Klarifikasi Mayor Teddy Terkait Isu Walk Out Delegasi Luar Negeri Saat Pidato Prabowo, Termasuk Erdogan
Ia membantah isu negatif yang beredar dan mengungkapkan bahwa Prabowo dan Erdogan telah berbagi makan sebelum rapat dimulai.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) yang diselenggarakan di Kairo, Mesir, terjadi sebuah insiden yang segera menarik perhatian publik. Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meninggalkan ruangan saat Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, sedang memberikan pidato.
Kejadian ini menimbulkan berbagai spekulasi mengenai hubungan antara kedua negara serta motivasi di balik tindakan tersebut. Untuk meluruskan informasi yang beredar, Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya memberikan penjelasan. Ia menyatakan bahwa hubungan antara Indonesia dan Turki tetap baik, bahkan Presiden Erdogan sempat meminta izin kepada Prabowo sebelum meninggalkan ruangan.
- Duduk di Belakang Prabowo, Mayor Teddy Beberkan Cerita Sebenarnya saat Erdogan Walk Out di KTT D-8 Mesir
- Tatapan Tajam Mayor TNI Teddy saat Erdogan Walk Out di Tengah Prabowo Pidato Serius
- Mayor Teddy Ditunjuk Prabowo jadi Seskab Tapi Tidak Dilantik Bareng Menteri, Ini Penjelasan Istana
- Mayor Teddy Ada di Barisan Prabowo Saat Debat Capres, TNI: Dia Ajudan, Bukan Wakili TNI
Peristiwa ini terjadi pada sesi khusus yang membahas konflik di Gaza dan Lebanon. Dalam acara tersebut, Presiden Prabowo yang awalnya dijadwalkan sebagai pembicara pertama, memberikan kesempatan kepada Erdogan untuk berbicara lebih dahulu. Setelah Erdogan keluar dari ruangan, Prabowo melanjutkan pidatonya. Informasi lebih lanjut mengenai fakta sebenarnya dari insiden ini dirangkum oleh Merdeka,com pada Selasa (24/12).
Kronologi Kejadian di KTT D-8: Acara Disebut Molor
Pada sesi pertama pleno KTT D-8, terjadi keterlambatan jadwal yang seharusnya berakhir pada pukul 12.30 waktu setempat, namun mundur hingga pukul 14.30. Hal ini berdampak pada sesi kedua yang awalnya direncanakan mulai pukul 13.00, baru dapat dimulai pada pukul 15.00. Sebelum sesi kedua dimulai, Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan berbagi waktu makan siang dan duduk berdampingan.
Dalam momen tersebut, Erdogan meminta izin untuk berbagi giliran berbicara karena harus meninggalkan lokasi lebih awal. Setelah permintaan tersebut disetujui, Erdogan menjadi pembicara pertama di sesi kedua dan menyampaikan permohonan maafnya sebelum meninggalkan ruangan. Selanjutnya, Presiden Prabowo melanjutkan pidatonya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
"Ya tidak (walk out) lah. Itu di sesi kedua di KTT D-8 yang merupakan sesi khusus untuk membahas Gaza dan Lebanon. Pak Presiden Prabowo harusnya menjadi pembicara pertama, seperti di sesi satu," kata Mayor Teddy, mengutip ANTARA.
Meninggalkan Ruangan saat Rapat Adalah Hal Biasa
Video yang memperlihatkan Erdogan meninggalkan ruang saat Prabowo berpidato menjadi viral di media sosial, menimbulkan berbagai spekulasi dan penafsiran. Beberapa kalangan menganggap tindakan tersebut sebagai indikasi ketidaksepakatan, sementara yang lainnya melihatnya sebagai hal yang wajar dalam konteks pertemuan internasional.
Mayor Teddy menegaskan bahwa keluar-masuk ruangan dalam pertemuan internasional adalah hal yang umum, terutama bagi para pemimpin negara yang memiliki agenda pertemuan bilateral yang sangat padat.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Prabowo menekankan pentingnya solidaritas di antara negara-negara Muslim untuk mengatasi konflik internal yang berdampak pada perjuangan Palestina.
Hubungan Indonesia-Turki Tetap Harmonis
Walaupun insiden itu menimbulkan berbagai spekulasi, hubungan antara Indonesia dan Turki tetap terjaga dengan baik. Mayor Teddy mengungkapkan bahwa kedua pemimpin telah melakukan pertemuan singkat yang berlangsung dalam suasana akrab, termasuk saat mereka duduk berdampingan pada acara makan siang yang diadakan setelah KTT berakhir.
Hal ini menunjukkan bahwa insiden tersebut tidak menciptakan ketegangan antara kedua negara, dan hanya ada masalah terkait jadwal yang membuat pemimpin Turki itu harus meminta izin untuk meninggalkan ruangan lebih awal.
"Bahkan, sebelum sesi dua dimulai, Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan makan siang bersama dan duduk bersebelahan," terang Teddy.
Pentingnya Solidaritas Negara Muslim
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan bahwa komunitas internasional sering kali tidak memberikan penghormatan yang layak kepada dunia Muslim karena adanya perselisihan internal. Ia mengajak negara-negara Muslim untuk bersatu dan melakukan tindakan konkret dalam mendukung perjuangan Palestina serta menyelesaikan konflik di Lebanon.
Pidato ini bertujuan untuk mengingatkan para pemimpin negara Muslim mengenai pentingnya persatuan dalam memperkuat posisi mereka di tingkat global. Dengan bersatu, mereka dapat menunjukkan kekuatan dan solidaritas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang ada.
Apakah Presiden Erdogan benar-benar walk out saat Presiden Prabowo berpidato?
Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya, disebutkan bahwa Presiden Erdogan telah mengajukan permohonan izin untuk keluar dari ruangan lebih awal. Permintaan tersebut disebabkan oleh jadwalnya yang sangat padat, sehingga tindakan yang diambilnya bukanlah walk out yang disengaja.
Apakah peristiwa ini berdampak pada hubungan diplomatik Indonesia dengan Turki?
Hubungan antara Indonesia dan Turki tetap terjalin dengan baik. Kedua pemimpin negara ini bahkan telah melakukan pertemuan singkat yang berlangsung dalam suasana yang akrab setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).
Apa alasan Presiden Erdogan meninggalkan ruangan pada sesi kedua KTT D-8?
Presiden Erdogan mengajukan permohonan untuk berbicara lebih awal dalam sesi kedua, karena ia harus meninggalkan lokasi pleno lebih cepat dari yang dijadwalkan. Permintaan ini kemungkinan berkaitan dengan agenda pertemuan lain yang harus dihadirinya.
Apa tema utama yang disampaikan oleh Presiden Prabowo dalam sesi pidato tersebut?
Presiden Prabowo menegaskan bahwa solidaritas antar negara-negara Muslim sangat penting dalam menghadapi konflik internal yang dapat mempengaruhi perjuangan Palestina dan Lebanon. Ia mengajak semua pihak untuk bersatu dan saling mendukung demi mencapai tujuan bersama dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.