Kondisi Mengenaskan, Identifikasi Enam Korban Pesawat SAM Air Diperkirakan Dua Pekan
Proses identifikasi Tim DVI Polda Papua dibantu Tim Inafis Dit Reskrimum Polda Papua, sudah dilaksanakan sejak Selasa (27/6) malam setelah jenazah tiba di RS Bhayangkara Jayapura.
Tim DVI Polda Papua mengirim sampel DNA dan gigi korban pesawat Sam Air PK-SMW jatuh Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, ke Puslabfor Mabes Polri. Jenazah penumpang yang sudah dievakuasi belum seluruhnya bisa diidentifikasi karena kondisinya mengenaskan.
"Proses identifikasi diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua pekan," kata Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Nariyana dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/6).
-
Dimana video viral jalur pesawat berbahaya itu direkam? Video ini direkam menggunakan ponsel di, Bandara Gustaff III, kepulauan Karibia.
-
Kenapa video Bima Yudho Saputro viral? Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral. Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Cemara Cipanglay sempat viral? Sebelumnya, Pantai Cemara Cipanglay sempat viral di media sosial, karena jadi salah satu pantai yang tersembunyi dan belum banyak diketahui masyarakat umum.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
Proses identifikasi Tim DVI Polda Papua dibantu Tim Inafis Dit Reskrimum Polda Papua, sudah dilaksanakan sejak Selasa (27/6) malam setelah jenazah tiba di RS Bhayangkara Jayapura.
"Dilihat dari kasus yang dialami para korban, kemungkinan kami akan melakukan proses identifikasi secara primer yakni meliputi sidik jari, lalu gigi dan DNA atau yang biasa disebut Post Mortem. Namun sebelum itu dilakukan, kami memulai dengan proses pelabelan serta pendataan terlebih dahulu," ujar dia.
Proses Identifikasi
Tim DVI Polda Papua lebih dulu memproses pelabelan serta pendataan sebelum mengidentifikasi secara primer yakni meliputi sidik jari, gigi dan DNA atau post mortem.
Ante mortem dilakukan di Bandara Wamena dan Bandara Sentani. Namun dari enam korban ada satu yang belum ada kabar dari keluarganya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengimbau kepada keluarga korban untuk bersabar menunggu hasil identifikasi. Hal ini karena untuk nantinya bisa dilakukan pemakaman pihak keluarga.
"Tentunya kami akan melakukan hal ini secara maksimal sehingga dapat terselesaikan dengan cepat dan mendapat hasil yang baik guna selanjutnya jenazah korban dapat segera dimakamkan oleh pihak keluarga," ujar Benny.
Kondisi Mengenaskan Penumpang Pesawat SAM Air yang Terbakar Persulit Identifikasi
Pesawat SAM Air PK-SMW yang sempat hilang kontak ditemukan hangus terbakar di belantara hutan Papua. Jenazah penumpang yang sudah dievakuasi belum seluruhnya bisa diidentifikasi karena kondisinya yang mengenaskan.
"Memang benar tim mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi keenam jenazah karena kondisinya yang terbakar," kata Kabid Dokkes Polda Papua Kombes dr Nariyana, kepada di Jayapura, Rabu (28/6).
Saat ini, proses identifikasi mengandalkan DNA para korban. Harapannya, penumpang yang menjadi korban lebih mudah teridentifikasi.
Kemarin, Tim DVI Polda Papua sudah enam peti jenazah tersebut.
"Saat ini Tim DVI Polda Papua yang berjumlah 21 personel itu sedang berupaya mengidentifikasi keenam jenazah yang merupakan kru dan penumpang pesawat PK-SMW, " kata Kombes dr Nariyana.
Tim SAR gabungan pada Selasa (27/6) berhasil mengevakuasi enam jenazah korban pesawat PK-SMW yang mengalami kecelakaan pada Jumat 23 Juni 2023 dalam penerbangan dari Elelim ke Poik, Papua.
Pesawat PK-SMW milik Semuwa Air itu membawa empat penumpang yaitu Bartolomeus (34), Ebeth Halerohon (29), Dormina Halerohon (17), Kilimputni (20), dengan Pilot Hari Permadi dan Co Pilot Levi Murib. Demikian dikutip dari Antara.
(mdk/gil)