Kisah haru bocah Argentina kembali ke pelukan ibu setelah dilarikan ayah kandung
Alum adalah bocah tujuh tahun yang dibawa pergi ayahnya secara diam-diam sepulang sekolah. Peristiwa itu terjadi pada pertengahan 2017 lalu, tepatnya sekitar Juni lalu. Jorge Gabriel Langone sebagai ayah merasa berhak mengasuh putrinya meskipun pengadilan memutuskan hak asuh pada Elizabeth. Tapi Langone mengambil Alum.
Tak ada orangtua ingin dipisahkan dengan anak-anak yang mereka cintai. Sebab kehilangan anak menjadi perjalanan paling menyedihkan dalam hidup.
Itu pula yang membuat seorang ibu asal Argentina, Elizabeth Avalos, berjuang agar putri cantiknya Alum Langone Avalos kembali ke pelukannya. Alum adalah bocah tujuh tahun yang dibawa pergi ayahnya secara diam-diam sepulang sekolah.
-
Bagaimana mumi anak-anak di Cerro Colorado dibungkus? "Ini adalah tubuh-tubuh yang dibalut dengan kain dan bahan tanaman, yang dalam arkeologi disebut bundel pemakaman. Melalui pemeriksaan sisa-sisa manusia, di antara lapisan-lapisan kain ini, kita menemukan tembikar, alat, dan benda keagamaan," kata bioarkeolog, Lukasz Majchrzak.
-
Di mana mumi anak-anak di Peru ditemukan? Kelompok ilmuwan Polandia dan Peru menemukan makam 22 mumi yang terdiri dari mumi anak-anak, bayi yang baru lahir serta orang dewasa, di kota Barranca, Peru.
-
Bagaimana Bledug Anak Kesongo meletus? Salahudin mengungkapkan, di bagian lapisan tanah terdalam dari Bledug Anak Kesongo, terdapat sebuah sesar yang mendorong lapisan tanah di atasnya untuk bergerak ke atas. Pada titik tertentu, tekanan dari perut bumi keluar ke permukaan tanah sehingga terjadilah letusan atau luapan lumpur yang keluar dari puncak Bledug Anak Kesongo.
-
Bagaimana anak panah itu ditemukan? Ketika es mencair di gunung tersebut, arkeolog Lars Pilo menemukan anak panah kuno yang sangat unik.
-
Apa itu pantun lucu anak SD? Pantun lucu dapat dikenalkan anak-anak untuk melestarikan budaya. Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra menarik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
Peristiwa itu terjadi pada pertengahan 2017 lalu, tepatnya sekitar Juni lalu. Jorge Gabriel Langone sebagai ayah merasa berhak mengasuh putrinya meskipun pengadilan memutuskan hak asuh pada Elizabeth. Tapi Langone mengambil Alum tanpa sepengetahuan ibunya.
Peristiwa itu membuat Elizabeth kaget. Putri semata wayang dibawa kabur Langone. Ragam upaya dilakukan. Termasuk mengecek akun sosial media milik Langone. Satu foto yang diunggah seolah menjadi titik terang. Alum ternyata bersama Langone dan teman wanitanya Candela Soledad Guterrez. Dalam foto itu, ketiganya terekam ada di Malaysia. Alum telah dibawa keluar Argentina melalui Bolivia ke Malaysia.
"Oktober lalu saya menemukan mereka melalui Instagram, mereka sedang ada di Malaysia," kata Elizabeth, seperti dilansir laman the Star, pekan lalu.
Berbekal informasi itu, Elizabeth berusaha menghubungi pihak Kedutaan Argentina di Malaysia. Setelah dilakukan koordinasi dengan kepolisian dan Imigrasi, diketahui ketiganya masuk Malaysia secara ilegal melalui Johor. Interpol turut membantu pencarian Alum yang dibawa ayahnya Langone dan Candela. Sempat terpantau pada akhir Desember lalu, ketiganya menginjakkan kaki Kuala Pilah menuju Kulai.
Setelah informasi Langone diburu Interpol ramai diberitakan, kabar bahagia datang. Alum terlacak sudah memasuki wilayah Indonesia tepatnya di wilayah Sulawesi Selatan.
"Alum dibawa lari oleh sang ayah dan juga pasangannya pada 4 Juni 2017 saat sedang berada di sekolah. Mereka keluar dari Argentina secara ilegal, lalu menyusuri negara lain mulai dari Bolivia, Brazil, hingga ke Malaysia. Informasi terakhir mereka datang ke Indonesia secara ilegal melalui Batam dan kemungkinan besar kini ada di Toraja, Sulawesi Selatan," kata Duta Besar Argentina untuk Indonesia, Ricardo Luis Bocalandro.
Hal itu dibenarkan Kapolres Tana Toraja, AKBP Julianto Sirait. Alum bersama ayahnya dan seorang wanita ditemukan di lokasi Wisata Kete Kesu, Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja Utara, pada Selasa (6/2) pagi kemarin.
Setelah mengamankan ketiganya, Alum akhirnya diserahkan pada Elizabeth yang ikut membantu pencarian dengan mendatangi Malaysia. Keduanya bertemu di Makassar. Suasana pertemuan yang penuh haru dan kerinduan.
Elizabeth terus mendekap si cantik Alum yang mengenakan baju motif bunga. Senyum mengembang di wajah keduanya yang telah berpisah selama lebih kurang delapan bulan. Sedangkan Langone dan teman wanita diperiksa karena dugaan pelanggaran Keimigrasian.
Sekretaris Nation Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Brigjen Polisi Napoleon Bonaparte, menjelaskan sebelum masuk ke wilayah Indonesia, Langone bersama teman wanitanya membawa Alum keliling ke sejumlah negara antara lain ke Jepang, Bolivia, Brazil dan Malaysia.
Untuk di Indonesia sendiri, mereka baru bermalam selama delapan hari. Enam hari mereka habiskan untuk perjalanan dari Kota Makassar menuju Kabupaten Enrekang dan melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Toraja Utara. Total 500 kilometer jalan yang mereka tempuh. Bila malam tiba, mereka memilih bermalam di rumah warga di pedesaan yang mereka singgahi.
"Dan Jorge sempat cerita kalau perjalanannya dari Makassar ke Toraja sejauh 500-an kilometer itu dengan berjalan kaki bersama Alum putrinya dan Candela. Lalu juga kadang naik mobil dan turun minta bantuan penduduk setempat. Mereka kemudian diberi makan menginap, mandi. Terus begitu hingga tiba di Toraja Utara. Dia itu seniman," jelas Napoleon.
Berkaca dari kasus bocah Alum, Ahli Psikolog Forensik Binus, Reza Indragiri Amriel menjelaskan kejadian atau penculikan oleh orangtua kandung terhadap anaknya sendiri (parental abduction) pada dasarkan tidak memperoleh hak asuh atas anaknya. Sehingga dia membawa anak tanpa sepengetahuan apalagi seizin orangtua yang memegang hak asuh.
"Di banyak negara, parental abduction sudah menjadi perkara pidana," katanya dalam pesan singkat yang diterima merdeka.com, Rabu (7/2).
Di Indonesia, kata dia, putusan hakim tentang hak asuh sangat sering tidak bisa dieksekusi. Putusan hakim laksana macan tak bergigi.
"Demikian pula ketika anak malah dibawa oleh orangtua tanpa hak asuh, lalu diubah namanya dan diganti agamanya. Hukum seolah tak mampu menyikapinya. Negara seakan tak hadir untuk menjaga kepentingan terbaik anak sebagaimana yang sudah hakim putuskan," katanya.
Seiring meningginya kasus perceraian dan perebutan hak asuh, dia menilai Indonesia perlu segera memberlakukan eksekusi atas putusan hakim tentang hak asuh.
"Tujuannya, mencegah masalah susulan berupa penutupan akses anak-orang tua (parental alienation) maupun parental abduction," jelas dia.
Dia juga mengusulkan, akan semakin baik jika Indonesia juga meratifikasi The Hague Convention on the Civil Aspects of International Child Abduction (Hague Abduction Convention).
"Dengan menjadi pihak pada konvensi tersebut, Indonesia akan punya kekuatan untuk menuntut pengembalian anak-anak korban parental abduction dari negara lain ke Indonesia," kata Reza berpesan.
Baca juga:
Selama 8 hari, bocah Argentina dibawa ayahnya jalan kaki Makassar-Toraja
Momen bahagia bocah Argentina bertemu ibu setelah 8 bulan terpisah
Motif pelaku culik WN Bulgaria karena dendam dan uang
Kasus penculikan WN Bulgaria di Bali terungkap usai pelaku sebar video
Diduga langgar keimigrasian, ayah bocah Alum & teman wanitanya diperiksa
Ditemukan di Toraja, Polda Sulsel serahkan bocah Alum ke pemerintah Argentina
Bocah Argentina dilaporkan diculik ditemukan di lokasi wisata Tanah Toraja