Korban insiden Lubuklinggau baru dievakuasi usai marahi polisi
Novi terkejut melihat anaknya, Genta (3), terluka tertembus peluru di kepala.
Insiden kejar-kejaran berujung pada penembakan oleh polisi di jalan Kabupaten Lubuklinggau, Sumatera Selatan, menyisakan berbagai kisah duka. Mulai dari tewasnya seorang penumpang, hingga menurut korban polisi tetap melepaskan tembakan dari jarak dekat meski mobil mereka sudah berhenti.
Salah satu korban selamat, Novianti (30), menuturkan setelah memberondong sedan Honda City itu dengan peluru, polisi lantas memecahkan kaca pintu menggunakan popor senapan sambil berteriak. Begitu kaca pecah dan pintu terbuka, lanjut dia, beberapa polisi malah tertegun karena melihat para penumpang bergeletakan dan kabin mobil penuh darah.
Setelah melihat penumpang di mobil terluka akibat terkena tembakan, Novianti menyatakan polisi malah kebingungan. Aparat baru memindahkan para korban ke rumah sakit setelah dipaksa dan dimaki-maki salah satu korban.
"Polisi marah-marah kenapa tidak mau berhenti. Saya masih sadar walaupun sudah kena tembakan di bahu dan punggung," kata Novi di Rumah Sakit dr. Sobirin, Lubuklinggau, Rabu (19/4).
Meski terluka, Novi menyatakan masih bisa meluapkan amarahnya kepada polisi mempertanyakan mengapa mereka menembak bertubi-tubi.
"Saya tahan saja sakit, tapi sudah lihat ibu saya (Surini) telah meninggal," kata Novi.
Emosi Novi semakin membuncah ketika melihat anaknya, Genta (3), juga terluka akibat tertembus peluru di kepala.
"Saya caci maki polisi itu, saya paksa bawa ke rumah sakit. Baru dibawa sama mereka (polisi). Dalam pikiran saya, selamatkan anak saya," ucap Novi.