Kisah Agus Yusuf, Difabel Naik Haji dari Upah Melukis
Agus Yusuf (56) berkeinginan menunaikan ibadah haji sejak lama. Meski tubuhnya tidak sempurna, tekadnya yang kuat untuk melaksanakan rukun Islam kelima, telah membawanya ke Tanah Suci.
Agus Yusuf (56) berkeinginan menunaikan ibadah haji sejak lama. Meski tubuhnya tidak sempurna, tekadnya yang kuat untuk melaksanakan rukun Islam kelima, telah membawanya ke Tanah Suci.
Yusuf terlahir dengan kondisi kedua tangan hanya ada bagian lengan atas. Bagian kaki kanannya pun hanya separuh. Mobilitasnya kini mengandalkan kursi roda.
-
Mengapa jumlah jemaah haji yang meninggal tahun 2023 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya? Jumlah jemaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo menyebutkan jumlah jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meninggal dunia dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.
-
Kapan jemaah haji melempar jumrah? Prosesi ini dilakukan pada hari-hari tertentu dalam perjalanan haji.
-
Kapan jemaah haji tersebut diberangkatkan? Tapi, tadi dia sudah diberangkatkan bersama dengan jemaah haji Kloter 11 asal Maluku Utara,"
-
Siapa yang berangkat haji? Rezky Aditya merasa sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada dirinya dan istrinya, Citra Kirana, untuk dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
-
Apa itu haji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
Saat ditemui tim Media Center Haji, Jumat (2/6), Agus sedang bersiap menuju Masjid Nabawi untuk melaksanakan salat Jumat. Sang istri, Sri Rohmatiah (46) mendorong Yusuf. Keduanya, berangkat dari embarkasi Surabaya, kloter 15 rombongan 10.
Bersama istrinya, Yusuf mendaftar haji awal 2011 dan sesuai perkiraan, keduanya berangkat tahun ini. "Alhamdulillah, terbukti tahun 2023 nama saya ada pada nomor paling bawah dan bisa berangkat," tutur Yusuf.
Meski satu hotel, Yusuf dan Sri ditempatkan di lantai yang berbeda. Yusuf di lantai 7, dan istrinya di lantai 10. Ibadah salat arbain dijalaninya tanpa kendala. Yusuf mengaku pasrah dan berusaha maksimal menjalankan berbagai rangkaian ibadah selama di Madinah.
"Saya sudah pasrah kepada Yang Maha Kuasa, sudah memiliki tekad bulat menjadi tamu Allah, bisanya ya berserah kepada Yang Kuasa. Wudu dan lainnya dibantu istri. Kalau ke masjid, pakai kursi roda," kata bapak dua anak yang mahir menyetir mobil ini.
Yusuf mengaku sebelumnya beraktivitas mandiri. Dia baru memakai kursi roda sejak 2020, karena penyakit radang sendi yang muncul akibat pengapuran tulang.
Dengan anggota tubuh yang tidak sempurna, Yusuf ternyata memiliki bakat istimewa. Dia gemar melukis dengan menggunakan mulut dan kaki sejak kelas 2 sekolah dasar (SD). Hobinya itu membawanya jadi juara di berbagai perlombaan melukis sampai akhirnya berhasil masuk sebagai anggota Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA).
"Proses sejak saya mendaftar dan mengumpulkan seluruh persyaratan seperti keterangan dokter dan menyerahkan enam lukisan asli, butuh waktu sembilan bulan. Tepat 9 September 1989 saya dipanggil AMFPA perwakilan di Jakarta untuk pembuktian," kata Yusuf.
Menjadi calon anggota AMFPA, karyanya dikirimkan untuk menjadi hak mereka, dan dirinya mulai mendapatkan upah.
"Untuk mendaftar haji, uang dari melukis saya buat pos-pos. Pos untuk naik haji, pos untuk biaya hidup sehari-hari, dan lain-lain," kata Yusuf.
Selama di Madinah, Yusuf dan istri selalu berdoa agar menjadi haji mabrur, serta anak dan penerusnya menjadi anak yang soleh solehah.
"Haji adalah ibadah istimewa, saya sudah dikasih kenikmatan dari Allah begitu banyak. Di dunia banyak dosa, usia mulai tua, maka harus meminta ampunan agar mendapatkan kenikmatan di akhirat," kata Yusuf.
Terkait profesinya, Yusuf juga berharap bisa menghasilkan karya yang berbobot dengan melakukan ikhtiar selalu belajar dan mengambil kursus ke sejumlah kampus di antaranya UNS dan IKIP Surabaya.
"Di AMFPA ada beberapa jenjang keanggotaan mulai dari calon, anggota, dan full member. Sekarang masih anggota, inginnya ke depan jadi full member yang keanggotaannya terbatas hanya 40 orang," kata Yusuf sembari menceritakan dengan menjadi full member memiliki benefit jauh lebih banyak.
Bahkan meskipun saat ini masih dalam tingkatan sebagai anggota, Agus Yusuf tidak hanya mendapatkan upah, tetapi mendapatkan jaminan saat sakit, meskipun tidak bisa mengirimkan karya atau lukisan.
"Dari Madiun hanya saya dan hanya tujuh sampai delapan orang se-Indonesia yang menjadi anggota asosiasi (AMFPA, red.). Saya mengirimkan 10 sampe 12 lukisan dalam setahun ke asosiasi," kata Yusuf yang telah memiliki 800-an karya/lukisan.
Lukisan yang dihasilkan Yusuf mayoritas beraliran naturalisme yang mengangkat tema keindahan pemandangan alam dan beraliran realisme yang menampilkan kehidupan nyata sehari-hari.
Sri Rohmatiah mengaku senang bisa mendampingi dan berhaji bersama suaminya, apalagi petugas dan fasilitas sangat ramah lansia termasuk suaminya yang disabilitas.
Ia mengaku terbantu karena hotelnya ramah lansia ada lift sampai lantai dasar, petugas haji sigap membantu, dan sesama jemaah juga saling peduli.
©Media Center Haji 2023
"Banyak yang ingin mendorong kursi roda suami saya, tapi bagi saya itu bagian ibadah. Jadi kalau mereka yang mendorong, terus saya dapat apa," ujarnya sambil tersenyum.
Sri Rohmatiah mengaku dengan senang hati menyiapkan makan, memandikan, sampai memakaikan baju suami, apalagi semuanya dilakukan di Tanah Suci.
"Manusiawi kalau capek, tetapi saya buat senang karena semuanya diniatkan ibadah. Apalagi janji Allah, semuanya ada imbalannya (pahala)," katanya.
Sri Rohmatiah mengatakan suaminya belum termasuk lanjut usia (lansia), hanya karena keterbatasan fisik, suaminya juga membutuhkan perhatian, bantuan dari dirinya, dan semua pihak memahami hal tersebut.
"Saat saya harus ke kamar suami memandikan dan memakaikan baju, jemaah yang lain mempersilakan. Meskipun lantai kami berbeda tiga lantai juga tidak masalah," ujarnya.
Mustaqim Basyari, pembimbing KBIH Multazam Madiun mengakui Agus Yusuf merupakan salah satu jemaah yang ia dampingi selain para lansia lainnya dan dirinya selalu mengingatkan jemaah lainnya agar saling tolong menolong.
"Selalu saya ingatkan yang muda menolong yang tua, karena bisa jadi bukan karena ibadah shalat atau yang lainnya, tetapi karena menolong orang lain penyebab haji kita mabrur," kata Mustaqim.
(mdk/bal)