Konflik ojek di Bandung, GO-JEK diminta tak beroperasi 3 hari
Polrestabes juga bakal memanggil perwakilan GO-JEK buat mencari solusi pertikaian itu.
Pertikaian antara tukang ojek pangkalan dengan pengendara ojek online, GO-JEK, di Bandung masih menyisakan bara. Buntutnya, para pengojek pangkalan meminta GO-JEK tidak beroperasi selama tiga hari, sejak hari ini hingga Rabu (28/10).
Permintaan ini adalah buntut dari bentrokan antara pengojek konvensional dan GO-JEK, di kawasan Cibiru pekan lalu. Supaya tuntutan mereka dipenuhi, ratusan pengendara ojek konvensional mendatangi Mapolrestabes Bandung, Senin (26/10). Mereka menemui Wakapolrestabes Bandung, AKBP Gatot Sujono. Mereka menyampaikan beberapa tuntutan kepada ojek berbasis online.
"Iya, ini untuk mengakomodir agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selama proses mediasi ini jangan sampai ada apa-apa," kata Ketua Paguyuban Angkutan Roda Dua Bandung (PAB), Kukuh Rianto.
Kukuh tidak menampik keberadaan GO-JEK adalah sebuah persaingan bisnis moda transportasi. Namun, dia meminta hal itu jangan sampai menggerus keberadaan ojek pangkalan. Alhasil, mereka meminta ada perjanjian tertulis antara ojek pangkalan dan GO-JEK supaya tidak saling menyerobot penumpang. Selama ini, ujar Kukuh, GO-JEK dianggap tidak menuruti keinginan ojek pangkalan.
"Kan ini masalah perut, jangan sampai adanya keributan," ucap Kukuh.
"Saya juga tidak ingin ada pemukulan atau tindakan negatif lainnya," lanjut Kukuh.
Wakapolrestabes Bandung, AKBP Gatot Sujono mengatakan, pihaknya tidak bisa menghalangi keinginan ojek pangkalan meminta GO-JEK berhenti beroperasi sejenak. Sebab, hal itu adalah kebijakan Pemerintah Kota Bandung. Polisi berjanji akan meneruskan keinginan para pengendara ojek pangkalan.
"Kita akan lakukan mediasi. Ke depan kita akan panggil GO-JEK juga agar sama-sama saling memahami," lanjut Gatot.