Kontes batu cincin di gelar di Aceh untuk tekan harga
"Kontes batu ini untuk menstandarisasi harga batu yang gila-gilaan sekarang, karena memang ada mafia," kata Kamal.
Di Aceh saat ini sedang demam batu cincin jenis giok maupun akik. Sehingga harga pun kian melambung dan bahkan di luar nalar. Atas dasar itu, Gabungan Pencinta Batu Alam (GaPBA) Aceh menggelar kontes batu cincin skala nasional.
Ketua Pembina GaPBA Aceh T Kamal Sulaiman mengatakan, kontes batu cincin ini yang diberi tema "Batu Cincin di Mata Dunia" diharapkan bisa mengontrol harga nantinya. Sehingga tidak ada mafia yang bermain untuk menawarkan harga yang tinggi dan tidak logis.
"Kontes batu ini untuk menstandarisasi harga batu yang gila-gilaan sekarang, karena memang ada mafia yang menaikkan harga batu tinggi," kata T Kamal Sulaiman, Rabu (31/12) di Banda Aceh.
Dengan adanya standarisasi harga jual batu – semua pengusaha batu bisa menjual harga yang seragam. Sementara selama ini, jelas T Kamal Sulaiman, harga batu cincin bervariasi, sesuai dengan keinginan penjual. Sehingga terkesan batu cincin Aceh tidak bersahabat dan ini harus segera dilakukan perubahan.
"Sekarang harus kita ubah image harga batu cincin Aceh mahal, sehingga ke depan diharapkan siapapun bisa menggunakan batu cincin Aceh. Pasalnya untuk apa dibeli mahal-mahal oleh orang kaya, apakah cukup mereka yang beli?," ujarnya.
Selain itu, jelasnya, kontes ini juga menjadi pendidikan kepada seluruh pemburu dan pengusaha batu cincin agar tidak merusak lingkungan dalam melakukan eksploitasinya. Karena memang batu cincin ini berada di alam dan tentunya alam harus dijaga bersama-sama.
Oleh karenanya, T Kamal Sulaiman berharap kepada pemerintah segera bersikap untuk membuat regulasi mengatur tentang tata kelola eksploitasi batu cincin ini.
"Pemerintah jangan hanya tau melarang saja, tetapi tidak mengaturnya, makanya penting untuk segera dikeluarkan regulasinya," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kontes Kontes Batu Aceh di Mata Dunia, Hayatullah Khumaini menjelaskan, kontes ini akan berlangsung pada tanggal 26–29 Februari 2015. Nantinya semua pecinta batu di seluruh Indonesia akan diundang untuk mengikuti kontes ini.
"Sedangkan tempat masih tentatif, masih sedang kita lihat dimana yang bagus kita laksanakan, ada beberapa pilihan memang, seperti gedung Sosial, gedung AAC Dayan Dawood Darussalam dan juga hotel," tukasnya.
Lanjutnya, kontes ini selain menstandarkan harga, memberikan edukasi juga hendak mempromosikan batu cincin Aceh yang memiliki kualitas dunia. Adapun daerah yang banyak terdapat batu cincin adalah Kabupaten Nagan Raya,Aceh Jaya, Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Kemudian juga terdapat di Kabupaten Pidie yaitu di Kecamatan Geumpang dan Tangse. "Sebenarnya setiap saat ada saja ditemukan batu varian barudi Aceh, makanya kita harapkan tidak diambil secara brutal," tuturnya.