Khofifah imbau masyarakat tak terpancing bom di Kampung Melayu
Menurut Ketum PP Muslimat NU ini, bom di Jakarta pada Rabu malam itu adalah tindakan yang sengaja ingin memancing respons masyarakat. Sehingga peristiwa ini menjadi viral dan dianggap sukses. "Makanya jangan terpancing," tegas dia lagi.
Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing dengan adanya bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5) malam. Khofifah menilai, adanya bom tersebut bertujuan agar Indonesia tidak jadi negara yang damai.
"Di Jakarta ada lagi bom, jangan terpancing dan jangan memancing-mancing (hal-hal yang makin membuat gaduh)," kata Khofifah ditemui di Surabaya usai menghadiri Harlah ke 21 Ponpes Syaikh Abdul Qodir al Jailani, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Kamis (25/5).
Menurut Ketum PP Muslimat NU ini, bom di Jakarta pada Rabu malam itu adalah tindakan yang sengaja ingin memancing respons masyarakat. Sehingga peristiwa ini menjadi viral dan dianggap sukses. "Makanya jangan terpancing," tegas dia lagi.
Mensos yang dikabarkan akan kembali maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Timur untuk kali ketiga di 2018 itu juga menyebut ada kelompok tertentu yang tidak menginginkan Indonesia tenang dan damai. Termasuk keinginan kelompok tertentu yang ingin mengganti Pancasila dengan sistem khilafah.
"Apa yang sebetulnya mereka inginkan? Sepertinya ada yang tidak ingin kalau negara ini aman," katanya penuh tanya.
Lalu kemudian, masih kata dia, ada anak-anak mengaku trahnya NU. "Trahnya NU ya. Lalu ingin mengubah dasar negara, ingin mengubah bentuk negara, ingin mengubah sistem pemerintahan ini, tolong diingatkan. Inilah tugas kita. Ini PR kita bersama," jelasnya.
Menurut Khofifah, ada indikasi kelompok yang tidak ingin Indonesia damai, selain bom Jakarta. Beredarnya buku bimbingan dan konseling untuk SMP dan MTS di Yogyakarta juga dianggapnya sebagai upaya membuat Indonesia gaduh.
"Ini juga memancing namanya, seperti yang saya katakan tadi. Dan ini perlu diselidiki. Bukan hanya dinas pendidikan, tapi juga aparat kepolisian juga harus menyelidiki. Itu apa maksudnya penulis buku dengan mempleset-plesetkan," kata Khofifah.
"Ini PR kita bersama. Mudah-mudahan kita bisa kuatkan muhasabah kita. Tonggak-tonggak penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah pesantren-pesantren yang dikomandani kiai-kiai Nahdlatul Ulama," tandasnya.
Baca juga:
Polisi dalami temuan struk pembelian panci pelaku bom Kampung Melayu
Tiba di rumah duka, jenazah Briptu Imam disalatkan di Masjid Jami
AS terduga pelaku bom sudah 3 bulan ngontrak di Garut jadi penjahit
Karangan bunga Ibunda Jokowi hiasi rumah duka Briptu Imam di Klaten
Tiga korban bom bunuh diri dipindah ke RS Polri dari RS Premier
Kerabat sebut Briptu Imam Gilang akan tunangan usai lebaran
Polisi akan dalami keterkaitan bom Kampung Melayu & ancaman NET TV
-
Di mana tempat terdingin di Bumi berada? Tempat Terdingin di Muka Bumi Secara umum, suhu rata-rata Bumi bervariasi mulai dari minus 25 derajat Celcius sampai 45 derajat Celcius. Sebagai perbandingan, suhu di siang hari di Merkurius bisa mencapai 430 derajat Celcius, sedangkan pada malam hari merosot menjadi minus 180 derajat Celcius. Suhu di tempat ini bisa mencapai minus 98 derajat Celcius.
-
Kenapa Wa Kepoh begitu digemari pendengar? Kehadirannya selalu ditunggu para pendengar, karena gaya mendongeng yang disampaikan unik. Wa Kepoh bahkan bisa menirukan banyak suara tokoh dan membuat suasana cerita jadi hidup meski hanya mengandalkan audio.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Kapan warga Kampung Adat Lebak Bitung menumbuk padi? Menariknya, padi yang ditumbuk adalah yang disimpan di leuit berusia empat sampai enam tahun dan masih sangat baik untuk dikonsumsi.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri melakukan aksinya di taman? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak.
-
Siapa penemu Borondong Ibun? Asal usul Borondong Ibun Borondong Ibun sebenarnya sudah populer sejak tahun 1960-an. Ketika itu Mak Erah mencoba membuat makanan dari hasil padi ketan dan gula aren yang jadi komoditas andalan Kecamatan Ibun. Dari hasil pembuatannya itu, Borondong Ibun dikenalkan ke warga dan banyak disukai. Mak Erah lantas membuatnya secara massal di rumah dan mengajarkan resep pembuatannya ke warga sekitar.