Koleksi Peninggalan Sejarah Kesultanan Paser di Museum Sadurengas
Di dalam Museum Sadurengas berbagai koleksi benda kuno peninggalan sejarah Kesultanan Paser tertinggal di sini.
Di dalam Museum Sadurengas berbagai koleksi benda kuno peninggalan sejarah Kesultanan Paser tertinggal di sini. Seperti guci kuno peninggalan Dinasti Yuan, keris, tempayan, tongkat kepala naga, mandau, balanga, nisan panemban sia yang ada dari era kepemimpinan Ratu Aji Putri Potung. Totalnya sekira 150an.
Dimulai Lou Opak, biasa disebut rumah adat PASER dari kulit kayu. Rumah ini berbentuk panggung, yang setiap tiang atau tongkatnya terbuat dari bahan kayu ulin/kayu bulat. Lantai dari bahan bambu botung.
Dinding yang digunakan oleh masyarakat paser dahulunya adalah dari bahan kulit kayu sungkai. Kemudian atap rumah terbuat dari kulit kayu sungkai yang pada bagian bubungan terbuat dari bahan ijuk pohon aren.
Tiap paku terbuat dari pasak kayu ulin. Pintu dan jendela dibuat dari bahan kulit kayu sungkai. Hanya list plang yang dibuat dari kayu ulin/kayu bengkirai.
Selain itu ada Lingga Yoni. Dalam agama Hindu diartikan sebacai lambang kesuburan. Dengan adanya lingga yoni disuatu tempat menandakan bahwa tempat tersebut adalah daerah yang subur. Lingga yoni paling sering ditemukan berada di dekat candi.
Lingga berbentuk batu tegak seperti kemaluan laki-laki dengan bentuk bujur sangkar pada bagian paling bawah, segi delapan pada bagian tengah dan bulat di bagian teratas. Lingga berasal dari kata sansekerta yang berarti tanda, eiri, isyarat, bukti dan keterangan.
Serta terdapat alat rumah tangga, alat kesenian, alquran tulis tangan, pakaian Kesultanan Paser, serta kerangka ikan paus sepanjang 12 meter. Benda-benda ini ada titipan dari ahli waris dan sebagian atau sekira 80 persen telah dihibahkan ke pemerintah daerah.
Koleksi peninggalan kuno ada yang berstatus milik Museum Sadurengas dan sebagian lainnya punya ahli waris yang dititipkan atau yang telah diserahkan kepada Pemkab Paser, dibuatkan berita acara yang dipegang oleh pemerintah daerah dan juga oleh ahli waris.
Bagian dalam museum terdapat pakaian sultan 1885 Masehi, kemudian ada borax lambang kerajaan Islam Mo Tana Benuo Paser, foto-foto zaman belanda, serta kamar putri zaman Kerajaan Museum Sadurengas. Uang kuno hingga kini telah ada merchandise buat oleh-oleh.
"Untuk hari biasa tetap ada pengunjung. Kalau ramainya biasa hari kedua Idulfitri," kata bagian retribusi Disporapar Kabupaten Paser, Hermansyah.
Adapun visi misi yakni museum sebagai sarana pelestarian kebudayaan Kabupaten Paser yang maju. Mewujudkan sebagai sarana edukasi dan rekreasi, sebagai pusat pelestarian pengembangan kebudayaan, menjadikan informasi budaya sebagai sarana komunikasi dan interaksi semangat persatuan dalam NKRI.
Untuk menghidupkan dan menarik anak-anak akan Museum Sadurengas dan tak meninggalkan sejarah, Pemkab Paser bersama instansi terkait rutin menggelar kegiatan. Seperti gebyar Museum Sadurengas hingga gelar cerdas cermat mengenai cagar budaya yang berada di tepi Sungai Kandilo itu.