Kisah Penginjil Jadi Mualaf di Mojokerto karena Takut Mati, Ujungnya Justru Ditinggal Anak Istri
Niatnya jadi mualaf sempat terombang-ambing karena ia ditipu oknum ustaz
Niatnya jadi mualaf sempat terombang-ambing karena ia ditipu oknum ustaz.
Kisah Penginjil Jadi Mualaf di Mojokerto karena Takut Mati, Ujungnya Justru Ditinggal Anak Istri
Hanny Kristanto dulunya adalah seorang penginjil. Ia mendalami bibel dan mengaku justru mendapatkan hidayah untuk masuk Islam. Prosesnya menjadi mualaf tak berjalan mulus, ia justru ditipu oknum ustaz dan kehilangan uang Rp80 juta.
Ditinggalkan Anak Istri
Hidayah untuk menjadi mualaf didapatkan Hanny saat ia bersama anak istrinya tinggal di Samarinda, Kalimantan Timur. Keinginan Hanny menjadi mualaf ternyata tidak disambut hangat oleh sang istri.
"Dulu saya beli buku-buku Iqra, saya sobek-sobek lalu saya tempel di kaca kamar. Saya belajar salat. Akhirnya ketahuan istri dan dia pergi," ungkap pria yang akrab disapa Koh Hanny ini, dikutip dari YouTube PecahTelur, Jumat (5/4/2024).
"Ustaz ini bilang nanti momen syahadat Koh Hanny dibuat besar-besaran. Koh Hanny kan kenalannya para pejabat," ujar Hanny menirukan oknum ustaz yang menipu dirinya belasan tahun silam di Samarinda.
Ustaz itu menghilang setelah meminta Hanny menyerahkan uang Rp80 juta yang sejatinya akan digunakan menyelenggarakan acara besar pembacaan syahadat pertamanya sebagai mualaf. Kisah Inspiratif Mualaf
Takut Mati
Beberapa saat usai cobaan-cobaan berat tersebut, Hanny kembali mantap ingin jadi mualaf. Ia akhirnya membaca syahadat pertamanya pada tahun 2013 di Mojokerto, Jawa Timur.
"Alasan masuk Islam karena takut mati," ujarnya.
Kehidupan sebagai Mualaf
Sebagai sosok pembelajar, Hanny berupaya terus mendalami ajaran Islam. Ia juga bergabung dengan komunitas mualaf dan menginisiasi yayasan Mualaf Center Indonesia (MCI). Melalui yayasan ini, ia dan kawan-kawannya membantu sesama mualaf yang membutuhkan bantuan.
Hanny kemudian juga menginisiasi Ikhlaas Foundation. Melalui yayasan ini, Hanny ingin membantu lebih banyak orang, terutama kaum Muslim yang sedang kesusahan. Saat ini, Ikhlaas Foundation memiliki sembilan mobil ambulans gratis untuk masyarakat.
"Ikhlaas itu nama anak pertama saya yang meninggal karena kanker. Saya pengen punya ambulans karena dulu saat anak saya sakit susah harus naik taksi, muntah darah di taksi. Di jalan menuju rumah sakit taksi kena macet," imbuh Koh Hanny, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Bangun Masjid
Sejak jadi mualaf, Hanny punya cita-cita ingin membangun masjid. Ia membeli lahan bekas gereja di Kabupaten Klaten lalu mengalihfungsikannya menjadi Masjid Isa Al-Masih.
Selain Masjid Isa Al-Masih, Hanny dengan dukungan pasangan ayah dan anak kenalannya mendirikan Masjid Ash Shiddiq di Cikeas, Kabupaten Bogor. Masjid yang berdiri di lahan seluas dua hektare ini buka 24 jam dan menyediakan kamar khusus bagi musafir.