Kompolnas Minta Polisi Kejar Pelaku Penyebaran Hasil Face Recognition di Medsos
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengki Indarti mengkritik penyebaran hasil face recognition terhadap terduga pengeroyokan Ade Armando di media sosial. Terlebih, hasil analisis tersebut justru salah orang.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengki Indarti mengkritik penyebaran hasil face recognition terhadap terduga pengeroyokan Ade Armando di media sosial. Terlebih, hasil analisis tersebut justru salah orang.
Poengki mendorong polisi menyelidiki pelaku penyebaran hasil face recognition tersebut.
-
Siapa yang melaporkan Ade Armando ke Polda DIY? Salah seorang pelapor dari Paman Usman yang juga Lurah Karangwuni, Kulon Progo, Anwar Musadad, mengaku para lurah di DIY merasa sakit hati dengan pernyataan Ade Armando.
-
Kapan seleksi tingkat Mabes Polri untuk calon taruna Akpol yang lulus di Polda NTT? Mereka yang lulus masih akan mengikuti seleksi di tingkat Mabes Polri pada 7 Juli hingga 1 Agustus 2024.
-
Bagaimana penampilan Adelia di Kongres PAN? Masih Terlihat Cantik dan Awet Muda Penampilan Adelia disebut sangat cantik dan menawan. Meskipun kini sudah memiliki empat anak, mantan pramugari ini tampak awet muda.
-
Siapa yang memberikan apresiasi kepada Polri? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
-
Bagaimana tanggapan Polri terkait kasus Aiman Witjaksono? "Nanti kita konfirmasi dengan Polda Metro, yang jelas bahwa setiap perbuatan harus dipertanggungjawabkan, sehingga prosedur hukum juga berjalan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Bareskrim Polri, Selasa (5/12).
-
Kenapa tiga anggota Polri ini mendapatkan penghargaan Bintang Bhayangkara Nararya? Sebagai penghargaan kepada anggota Polri yang berjasa besar dengan keberanian, kebijaksanaan, dan ketabahan luar biasa melampaui panggilan kewajiban yang disumbangkan untuk kemajuan dan pengembangan kepolisian, atau tidak pernah cacat selama bertugas di kepolisian,"
"Saya tidak tahu, data di medsos itu data dari mana. Polisi perlu juga menyelidiki siapa yang mengunggah di medsos," kata Poengki saat dihubungi merdeka.com, Jumat (15/4).
Namun demikian, Poengky mengapresiasi Polri yang berani mengakui kesalahan terhadap hasil face recognition tersebut. "Yang penting sudah ada koreksi dari Kepolisian sudah cukup," tambahnya.
Dengan adanya kejadian ini, ia ingin agar polisi dapat meningkatkan kecermatan dalam melakukan penyidikan sebuah kasus. Terlebih dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka.
"Saya berharap ditingkatkannya kecermatan penyidik. Tidak perlu tergesah-gesah mengumumkan pelaku ke publik. Cek dan kroscek dulu," ujarnya.
Sebelumnya, foto Try Budi Purwanto viral di media sosial berserta alamat tempat tinggalnya. Viralnya foto tersebut berawal terjadinya pengeroyokan terhadap Ade Armando saat unjuk aksi rasa yang terjadi di DPR/MPR, Jakarta.
Diketahui, Polisi salah mengidentifikasi seorang terduga pelaku pengeroyokan terhadap pegiat media sosial, Ade Armando. Sosok Abdul Manaf yang diumumkan dalam proses pencarian beberapa waktu lalu dipastikan tidak terlibat dalam penganiayaan itu.
Polisi sebelumnya menyebut Abdul Manaf merupakan satu di antara enam pelaku pemukulan dan pengeroyokan terhadap Ade Armando. Namun belakangan diralat, Abdul Manaf bukanlah pelaku.
"Setelah kita lakukan pencocokan pemeriksaan awal ternyata Abdul Manaf itu tidak terlibat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan, Rabu (13/4) malam.
(mdk/rnd)