2.650 Korban Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki Tersebar di Empat Titik Pengungsian
Pemerintah Kabupaten Flotim telah menyiapkan beberapa pos pengungsian untuk menampung warga yang terdampak.
Sebanyak tujuh unit fasilitas umum yang terdiri gedung sekolah dan balai dusun Desa Klatanlo dan Hokeng Jaya rusak berat akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki, Minggu (3/11) malam.
Sedangkan rumah warga yang rusak berat berjumlah 23 unit. Dengan rincian 19 unit di Desa Klatanlo, tiga unit di Desa Hokeng Jaya, dan satu unit di Desa Dulipali.
Pemerintah Kabupaten Flotim telah menyiapkan beberapa pos pengungsian untuk menampung warga yang terdampak, dengan total pengungsi mencapai 2.660 orang. Setiap pos dilengkapi dengan sarana prasarana seperti dapur umum, tenda pengungsian, dan toilet umum.
Beberapa pos pengungsian yang tersedia antara lain, pos pengungsian Konga sebanyak 833 orang, pos pengungsian Bokang sebanyak 616 orang, pos pengungsian Lewolaga sebanyak 789 orang dan di SDK Hokeng Sikka sebanyak 422 orang.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy mengatakan, Polres Flotim bersama berbagai instansi terkait tengah melakukan upaya cepat untuk memitigasi dampak yang ditimbulkan, baik korban jiwa maupun kerugian materil.
"Dalam situasi darurat ini, sinergi antar lembaga dan masyarakat menjadi kunci untuk membantu para pengungsi dan memperbaiki kondisi yang ada," ujarnya.
Menurut Ariasandy, personel Polres Flotim bekerja sama dengan TNI, BPBD, Dinas Sosial, dan relawan lokal memberikan bantuan kemanusiaan kepada ribuan pengungsi.
Tim ini mendirikan posko bantuan, menyalurkan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya kepada para korban yang terdampak. Upaya ini tidak hanya terfokus pada penyediaan bantuan, tetapi juga pada pemulihan psikologis warga yang kehilangan tempat tinggal dan orang terkasih.
"Kolaborasi antara berbagai pihak adalah esensial. Kami berkomitmen untuk membantu masyarakat secepat mungkin, baik dalam evakuasi maupun pemulihan. Kami juga mengimbau agar semua pihak terus bersiaga dan berkontribusi dalam setiap langkah mitigasi ini," tutup Ariasandy.