Kuasa Hukum Minta Hakim Periksa Silang Kasus Surat Jalan Palsu Djoko Tjandra
Pemeriksaan silang ini diminta dilakukan saat agenda pemeriksaan terhadap para terdakwa.
Kuasa Hukum Djoko Soegiarto Tjandra, Soesilo Aribowo meminta kepada majelis hakim agar bisa melakukan pemeriksaan silang untuk tiga terdakwa kasus surat jalan palsu. Hal ini disampaikan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jumat (20/11).
"Karena ini perkara splitzing saya kira saksi silang dilakukan, ketika contoh misalnya pak Djoko Tjandra, Pak Pras ini bisa menjadi saksi pak Djoko Tjandra. Begitu juga sebaliknya," kata Soesilo.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang Djon kenalkan dalam seni rupa Indonesia? Melalui dirinya, seni di Indonesia semakin berkembang dengan memperkenalkan modernitas seni rupa dengan konteks faktual Bangsa Indonesia.
Pemeriksaan silang ini dia minta dilakukan saat agenda pemeriksaan terhadap para terdakwa.
"Nah yang jadi persoalan sekarang supaya enggak bolak balik mungkin pertimbangan apakah saksi ini apakah sekaligus saat pemeriksaan terdakwa," ujarnya.
"Jadi tetap saya mengusulkan saksi silang," tambahnya.
Permintaan tersebut diamini oleh Hakim Ketua Muhammad Sirat, menurutnya, hal itu memang biasa dilakukan di dalam persidangan.
"Memang begitu ya, biasanya disidang. Jadi saksi terdakwa, nanti pada saat pemeriksaan terdakwa ada saudara-saudara yang ingin disampaikan sebagai terdakwa, adakah hal-hal yang perlu ditambahkan untuk menjadi keterangan terdakwa disamping keterangan yang sudah diberikan sebagai saksi. Kan begitu," ujar hakim ketua.
"Memang bisa saksi silang," tambahnya.
Sidang Ditunda Hingga 24 November 2020
Sebelumnya, Pengadilan Negeri Jakarta Timur menunda persidangan surat jalan palsu dengan terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra, Anita Dewi Kolopaking dan Prasetijo Utomo. Agenda hari ini yakni pemeriksaan saksi ahli dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Alasan ditundanya persidangan tersebut, dikarenakan saksi ahli pidana yang dihadirkan oleh JPU tersebut yakni Choirul Huda tidak dapat dihadirkan secara langsung atau hanya dihadirkan secara virtual. Hal itu menurut majelis hakim bertentangan dengan aturan yang sudah ada.
"Oleh karena keberadaan saudara tidak memenuhi syarat dalam Perma nomor 4 Tahun 2020, jadi majelis tidak bisa mengambil keterangan saudara," kata Hakim Ketua Muhammad Sirad, Jumat (20/11).
Dengan begitu, jatah saksi yang diajukan oleh JPU tersebut sudah selesai. Dengan kata lain, sidang yang nantinya akan dilanjutkan pada Selasa (24/11) mendatang, merupakan agenda pemeriksaan saksi yang diajukan oleh pihak para terdakwa.
"Sidang selanjutnya untuk pemeriksaan ahli dari terdakwa kita tunda sampai hari Selasa, 24 November," ujarnya.
Sementara itu, kuasa hukum Djoko Seogiarto Tjandra, Soesilo Aribowo menyebut, saksi yang akan dihadirkan nantinya adalah saksi ahli dari masing-masing terdakwa.
"Yang akan diajukan pada hari Selasa itu adalah 3 ahli dari terdakwa Djoko Tjandra, Prasetijo Utomo, dan Anita Kolopaking," ujar Soesilo.
"Dari Djoko itu ada satu ahli dr. Mudzakir, kemudian dari Pak Pras itu ada Prof Nurbasuki, saya tidak kalau untuk Ibu Anita. Ahli pidana semua," tutup Soesilo.
(mdk/gil)