Korban Bully di Bekasi Diamputasi, Wakil Kepala SD: Mereka Bercanda, kalau Perundungan Terlalu Jauh
""Iya bercanda, mereka bercanda, jadi kalau untuk perundungan kayaknya terlalu jauh"
Pihak SD membantah adanya bully atau perundungan yang dialami salah satu mantan muridnya berinisial F
Korban Bully di Bekasi Diamputasi, Wakil Kepala SD: Mereka Bercanda, kalau Perundungan Terlalu Jauh
Pihak SDN Jatimulya 09, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi membantah adanya bully atau perundungan yang dialami salah satu mantan muridnya berinisial F (12).
"Tadi kami sudah berklarifikasi mengenai Fatir, kami tidak ada perundungan sama sekali dan prosesnya sudah ke hukum, jadi kami sedang menunggu proses hukum," kata Wakil Kepala SDN Jatimulya 09, Sukaemah, Rabu (1/11).
- Siswa Bekasi Diduga Korban Bullying Hingga Kaki Diamputasi Meninggal Dunia
- Dituduh Bully Pelajar SMP Berujung Amputasi, Terlapor Kini Tertekan dan Sering Menangis
- Kasus Dugaan Bully Siswa Berujung Kaki Diamputasi di Bekasi, Naik ke Tahap Penyidikan
- Polisi Usut Kasus Dugaan Bully Siswa SD Berujung Amputasi di Bekasi
Dugaan bully yang dialami F mengakibatkan siswa yang kini duduk di bangku SMP kelas 1 itu harus diamputasi kaki kirinya. Saat ini F masih berada di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.
Menurut Sukaemah, peristiwa yang dialami F pada 22 Februari 2023 lalu itu awalnya hanya bercanda sesama teman. Saat jalan bersama-sama, tiba-tiba satu orang murid men-sliding F hingga terjatuh.
"Iya bercanda, mereka bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayaknya kan terlalu jauh ya kalau untuk dirundung, ini mereka jajan bercanda, selengkatan (sliding) kaki satu orang ke Fatir, jatuh, gitu," katanya.
Setelah kejadian itu, lanjut Sukaemah, F dan teman-temannya tetap masuk sekolah dan beraktivitas seperti biasa. Bahkan kata dia, F juga tidak mengadukan peristiwa yang dialaminya itu kepada pihak sekolah.
"Masih beraktivitas seperti biasa sekolah, hari Sabtu mungkin dia kakinya sakit, terus berobat ke klinik, tapi dia masih masuk, normal. Mungkin kalau bercanda-canda 'ah lu jelek lu', mungkin ya, namanya anak-anak udah kelas 6, itu udah biasa kayaknya, mungkin menurut Fatir lain lagi kayaknya ya, tapi kalau perundungan sih jatuhnya kekerasan ya, nggak ada laporan apa-apa," katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMPN 4 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus diamputasi kaki kirinya. Pasalnya, siswa berinisial F (12) itu didiagnosa mengalami kanker oleh dokter.
"Kejadian itu ketika F masih kelas 6 SD, lalu jam istirahat sekolah jam 09.30 WIB dia diajak keluar jajan, di perjalanan terjadilah aksi sliding itu oleh salah satu temannya, ketika jatuh F mulai dibully, maksudnya 'jangan nangis' apa 'gak usah ngadu sama mama', 'gak usah ngadu sama guru', gitu," katanya, Selasa (31/10).
Setelah jatuh karena di-sliding, lanjut Diana, anaknya itu mengalami luka memar di bagian tangan dan kaki kirinya. Saat itu F terpaksa harus berjalan menggunakan pantatnya atau 'ngesot' karena kakinya terasa sakit usai jatuh.
"Lalu ditinggalkanlah F sendiri oleh lima temannya, nah mereka lanjut jajan, F itu ngesot mencari es batu, karena tangannya sakit merah, setelah itu F tidak jadi jajan, baliklah ke kelas, sampai di kelas diperolok lagi F dengan teman-temannya ini sampai memperagakan F jatuh, dan itu terjadi,"
ucap Diana.
merdeka.com
Diana mengatakan, dugaan bully yang dialami anaknya itu terungkap tiga hari setelah peristiwa tersebut terjadi. Saat itu F merasakan sakit pada kakinya ketika hendak berangkat sekolah. Karena penasaran, Diana mendesak anaknya untuk bercerita.
"F tidak berbicara sama saya waktu itu, tiga hari kemudian saya mendesak F supaya bicara karena ketika dia saya bangunkan untuk sekolah, ribut, kakinya sakit, nah jadi saya bicaralah, tadinya dia gak mau ngomong, dia bilang 'mamah janji dulu ya jangan marah, mamah janji ya', seperti orang ketakutan aja," katanya.
"Lukanya tidak ada, cuma kayak memar begitu, saat kejadian itu merah aja dan telapak tangan merah lalu yang terjadi tiga hari kemudian kaki F kalau diajak jalan sakit, jadi kayak luka dalam, secara luar tidak ada luka yang gimana-gimana ya,"
lanjut Diana.
Beberapa hari setelah terungkap, Diana membawa anaknya ke klinik terdekat dan diberi obat pereda nyeri. Namun setelah beberapa hari, rasa sakit yang dialami F tidak kunjung hilang. F kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
"Beberapa hari kemudian tidak kunjung sembuh dan dirontgen dan dirujuk ke proses MRI rumah sakit, lengkap, dan MRI didiagnosa infeksi dalam. Akhir maret, karena proses gak secepat itu, dan ada obat, itu dulu," katanya.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, pada Agustus 2023, F didiagnosa oleh dokter mengalami kanker dan kaki kirinya harus diamputasi. Kata Diana, dokter menyatakan anaknya terkena kanker karena terjatuh atau akibat benturan.
"Iya F memang kanker, kalau (penyebab kanker jatuh atau riwayat) seperti itu lebih baik tanya ke tim medis, karena yang saya pastikan kami tidak ada riwayat tumor ataupun kanker, dan F anak yang sehat, dia berolahraga sepeda, ngegym. Iya, ada, (dokter menyatakan pemicu kanker) karena terjatuh, benturan," katanya.