Konflik LCS, Kepala Bakamla Ingin TNI Diperkuat Melebihi China
Irvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Menurutnya, kementerian luar negeri bisa memberi tugas kementerian atau lembaga terkait diplomasi LCS.
Konflik LCS, Kepala Bakamla Ingin TNI Diperkuat Melebihi China
Kepala Badan Keamanan Laut Laksamana Madya TNI Irvansyah menyarankan agar diplomasi mengenai konflik Laut China Selatan (LCS) dilakukan oleh seluruh kementerian atau lembaga.
- Kasal soal Kerja Sama Maritim dengan China: Kita Jaga Stabilitas Keamanan dan Perdamaian di Kawasan
- Selundupkan Dua WNA China ke Australia, Tiga ABK Ditangkap Polisi
- Menlu China dan Mantan PM Inggris Temui Jokowi di Istana, Ini yang Dibahas
- Soal Konflik Laut China Selatan, Anies Soroti Ganjar Tak Singgung ASEAN
Menurutnya, kementerian luar negeri bisa memberi tugas kementerian atau lembaga terkait diplomasi LCS.
"Mungkin diplomasi ini harus dilakukan semua pihak, tidak hanya mengandalkan Kementerian Luar Negeri saja, jadi semua kementerian bisa sebenarnya berbuat diplomasi, bagaimana kita mencari teman, kawan di LCS ini melalui sesuai bidang masing-masing," kata Irvansyah dalam diskusi 'menjaga kedaulatan dan mencari kawan di Laut China Selatan' secara daring, Selasa (19/3).
"Memang terdepan Kemlu, tapi kementerian dan lembaga terkait juga punya tanggung jawab, kalau diorkestrasi atau dipimpin Kemlu diberi tugas kementerian ini diplomasinya ini, mungkin lebih baik lagi," jelasnya.
Irvansyah juga mendorong agar TNI diperkuat melebihi dari China. "Dan solusi terakhir kalau mau tenang di LCS atau Natuna Utara adalah perkuat TNI melebihi dari China," ucapnya.
Irvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota. Tujuannya untuk mengamankan perbatasan Indonesia di LCS.
"Jadi kita jaga dipintunya, pasang sensor-sensor disana dan kapal kita bisa numpang sandar disana untuk standby, jadi hemat bahan bakar," ucapnya.
Lebih lanjut, Irvansyah nenilai, untuk pertahanan di LCS tidak serta-merta harus mengedepankan TNI. Sebab, kebanyakan yang melintas diperairan itu adalah kapal-kapal sipil.
Menurutnya, jika lebih banyak diturunkan kapal militer maka tensi ketegangannya cenderung meningkat. Maka dari itu, dia mengusulkan agar lebih banyak menempatkan anggota dari Bakamla atau coast guard.
"Kita berpandangan bahwa untuk meredakan ketegangan di LCS, pabila yang dimajukan militer tensinya cenderung naik, tapi kami sebagai Bakamla sebagai coast guard, sesama coast guard di ASEAN ini merasa coast guard di ASEAN perlu diperkuat dan dipererat kerja samanya sehingga bisa menjaga dalam situasi kalau di Indonesia tertib sipillah, belum darurat militer," ucapnya.
"Jadi yang maju ini coast guard di negara ASEAN terutama yang beririsan dengan 9 dished line China, dan kita udah sampaikan ide ini ke beberapa negara, terakhir kita udah berkunjung ke Filipina, luar biasa sambutannya," pungkasnya.