Koleksi satwa di KBS bertambah, bayi watusi betina lahir selamat
Watusi adalah hewan asli Afrika.
Koleksi hewan jenis Watusi di Kebun Binatang Surabaya (KBS) bertambah lagi. Seekor bayi Watusi betina dengan berat 25 kilogram lahir dengan selamat.
Alhasil, kelahiran watusi betina menggenapkan jumlah satwa bertanduk panjang khas Afrika itu di KBS. Kini ada dua Watusi jantan dan dua Watusi betina.
Dikatakan Pjs Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya, Aschta Boestani Tajudin, pada Selasa (1/3) pagi, perawat satwa melihat watusi betina tengah mengandung mengeluarkan banyak lendir.
"Setelah diperiksa oleh tim medis, diputuskan untuk melakukan pengamatan dan pengawasan intensif pada saat itu. Kemudian, pada hari Kamis (3/3) kemarin, sekitar pukul 04.30 WIB, KBS menerima kabar gembira. Seekor watusi betina telah lahir selamat. Beratnya 25 kilogram," kata Aschta, Jumat (4/3).
Watusi ©handout/Kebun Binatang Surabaya
-
Di mana letak Kebun Bibit Wonorejo yang bisa dikunjungi di Surabaya? Kebun bibit ini cukup dekat dengan hutan mangrove Wonorejo.
-
Di mana kebun stroberi di Purbalingga berada? Salah satu kebun stroberi itu berada di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.
-
Dimana letak Taman Bunga Kutabawa? Taman Bunga Kutabawa merupakan destinasi wisata yang terletak di Pejagan I, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
-
Kenapa Taman Angsa di Surabaya dibangun? Taman Angsa yang berada di tengah perumahan Pakuwon City, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya ini dibuat untuk melengkapi keindahan perumahan elite tersebut.
-
Di mana lokasi kebun buah kelengkeng yang menjadi daya tarik wisata baru di Sukoharjo? Di Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, ada sebuah kebun buah kelengkeng yang belum lama dibuka.
-
Dimana lokasi Taman Bunga Kutabawa berada? Di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, terdapat taman bunga yang indah.
Aschta melanjutkan, kondisi bayi watusi itu sehat, tapi masih lemah dan sangat tergantung dengan keberadaan dan perawatan induk betinanya. "Dengan kelahiran bayi watusi betina yang merupakan anak kedua dari pasangan watusi koleksi KBS. Sehingga, total watusi koleksi KBS, berjumlah empat ekor, yaitu dua betina dan dua jantan," lanjut Aschta.
Asctha menceritakan, pada 25 Maret 2013 lalu, KBS menerima sepasang watusi jantan dan betina dari Taman Safari II, Prigen, Pasuruan. "Kemudian, pada 8 Agustus 2014, sepasang watusi ini melahirkan bayi jantan, yang diberi nama Fajar. Dan Kamis kemarin, induk betina watusi itu kembali melahirkan bayi berjenis kelamin betina," sambung Aschta.
Kepala Departemen Kesehatan Satwa KBS, drh Rahmat Suharta mengatakan, bayi watusi baru lahir itu, akan diberikan air susu tambahan dengan takaran 144 cc setiap dua jamnya. "Tujuannya memberikan kekuatan secepatnya agar bayi watusi dapat berdiri, dan selanjutnya akan memudahkannya segera menyusu ke induknya," ucap Aschta.
Saat ini, kata Aschta, tim medis dan perawat satwa akan memantau terus selama 24 jam, guna melihat perkembangan bayi watusi itu. "Setelah itu, induknya akan mengambil alih perawatan. Sebagai tindak pengamanan, lokasi induk dan anak terpisah dari induk dan jantan," tandasnya.
Ankole-Watusi, juga dikenal dengan julukan Banteng Afrika atau Ankole-Bertanduk Panjang, merupakan jenis satwa asli dari Afrika. Hewan ini memiliki ciri tanduk besar, dan panjang mencapai 2,4 meter dari ujung ke ujung. Tanduk itu digunakan sebagai alat pertahanan, serta sebagai alat penyeimbang suhu tubuh dikala cuaca panas.
Watusi dewasa mempunyai bobot antara 410 kilogram hingga 730 kilogram. Masa kehamilannya sekitar 8 hingga 9 bulan, dan rata-rata melahirkan satu ekor anak setiap kali periode mengandung.