Kisah tragis makelar cinta Gang Dolly tewas dikerubuti belatung
Hingga kini polisi masih menyelidiki penyebab kematian mantan makelar cinta di lokalisasi terbesar yang melegenda itu.
Pada dasarnya hidup seorang mucikari memang penuh dilema. Di satu sisi kehidupan mucikari banyak dibenci dan dihina oleh banyak warga yang menganggap dirinya sebagai penyakit masyarakat lantaran menjajakan wanita penghibur kepada pria hidung belang, namun dia harus menjalani kehidupan tersebut untuk bisa menyambung kehidupannya yang mungkin belum tentu sebaik orang lainnya.
Seorang mucikari atau kerap disebut sebagai makelar cinta. Angsieng Djoan alias Edy alias Gepeng (66), warga asal Wonorejo IV, Surabaya ditemukan tewas mengenaskan. Kuat dugaan, jasad Edy baru ditemukan seminggu setelah tewas. Dia ditemukan sudah dalam keadaan membusuk dan dikerubuti belatung.
Warga yang kaget dengan kematian mantan makelar cinta di Gang Dolly tersebut pun langsung melaporkan ke polisi atas penemuan mayat tersebut. Hingga kini polisi masih menyelidiki penyebab kematian mantan makelar cinta di lokalisasi terbesar yang melegenda tersebut.
Bagaimana kisah tragis kematian makelar cinta Gang Dolly tersebut? Berikut kisah tragis makelar cinta Gang Dolly tewas dikerubuti belatung:
-
Kenapa Dolly membantu Sherin? “Makanya saya ke mana-mana banting tulang kerja tuh inget almarhum dulu waktu hidup baik banget sama keluarga kita, sama saya baik, kalau saya butuh dibantu dan sekarang gantian gimana saya bisa bantu (keluarga) almarhum,” ungkapnya.
-
Kapan Doni Monardo meninggal? Doni Monardo meninggal pada Minggu, (3/12) pukul 17.35 WIB.
-
Mengapa Doa Tobat Katolik penting? Doa Tobat mengajarkan umat Katolik untuk merendahkan hati, memohon ampun, dan berjanji untuk berubah.
-
Kenapa Tari Beruji Doll diiringi Gendang Doll? Perbedaan ini bukan hanya dari segi fisik saja, namun kualitas suara yang dihasilkan dari setiap pukulan ini jauh berbeda antara Doll dengan alat musik pukul lainnya.
-
Apa itu Es Dolay? Es Dolay jadi menu takjil legendaris khas Purwakarta yang namanya terinspirasi dari penyiar radio.
-
Dimana letak Penatapan Doulu? Salah satu spot wisata yang bisa menjadi pilihan ada di Kabupaten Karo, tepatnya di Kecamatan Sibolangit yang bernama Penatapan Doulu.
Warga seminggu cium bau busuk tapi dikira bangkai tikus
Warga eks-lokalisasi di Putat Jaya VI B, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur digegerkan temuan mayat penuh belatung seorang pria di rumah bekas wisma nomor 24, Rabu (1/10). Pria yang ditemukan tak bernyawa dengan kondisi membusuk itu adalah Angsieng Djoan alias Edy alias Gepeng (66), asal Wonorejo IV.
Menurut Slamet, Ketua RT setempat, sebelum jasad Edy ditemukan, sudah seminggu ini, warganya mencium bau bangkai. Namun, warga tidak tahu kalau bau menyengat itu berasal dari rumah nomor 24 yang ditempati Edy.
"Warga mengira itu (bau) bangkai tikus. Sudah dicari-cari tidak ketemu. Dan baru sekitar pukul 14.00 WIB tadi, tubuh Edy ditemukan Ibu Ida di dalam kamarnya dan sudah membusuk," terang Slamet di lokasi kejadian.
Ditemukan Mami Ida, jasad Edy membusuk & dikerubungi belatung
Warga yang kerap kali mencium aroma busuk yang sangat menusuk di indera penciuman mereka pun penasaran dari mana datangnya. Karena setelah dicari sumber bau yang awalnya dikira dari binatang yang mati itu tidak ditemukan. Warga juga sudah seminggu tidak melihat batang hidung Edy yang tinggal di sebuah rumah nomor 24 yang dikontrak oleh Mami Ida.
Edy sendiri, masih kata Slamet, ikut tinggal di rumah nomor 24 yang dikontrak oleh Mami Ida. Rumah tersebut, dulunya, sebelum Gang Dolly dan Jarak ditutup oleh Pemkot Surabaya, juga dijadikan wisma oleh pemiliknya.
"Dan setelah Gang Dolly tutup, semua wisma kecil-kecil yang ada di sekitarnya, termasuk di Jalan Putat Jaya ikut tutup, dijadikan tempat rumah tangga biasa," katanya lagi.
Alangkah kagetnya Ida saat membuka kamar Edy yang sudah dipenuhi bau busuk dari mayat yang sudah membusuk tanpa diketahui penyebab kematiannya itu. "Kondisi jenazah korban terlentang, sudah menghitam dan membusuk, serta sudah dipenuhi belatung," lanjutnya.
Setelah Gang Dolly ditutup makelar cinta hidup susah
Dahulu, sebelum lokalisasi yang konon dinyatakan sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara ditutup oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Angsieng Djoan alias Edy alias Gepeng (66) ini dikenal sebagai makelar cinta yang handal dalam menggaet pelanggan yaitu pria hidung belang yang haus akan rayuan manis para PSK yang dijajakannya.
Namun, sejak saat lokalisasi ditutup, Edy pun beralih profesi, dari makelar cinta semalam menjadi pekerja serabutan. "Kadang dia disuruh orang membetulkan listrik, kadang mengerjakan yang lain, ya istilahnya pekerjaannya ya serabutan sekarang. Dia ikut tinggal di sini sudah lama, kira-kira sudah lima tahunan," sahut Mami Ida, orang yang tinggal satu atap dengan Edy dan menemukan jenazah Edy dalam keadaan membusuk dan dikerubuti belatung.
Penyebab kematian makelar cinta masih misterius
Sementara Kapolsek Sawahan, AKP Gathut Bowo S yang turun di lokasi mengatakan, saat ini tim Identifikasi Polrestabes Surabaya tengah melakukan olah TKP. "Dan sudah kita lakukan. Selanjutnya kita akan membawa jenazah korban ke RSUD dr Soetomo untuk keperluan otopsi," katanya.
Dia juga menerangkan, saat dilakukan olah TKP, petugas belum menemukan ada tanda-tanda bekas penganiayaan. "Kondisi jenazah korban terlentang, sudah menghitam dan membusuk, serta sudah dipenuhi belatung," lanjutnya.
Untuk saat ini, masih kata Gathut, kita belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban, kita masih menunggu hasil autopsi rumah sakit. "Tapi dari keterangan saksi-saksi, korban ini sudah lama menderita sakit."
"Dia sudah lama tinggal di sini, sejak rumah yang ditempatinya ini masih menjadi wisma, dan dia pernah menjadi makelar PSK. Namun setelah Gang Dolly ditutup dia tetap tinggal di rumah ini," tandas dia.