Kisah uang di Indonesia pernah dikilo saking tak ada harganya
Beberapa hari terakhir, rupiah melemah hingga angka Rp 13.700 per 1 Dollar Amerika Serikat.
Beberapa hari terakhir, rupiah melemah hingga angka Rp 13.700 per 1 Dollar Amerika Serikat. Angka ini merupakan yang terburuk sejak krisis moneter tahun 1998.
Ada cerita menarik soal uang di Indonesia. Bahkan mata uang yang berlaku di Indonesia sampai dikilo saking tak berharganya.
Presiden Soekarno sendiri yang menceritakan hal tersebut. Peristiwa itu terjadi di awal kemerdekaan Indonesia. Mata uang yang berlaku masih mata uang peninggalan Jepang, karena saat itu pemerintah belum mampu mencetak mata uang sendiri. Namun nilainya makin lama makin merosot.
Tahun 1946, Belanda kembali ingin menjajah Indonesia. Pemerintahan Republik pun terpaksa dipindah ke Yogyakarta. Di Kota Hijrah itu menteri dan pejabat negara tinggal di rumah-rumah penduduk yang mau menampung mereka.
"Kami juga tak punya uang. Uang dari zaman Jepang nilainya sudah merosot. Pada hari-hari pertama setelah merdeka, Dr Suharto bertindak sebagai bendahara kami. Dia tidak punya waktu untuk menghitung semua uang yang nilainya merosot itu. Sehingga dia menimbang setumpuk uang kertas dan membagi-bagikannya secara kiloan," kata Presiden Soekarno dalam biografinya Penyambung Lidah Rakyat.
Nah di Yogyakarta, untuk pertama kalinya Republik Indonesia akhirnya mencetak uang sendiri. Bermodal mesin cetak tangan, terbitlah Oeang Repoeblik Indonesia. Soekarno mengaku mutu uang tersebut tidak bagus. Uniknya lagi, tak ada cadangan emas untuk menjamin nilai tukarnya.
"Kami tidak mempunyai apa-apa sebagai penjamin uang cetak itu, kecuali sebuah mesin cetak tangan. Tak seorang pun di luar negeri yang mau menerima mata uang itu," kenang Soekarno.
Karena itu upaya untuk mencukupi kebutuhan Republik dilakukan bukan dengan jalan perdagangan, tetapi barter. Sulitnya lagi, saat itu nyaris semua pelabuhan dan lapangan udara sudah diblokade Belanda. Namun keberanian sejumlah pengawal Republik berhasil menembusnya.
"Belanda memberi julukan raja penyelundup bagi AK Gani, tetapi rakyat Indonesia mengenalnya sebagai menteri perekonomian," kata Soekarno jenaka.
Baca juga:
Ini nilai tukar rupiah untuk 1 Dollar AS di zaman Presiden Soeharto
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Kenapa Presiden Sukarno merasa kesulitan keuangan? "Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno. "Dalam hal keuangan aku tidak mencapai banyak kemajuan sejak zaman Bandung," tambahnya.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.