Kualitas Pembelajaran Jarak Jauh Sangat Bergantung Pada Keterlibatan Orang Tua
Nadiem mencontohkan, meski telah menjadi menteri namun tetap bisa memberikan waktu luang kepada anak-anaknya. Mantan Bos Gojek itu, selalu punya cara dan waktu untuk mengajari baca, berdiskusi dan bermain bersama tiga anaknya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyebut kualitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang baik atau tidak baik, sangat bergantung kepada peran orang tua. Kualitas belajar mengajar dapat berjalan lancar ketika para orang tua mampu memberikan waktu pendampingan kepada anak-anaknya.
"Saya mau ingatkan faktor terpenting keterlibatan orang tua, kalau orang tua tidak punya cara berkontribusi dalam masa pandemi paling tidak saya anjurkan adalah berikanlah waktu untuk anak-anak Anda, itu semua orang cari waktu, kalau tidak ada waktu cari waktu, itu tidak benar kalau kita tidak punya waktu, harus kita carikan waktu," katanya dalam sebuah acara Cerita di Kemenkeu Mengajar, Senin (26/10).
-
Siapa yang berjasa membantu Mahmud Yunus dalam memperjuangkan pendidikan Islam di Indonesia? Usulan ini dibahas oleh Departemen Pendidikan dan Pengajaran dan Yunus sendiri perwakilan dari Departemen Agama.
-
Apa saja yang dilakukan Mahmud Yunus untuk kemajuan pendidikan Islam di Indonesia? Seorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional melalui jabatannya di Kementerian Agama.
-
Kapan Najwa Shihab menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia? Dilahirkan di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, pada 1977, Najwa menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1996.
-
Kapan Azriel Hermansyah berencana melanjutkan pendidikan? Aurel Hermansyah juga mengungkapkan bahwa adiknya, Azriel, berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 dalam waktu dekat.
-
Kapan Ma'ruf Amin melanjutkan sekolah ke Tebuireng? Kemudian, Ma’ruf Amin melanjutkan sekolah ke jenjang Madrasah Ibtidaijah Salafijah Safiijah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada 1958.
-
Apa yang dilakukan Djamaluddin Adinegoro untuk menyiasati larangan menulis saat sekolah? Untuk menyiasatinya, ia menggunakan nama samaran 'Adinegoro' hingga menjadi identitasnya yang baru. Dengan nama itu, dirinya berhasil menyalurkan bakatnya dalam menulis lalu dipublikasikan tanpa diketahui oleh siapapun.
Dia mencontohkan, meski telah menjadi menteri namun tetap bisa memberikan waktu luang kepada anak-anaknya. Mantan Bos Gojek itu, selalu punya cara dan waktu untuk mengajari baca, berdiskusi dan bermain bersama tiga anaknya.
"Saya menteri, full time menteri, saya fulltime anak tiga, saya carikan waktu untuk anak-anak saya, kapan pun, di tengah-tengah zoom call saya punya setengah jam (30 menit) langsung saya main sama anak-anak saya," tuturnya.
Nadiem menambahkan, di tengah kondisi pandemi saat ini peran orang tua menjadi penting untuk anak-anak. Bahkan, para orang tua bisa mengenal anak jauh lebih baik, bermain, membacakan buku, berdiskusi. Sehingga dampaknya bukan hanya kepada anak, tapi kepada negara karena anak kita secara kolektif adalah masa depan negara.
"Saya kualifikasi dulu, tidak semua orang tua punya privilage untuk bisa melakukan itu, ada banyak orang tua yang harus bekerja," tandasnya.
Baca juga:
Selama WFH, Sri Mulyani Bakal Larang Pegawai Kemenkeu Rapat Saat Jam Anak Sekolah
Nestapa Siswa, Pasrah Tak Dapat Nilai Karena Tidak Punya Gawai
Perjuangan Pemerintah Mereformasi Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi Corona
Pemprov DKI Siapkan Pedoman Belajar Siswa Terkait Isu Terkini di Masyarakat
Setahun Jokowi-Ma'ruf, Kemendikbud Klaim Terus Kerja Keras
Bisnis Baru Berbasis Teknologi Jadi Peluang Unik di Tengah Pandemi Covid-19