Kronologi Anggota Brimob Papua Tewas, Diserang OTK saat Dampingi Senior Tembak Sapi
Insiden itu berawal saat korban mendampingi Danki Brimob Yon D Wamena AKP R diminta warga menembak sapi di Napua pada Sabtu (18/6).
Polisi membeberkan kronologi anggota Brimob Polda Papua Bripda Diego Rumaropen tewas dianiaya Orang Tak Dikenal (OTK) di Napua, Jayawijaya, Papua. Insiden itu berawal saat korban mendampingi Danki Brimob Yon D Wamena AKP R diminta warga menembak sapi di Napua pada Sabtu (18/6).
Usai menembak sapi, AKP R kemudian menitipkan senjata api dibawanya kepada korban. AKP R saat itu hendak mengambil sapi yang ditembaknya.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Kenapa konflik Papua semakin meningkat, meskipun pembangunan di wilayah tersebut digalakkan? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Siapa yang mengemukakan perlunya masukan dari masyarakat dan ahli untuk menyelesaikan konflik Papua? “Kami sangat ingin mendengar masukan saran dan pandangan dalam mencari akar rumput permasalahan di tanah Papua serta memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” kata Yayan dikutip dari Liputan6.com.
Beberapa saat kemudian tiba-tiba OTK datang dan menganiaya korban dengan menggunakan senjata tajam serta mengambil senjata api yang dibawanya. Dua senjata api diambil pelaku yakni jenis AK101 dan senjata api bahu jenis SSG08 (sniper).
6 Saksi Diperiksa Polisi
Penyidik Polres Jayawijaya saat ini memeriksa enam orang saksi terkait penyerangan terhadap Bripda Diego. "Dari laporan yang diterima, enam orang sudah dimintai keterangan tersebut, termasuk AKP R yang mengajak korban ke Napua, Sabtu (18/6)," kata Direskrimsus Polda Papua Kombes Polisi Faizal Rahmadani di Jayapura, Minggu (19/6).
Faizal mengatakan, selain memeriksa anggota Brimob, pihaknya juga meminta keterangan warga yang berada di tempat kejadian perkara. Insiden yang terjadi di Napua, sekitar 5 kilometer dari Wamena, selain menewaskan petugas, para pelaku juga mengambil senjata organik Polri yang dibawa dua petugas.
"Dua senjata api organik Polri yang dibawa lari pelaku yaitu AK101 dan SSG08 (sniper)," kata Faizal, dikutip Antara.
Pelaku Terindikasi KKB
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri belum mengungkap identitas pelaku penganiayaan yang berujung meninggalnya anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen.
"Untuk identitas dari Kelompok OTK yang menjadi pelaku penyerangan akan disampaikan kembali setelah penyelidikan lebih lanjut dari Dit Krimum Polda Papua,"katanya dalam siaran pers yang diterima, Minggu (19/6).
Namun ada indikasi bahwa pelaku penyerangan yang menewaskan anggota Brimob adalah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Namun untuk memastikannya, anggota masih menyelidiki," katanya di Jayapura, Minggu.
Minggu (19/6) pagi, Tim Penegakan Hukum dari Satgas Damai Cartenz dan 32 anggota Brimob diberangkatkan ke Wamena.
"Saya dan Dirkrimum, Senin (20/6) akan ke Wamena untuk melihat langsung sekaligus mengevaluasi apa yang terjadi dan apakah sudah sesuai standar operasi (SOP) di daerah rawan, " jelas Fakhiri.
Kapolda berharap senjata api yang dirampas ditemukan. Selain itu, dia meminta anak buahnya meningkatkan pengawasan. Personel Polri juga diinstruksikan menerapkan body system (anggota polisi yang bertugas didampingi aparat bersenjata dari Polri/TNI).
"Saya sudah sampaikan bahwa setiap anggota Polri yang bertugas di Provinsi Papua harus menerapkan body system minimal sebanyak 5 orang untuk kewaspadaan serta keamanan personel saat bertugas," ucapnya.
(mdk/gil)