Komarudin Hidayat: Jangan Ada Lagi Label NKRI Bersyariah
Cendekiawan Muslim Komarudin Hidayat mengkritisi munculnya rekomendasi Ijtima Ulama IV soal NKRI bersyariah. Dia meminta agar wacana seperti itu tidak dimunculkan.
Cendekiawan Muslim Komarudin Hidayat mengkritisi munculnya rekomendasi Ijtima Ulama IV soal NKRI bersyariah. Dia meminta agar wacana seperti itu tidak dimunculkan.
"Jadi kita harus kembali ke substansi. Jangan ada lagi label-label itu (bersyariah) deh. Label itu hanya emosi saja. Itu (wacana NKRI bersyariah) pepesan kosong saja," kata Komarudin dalam keterangannya, Selasa (20/8).
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Kapan Demokrasi Pancasila diterapkan di Indonesia? Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila. Dahulu, Indonesia sempat menganut ideologi Demokrasi Pancasila.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila pada sidang BPUPKI? Kemudian pada sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepat pada 1 Juni 1945.
-
Bagaimana Pancasila berperan sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
Komarudin mengatakan tanpa label bersyariah pun sejatinya bangsa Indonesia telah melaksanakan hal tersebut. Dia mencontohkan, agama senang dengan kebersihan sehingga ada menteri kesehatan yang mana menunjukkan kesehatan itu berawal dari kebersihan.
"Substansi agama itu sebenarnya di negeri ini sudah dilaksanakan, misalnya agama mengajarkan anti-korupsi yang mana saat ini ada KPK. Lalu agama anti-kebodohan ada pendidikan. Jadi sebenarnya tanpa label itu pun sudah dilaksanakan," tuturnya.
Menurutnya, agama itu sebenarnya bagian dari perilaku budaya dan politik. Dengan demikian masyarakat harus menyadari bahwa agama merupakan suatu komunitas dan menjadi suatu yang realitas di Indonesia.
"Karena agama itu pada akhirnya adalah apa yang ditafsirkan, dihayati dan dilaksanakan oleh manusia atau umatnya," ujar Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) ini.