Klaster Keluarga Masih Jadi Tren Penyebaran Covid-19 Tertinggi di Surabaya
Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Surabaya masih tergolong tinggi. Klaster keluarga pun diklaim sebagai proses penyebaran yang paling tinggi di Kota Pahlawan tersebut.
Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Surabaya masih tergolong tinggi. Klaster keluarga pun diklaim sebagai proses penyebaran yang paling tinggi di Kota Pahlawan tersebut.
Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto mengungkapkan, data analisis penyebaran Covid-19 itu merujuk hasil tracing kurun waktu 10-17 Januari 2021 dengan sample 150 kasus terkonfirmasi Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Hasilnya terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang tersebut tertular ataupun dinyatakan terkonfirmasi Covid-19," ujarnya, Selasa (19/1).
Ia menyebut, kontak erat keluarga yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 dengan persentase 28 persen. Berikutnya karena mempunyai komorbid dan memeriksakan diri ke rumah sakit dengan persentase 24,7 persen. Kemudian karena habis bepergian dari luar kota angkanya 14,7 persen. Disusul karena penularan di tempat kerja 12,7 persen.
Keramaian atau kerumunan angkanya mencapai 10 persen, pekerja di rumah sakit atau tenaga medis 7,3 persen. Sebagai persyaratan perjalanan 2,6 persen.
Selain itu, dari angka 150 sample kasus, terdapat 68 persen orang terkonfirmasi Covid-19 melaksanakan isolasi mandiri di rumah, dan 25 persen melaksanakan isolasi di rumah sakit atau tempat yang disediakan oleh pemerintah atau swasta, dan 7 persen di tempat lainnya," katanya.
Akibat masih tingginya angka penularan ini, maka pihaknya akan mengevaluasi terkait dengan pelaksanaan isolasi mandiri di rumah. Apalagi, masih terdapat banyak kasus yang terjadi akibat kontak erat dari keluarga yang terkonfirmasi Covid-19.
"Selain itu, kita juga akan melakukan penguatan Kampung Wani Jogo Suroboyo untuk memonitor warganya yang baru saja bepergian dari luar kota atau negeri. Kemudian dilakukan tracing untuk kontak erat pasien terkonfirmasi agar pemutusan mata rantai Covid-19 dapat terkendali," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data surabayalawancovid-19.go.id, pertanggal 17 Januari 2021, pasien terkonfirmasi positif sebanyak 19.051, terkonfirmasi dalam perawatan sebanyak 191, terkonfirmasi sembuh sebanyak 17.550, dan terkonfirmasi meninggal sebanyak 1.274.
Baca juga:
Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bogor Berstatus Zona Merah Covid-19
Per Senin 18 Januari: Warga Sembuh dari Covid-19 di Boyolali 3.288 Kasus
Satgas: PPKM untuk Menekan Penularan Covid-19 agar Beban Layanan Kesehatan Turun
Pengusaha soal Dampak Pandemi: Banyak Hotel di Jakarta yang Mau Dijual
Airlangga Hartarto Akhirnya Akui Sempat Positif Covid-19
Satgas Covid-19 Ingatkan Potensi Penularan Keluarga