kerja keras Presiden Jokowi, para menteri Kabinet Indonesia Maju hingga kepala daerah.
Meski pasien sembuh dari Covid-19 terus meningkat, Doni mengingatkan semua pihak untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap virus asal Cina itu. Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan saat keluar dari rumah.
"Kita tidak boleh lengah, tidak boleh kehilangan kewaspadaan. Kehilangan kewaspadaan akan dapat dengan cepat membalikkan keadaan dari semua terkendali menjadi tidak terkendali," tutupnya.
Ia kembali mengingatkan jangan sampai libur panjang kali ini menyebabkan kasus Covid-19 meningkat tajam seperti bulan lalu.
Akibatnya, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sempat menipis. Tenaga kesehatan di rumah sakit juga banyak yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 dari pasien.
"Kenapa demikian, setelah kembali dari libur panjang Agustus lalu kita mengalami hal mengkhawatirkan. Kami mencatat, mohon maaf, angka kematian dokter pada periode akhir Juli dan Agustus serta September itu termasuk tertinggi selama 7 bulan terakhir," ungkapnya.
"Jadi artinya apa? ketika kasus-kasus positif meningkat, pasien di rumah sakit bertambah, maka secara paralel data yang kami terima angka kematian dokter pun bertambah," sambungnya.
Untuk mencegah hal serupa terjadi, kata Doni, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk mengawasi pergerakan masyarakat. Masyarakat juga diminta untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan selama menikmati liburan panjang.
"Bapak Presiden wanti-wanti benar, mengingatkan, beliau sangat khawatir apabila libur panjang ini tidak disiapkan dengan baik maka kasus positif kemungkinan besar pasti akan meningkat," pungkasnya.
Baca juga:
Satgas: Kasus Aktif Covid-19 Menurun Luar Biasa
Ketua Satgas Covid-19: Cuti Kali Ini Jangan Sampai Timbulkan Masalah Baru
Menko Luhut: Saya Sangat Khawatir Ada Libur Panjang Minggu Depan
Kiat Liburan Sehat di Tengah Pandemi
VIDEO: Alasan Vaksin Corona Hanya untuk Usia 18-59 Tahun