Kisah Evakuasi Pendaki Wanita di Gunung Slamet dan Hilangnya Empati Sesama Pendaki
Seorang pendaki wanita, Elsa Qurratul Aini (19), warga Banyumas terpaksa dievakuasi tim SAR saat mendaki Gunung Slamet via jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jumat (30/10) malam. Di balik evakuasi tersebut, termuat kisah tidak menyenangkan yakni hilangnya rasa empati antarpendaki.
Seorang pendaki wanita, Elsa Qurratul Aini (19), warga Banyumas terpaksa dievakuasi tim SAR saat mendaki Gunung Slamet via jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jumat (30/10) malam. Di balik evakuasi tersebut, termuat kisah tidak menyenangkan yakni hilangnya rasa empati antarpendaki.
Kronologinya, Aini mengalami sakit di pos 2. Ia ditemani oleh dua kawannya. Saat itu, dua kawan Aini meminta pedagang di sekitar lokasi pos 2 untuk turun melaporkan kabar ke kamp induk bahwa ada pendaki sakit.
-
Di mana saja tempat-tempat angker di Gunung Slamet? Gunung Slamet memiliki reputasi sebagai tempat angker dengan beberapa lokasi yang terkenal menyeramkan, termasuk Pos 2, Pos 9, dan Pasar Setan di Pelawangan.
-
Bagaimana karakteristik Gunung Slamet? Gunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan".
-
Dimana lokasi Gunung Slamet? “Meskipun demikian masyarakat dan pendaki diimbau untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet,” kata Sukedi.
-
Mengapa keberadaan satwa langka di lereng Gunung Slamet terancam? Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
-
Kapan Gunung Patenggeng terbentuk? Menurut tim Geologi, Gunung Patenggeng merupakan gunung purba berusia jutaan tahun.
-
Bagaimana aktivitas Gunung Slamet menurut Sukedi? “Yang pasti sampai saat ini status Gunung Slamet masih normal. Mungkin kabar tersebut berasal dari pemberitaan beberapa tahun lalu saat Gunung Slamet berstatus siaga," Sukedi mengatakan, ia sering ikut membantu pengamatan terhadap aktivitas Gunung Slamet karena secara kebetulan rumahnya cukup dekat dengan Pos PGA Slamet.
Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, mengatakan bahwa kamp induk menerima laporan adanya pendaki sakit sekitar pukul 17.30 WIB. Setelah dilakukan verifikasi, petugas akhirnya menurunkan Tim SAR untuk melakukan penjemputan.
"Tim SAR berangkat menuju pos dua pukul 19.00 WIB dan berhasil mengevakuasi survivor menggunakan tandu. Tim sampai di basecamp sekitar pukul 23.30 WIB," kata Saiful Amri, Selasa (3/11).
Sesampainya di kamp induk, Aini langsung mendapatkan penanganan dari petugas. Kondisinya pun berangsur membaik.
Namun ada hal yang disayangkan oleh Tim SAR. Saat Aini dievakuasi, tidak mendapat pendampingan saat turun menuju kamp induk. Justru dua kawannya naik ke puncak Gunung Slamet.
"Begitu ketemu tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satupun yang mendampingi tim SAR ke basecamp," ujarnya.
Saiful pun menilai, kejadian ini menggambarkan hilangnya empati sesama pendaki. Padahal di dalam tata tertib pendakian tertulis dilarang meninggalkan rekan pendakian dalam keadaan apapun.
"Teman pendakian korban mengejar ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama," tegasnya.
Sesampai di kamp induk, tujuh rekan survivor pun akhirnya disidang oleh petugas. Mereka dibina secara verbal di depan banyak pendaki.
"Kami berikan sanksi sosial, kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera," pungkasnya.
Baca juga:
Seorang Pendaki Lemas saat Turun dari Puncak Gunung Agung Bali
Pendakian Gunung Pangrango Kembali Ditutup, Ternyata Ini Alasannya
Pendaki Gunung Gede-Pangrango Dibatasi 600 Orang Per Hari
Sempat Tersesat, 6 Pendaki Gunung Adeng Ditemukan Selamat
Puncaknya Bisa Didaki Pakai Motor, Ini 5 Fakta Unik Gunung Telomoyo
Nanggarjati Camp 2020 Segera Digelar di Sumut, Dihadiri Ratusan Kelompok Pecinta Alam