Laporan Save Children: 700 juta anak kehilangan masa kanak-kanak
Laporan Save Children: 700 juta anak kehilangan masa kanak-kanak. Menteri Yohana menegaskan pentingnya menjaga kondisi anak-anak bangsa.
Save the children bersama dengan Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) sebagai mitranya di Indonesia, meluncurkan laporan tahunan bertajuk 'Stolen Childhoods Report'. Isinya menyoroti kondisi jutaan anak yang kehilangan masa kanak-kanaknya karena beberapa faktor.
Objek penelitiannya mulai dari anak perempuan, pengungsi anak, anak jalanan, anak dari latar belakang etnis atau agama tertentu, anak disabilitas (berkebutuhan khusus) dari kalangan miskin, anak yang terkena dampak krisis, konflik atau kerapuhan. Anak-anak ini menghadapi diskriminasi yang dapat menghalangi hak mereka sebagai anak.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa aja contoh gejala tukak lambung yang dialami anak? Anak dengan tukak lambung mungkin mengeluh nyeri atau ketidaknyamanan di daerah perut, terutama di sekitar bagian atas perut. Nyeri ini dapat berupa sensasi terbakar atau perih.
-
Bagaimana cara mengatasi bibir kering pada anak? Berikut cara mengatasi bibir kering pada anak yang efektif, antara lain: Penuhi Kebutuhan Cairannya Cara mengatasi bibir kering pada anak yang pertama adalah penuhi kebutuhan cairannya. Cara ini akan membuat anak tetap terhidrasi dan meredakan bibir kering yang dialaminya. Selain itu, minum air putih juga akan menjaga mulutnya tetap sehat. Umumnya, anak umur 1-3 tahun membutuhkan sekitar 5 setengah gelas air putih setiap harinya. Oleskan Pelembap Bibir Cara mengatasi bibir kering pada anak selanjutnya adalah oleskan pelembap bibir. Selain untuk orang dewasa, pelembap bibir organik juga dapat digunakan untuk bayi dan anak-anak. Penggunaan pelembap ini mampu melapisi sekaligus melindungi bibir dari kekeringan dan kerusakan akibat paparan sinar matahari.Cara pemakaiannya cukup mudah. Anda hanya perlu mengoleskan pelembap bibir pada pagi hari sebelum Si Kecil beraktivitas dan malam hari sebelum anak tidur. Gunakan Humidifier Penggunaan humidifier bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi bibir kering pada anak. Dengan begitu, tubuh Si Kecil akan terhindar dari udara kering dan bisa membantu mengatasi bibir kering.Caranya mudah, Anda bisa meletakkan humidifier di tempat yang sering dikunjungi Si Kecil, seperti kamar tidur atau tempat bermain di rumah. Dengan menerapkan cara tersebut, diharapkan bibir kering pada anak bisa diatasi dengan mudah. Oleskan Madu Cara mengatasi bibir kering pada anak lainnya adalah mengoleskan madu. Madu adalah bahan alami yang berperan penting untuk melembapkan bibir dan melindungi bibir dari pecah-pecah. Selain itu, madu juga mampu menghilangkan sel-sel kulit mati dan kering dari bibir.Jika anak berusia di atas 1 tahun, Anda bisa mengoleskan madu organik secara merata ke bibirnya. Sedangkan jika usianya di bawah umur 1 tahun, Anda bisa mengoleskan ASI atau minyak kelapa yang mengandung asam laurat dengan jari dan biarkan area di sekitar bibir Si Kecil tetap basah. Minyak Kelapa Cara mengatasi bibir kering pada anak selanjutnya adalah oleskan minyak kelapa. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat yang dapat membantu melembapkan kulit kering.Selain itu, Anda perlu mengatasi kondisi medis yang mungkin menjadi penyebab bibir pecah-pecah pada bayi. Dengan begitu, bibir anak akan terhindar dari bibir kering atau pecah-pecah.
-
Apa saja tanda cacingan yang dialami oleh anak? Anak kecil yang terkena cacingan biasanya cenderung mengalami diare atau sembelit yang berkepanjangan. Adapun diare tersebut disertai dengan lendir ataupun darah. Selain itu, anak juga akan mengeluhkan perut kembung dan rasa nyeri pada perut.
-
Apa saja tipe gangguan kecemasan pada anak? Mengutip situs Anxiety and Depression Association of America, terdapat beberapa tipe gangguan kecemasan pada anak, antara lain: Gangguan Kecemasan Umum Tipe gangguan kecemasan pada anak yang pertama disebut kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD). Ketika gangguan kecemasan pada anak ini terjadi, ia akan merasakan kekhawatiran secara berlebih pada semua hal. Gangguan kecemasan pada anak tipe ini akan membuat pribadi anak menjadi terlalu perfeksionis terhadap berbagai hal. Jika terus berlanjut hingga lebih dari 6 bulan, gangguan kecemasan pada anak akan membuatnya memaksakan diri mencapai semua hal dengan sempurna dan merasa ketakutan atas kesalahan sekecil apapun. Gangguan Kepanikan Tipe gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah gangguan kepanikan atau panic disorder.Pada umumnya, dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan tipe gangguan kecemasan pada anak apabila ia sudah mengalami minimal dua kali serangan panik secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas.(Foto : istockphoto.com) Kecemasan saat Berpisah Gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah Separation Anxiety Disorder (SAD). Kondisi kecemasan ini biasanya dimulai ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Diperlukan penanganan yang lebih serius jika terus mengalami gangguan kecemasan pada anak karena hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang dan hidup mandiri dengan dirinya sendiri. Kecemasan Sosial Tipe gangguan kecemasan pada anak yang keempat disebut kecemasan sosial atau social anxiety atau fobia sosial. Kondisi ini mengakibatkan anak akan merasa ketakutan ketika diminta berinteraksi dengan dunia sosial. (Foto : istockphoto.com) Selective Mutism Ketika anak secara tiba-tiba menjadi diam membisu apabila ia merasa ketakutan dan panik, ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan pada anak tipe Selective Mutism. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya ketika menghadapi situasi yang menegangkan baginya. Fobia Fobia merupakan kondisi ketakutan secara berlebihan terhadap suatu hal. Gangguan kecemasan pada anak yang satu ini dapat menyerang anak apabila ia dihadapkan pada suatu hal yang membuatnya gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, atau bahkan sakit perut.(Foto : istockphoto.com) Obsessive-compulsive Disorder (OCD) OCD juga termasuk ke dalam tipe gangguan kecemasan pada anak. Kondisi ini biasanya lebih banyak dialami oleh anak pada usia 8 hingga 12 tahun. Anak yang mengalami gangguan kecemasan satu ini akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan.(Foto : istockphoto.com) Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) Tipe gangguan kecemasan pada anak yang terakhir adalah Post-traumatic Stress Disorder atau biasa disebut dengan trauma. Merasa takut atau sedih akan sesuatu hal yang emosional memanglah wajar. Namun, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma jika situasi tersebut sangat mengerikan atau mencekam. Gangguan kecemasan pada anak ini akan mengubah karakter anak secara keseluruhan dan sangat diperlukan penanganan secara khusus agar mental anak membaik.
"Secara global, laporan Stolen Childhoods menemukan bahwa di seluruh dunia 700 juta anak telah mengalami atau terancam kehilangan masa kanak-kanaknya,"kata Selina Sumbung, Ketua Pengurus YSTC di Aula RA Kartini Lt. 11, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (5/6).
Selina menyebutkan beberapa persoalan yang dialami anak-anak di seluruh dunia. Setiap hari, lebih dari 16.000 anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, seperempat dari anak balita (156 juta) mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan akibat malnutrisi, satu dari enam anak usia sekolah tak bersekolah karena berbagai hal, konflik memaksa satu dari 80 anak meninggalkan rumah, 168 juta anak di dunia terlibat sebagai pekerja anak 85 juta termasuk dalam pekerjaan berbahaya, setiap tujuh detik berlalu satu dari 15 anak perempuan menikah di usia dini, setiap dua detik sekali seorang anak perempuan melahirkan bayi, setiap hari lebih dari 200 anak di seluruh dunia kehilangan nyawa karena terbunuh.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise menuturkan, laporan ini menjadi refrensi bagi kementeriannya dan stakeholder terkait untuk menyelesaikan persoalan yang menimpa anak-anak di Indonesia.
"Mereka sebagai aset bangsa yang memiliki nilai tinggi yang harus mendapat perhatian." kata Yohana.
Yohana menegaskan pentingnya menjaga kondisi anak-anak bangsa. Sebab, mereka adalah tulang punggung negara 25 tahun ke depan. Pemerintah sudah membuat UU perlindungan anak. Mereka yang melakukan pelanggaran pidana dijatuhkan hukuman berat. Menurutnya, keluarga juga punya peran penting melindungi anak-anak.
"Dari semua kasus yang tanyain, kuncinya semua ada pada orangtua, broken family, akhirnya mereka menjadi korban. Korban yang pada akhirnya menjadi pelaku," ucapnya.
(mdk/noe)