Kondisi Geologi Penyebab Tanah Longsor di Sumedang
Menurut Agus, lokasi tanah longsor di Cimanggung merupakan morfologi tapal kuda dan alur air. Pada lokasi itu drainase permukiman mengarah di kawasan longsor.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengungkap penyebab tanah longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemicunya yakni kondisi geologi.
Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Agus Budiarto menjelaskan hasil kajian yang dilakukan oleh timnya, kawasan Cimanggung merupakan zona kerentanan gerakan tanah pada kategori sedang hingga tinggi.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Mengapa Hajat Uar dilakukan di Sumedang? Ini merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
-
Di mana saja bencana tanah longsor terjadi di Jawa Tengah? Cuaca ekstrem dalam beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana longsor dan tanah bergerak. Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang. Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
-
Kenapa tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Apa saja yang ditawarkan tempat wisata di Sumedang? Tempat wisata Sumedang akan memberikan pengalaman seru dan menarik selama liburan. Tempat wisata Sumedang ini sayang untuk dilewatkan.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Kabupaten Karangasem? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
"Daerah terdampak merupakan wilayah yang mudah terinfiltrasi air, kemudian adanya indikasi tanah-tanah urukan di beberapa lokasi," ujar Agus dalam webinar virtual, Kamis(4/2).
Menurut Agus, lokasi tanah longsor di Cimanggung merupakan morfologi tapal kuda dan alur air. Pada lokasi itu drainase permukiman mengarah di kawasan longsor.
Tebalnya lapisan tanah lolos air serta kondisi lereng yang minim vegetasi berakar kuat membuat potensi risiko tanah longsor menjadi semakin tinggi. Sementara wilayah terdampak tanah longsor di Cimanggung termasuk dalam daerah aliran sungai (DAS) Citarum.
Pakar Geoteknik Universitas Gadjah Mada, Teuku Faizal Fathani menambahkan pada umumnya masalah utama tanah longsor terletak pada penataan air.
"Masalah utama yang dihadapi biasanya adalah penataan air, drainase harus dalam kondisi kedap," ujarnya.
Dia menyebut, penanganan tanah longsor dapat dilakukan dengan dua metode. Yaitu metode kontrol dan perkuatan. Metode bioengineering juga dapat digunakan untuk menangani masalah tanah longsor.
Metode bioengineering memanfaatkan vegetasi sebagai pengendali erosi. Vegetasi dengan rumput vetiver dikombinasikan dengan geonet, cocomesh dan bahan sejenis.
Selain itu, Fathani menekankan penanganan tanah longsor pada edukasi masyarakat dan kajian pemodelan longsor. Upaya tersebut harus dilakukan terus menerus agar masyarakat menjadi responder pertama saat kejadian bencana terjadi.
"Indonesia mampu melakukan kajian advanced dalam pemodelan longsor," imbuhnya.
Bencana longsor menimpa Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu (9/1). Longsor terjadi dua kali, pertama pukul 16.00 WIB dan longsor susulan terjadi pada pukul 19.00 WIB.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Dani Ramdani mengatakan sebanyak 40 orang meninggal dunia akibat longsor tersebut. Sementara itu, 3 orang mengalami luka berat.
"Korban meninggal 40 orang, semua sudah ditemukan," katanya dalam laporan virtual melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu (3/2).
Adapun korban luka ringan tercatat sebanyak 22 orang. Jumlah orang yang terdampak longsor 1.126 jiwa atau 314 kepala keluarga (KK).
1.126 Jiwa terdampak ini mengungsi di tiga titik. Yakni, Lapangan Burung 513 jiwa atau 137 KK, SD Fatimah Az Zahra 148 jiwa atau 41 KK dan rumah warga Bojongkondang dan SDN Cipareuag 465 jiwa atau 136 KK.
Selain data korban, Dani juga menjelaskan kerugian material akibat longsor tersebut. Dia menyebut, 26 rumah mengalami rusak berat, 3 rusak sedang dan 103 rumah terancam akibat longsor.
"1 Unit masjid rusak sedang," sambungnya.
Baca juga:
Basarnas: Keterbatasan Sistem Peringatan Dini Persulit Prediksi Longsor Sumedang
4 Kecamatan di Cianjur Rawan Longsor, Warga Diimbau Segera Mengungsi
1.126 Jiwa Mengungsi, 40 Meninggal dan 26 Rumah Rusak Berat Akibat Longsor Sumedang
Kota Kupang dalam Kondisi Darurat Bencana
Desa di Majalengka Ini Terbengkalai Tak Terjamah Manusia, Potretnya Bikin Merinding
Viral 'Kampung Mati' di Majalengka, Ini Sederet Fakta di Baliknya