Lestarikan warisan bangsa, Menko Puan gandeng Google Cultural Institute
Berdasarkan hasil kajian Google Cultural Institute yang berdiri pada 2011, karya seni dan warisan budaya yang kontennya diunggah di Google Cultural Institute makin diminati publik serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke lokasi warisan budaya tersebut.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Puan) Puan Maharani mengunjungi Google Cultural Institute di Paris. Kunjungan tersebut terkait kerjasama dalam bidang hak cipta karya seni dan warisan budaya bangsa.
Puan meninjau langsung kerja sama tersebut di Google Cultural Institute, Paris, Prancis, Senin (9/4), didampingi Sekjen Kemdikbud, Deputi Bidang Pendidikan dan Agama KePuan, Deputi Wakil Tetap RI di Paris untuk Unesco, dan Atdikbud RI di Paris.
-
Kenapa Pramono Anung menggandeng Puan Maharani? "Sebenarnya saya yang menggandeng Mbak Puan, karena memang Pak Prabowo kan dikerubutin banyak orang yang pasti ada bisik-bisik masa diomongin," kata Pramono kepada wartawan di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).
-
Di mana sentra kerajinan tembaga yang dikunjungi Puan Maharani? Di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, terdapat sebuah sentra kerajinan tembaga dan kuningan.
-
Kenapa Puan Maharani merasa seperti pulang ke rumah saat berkunjung ke Sulawesi Utara? Puan mengaku senang dengan Provinsi Sulawesi Utara, bahkan dirinya menganggap seperti pulang ke rumah."Kan saya tinggal di Jakarta, rumah kedua dapil saya di Solo, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten, di situ saya juga merasa pulang ke rumah, tapi rumah saya selanjutnya Sulawesi Utara," ujarnya, Jumat (29/9).
-
Apa yang membuat Puan Maharani merasa betah di Sulawesi Utara? Ia mengatakan, kecintaanya terhadap Sulawesi Utara bukan hanya karena alam yang indah, berbagai makanan yang enak, seni dan budaya yang sangat Indonesia, toleransi yang sangat hebat. Puan pun merasa jika ke Sulut, merasa disambut sebagai keluarga. "Orang-orang Sulawesi Utara itu ramah-ramah, senyum terus, senangnya makan-makan, nyanyi-nayi, jadi pariwisatanya hidup," tuntasnya.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
Kunjungan itu merupakan bagian dari kunjungan kerja Puan selaku Ketua Delegasi Indonesia pada rangkaian sidang Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB/UNESCO ke-204.
Dalam kunjungannya, Puan mengapresiasi upaya Google Cultural Institute melakukan pengarsipan digital atas karya seni dan warisan budaya dari seluruh dunia. Puan berpesan mengenai perlunya perlindungan hak cipta dari karya-karya seni tersebut.
"Kita memerlukan program afirmasi percepatan penerbitan hak cipta karya seni dan budaya di Indonesia agar karya seni dari Indonesia yang telah diunggah menjadi konten publik di Google Cultural Institute dapat terlindungi hak ciptanya secara baik," pesan Puan.
Kerja sama ini, lanjut Puan, bukan hanya melindungi karya seni dan sastra serta artefak kekayaan budaya Indonesia, tetapi sekaligus mempromosikannya kepada dunia.
"Sehingga bagi generasi muda dan pelajar dapat belajar filosofi dari karya seni dan kebudayaan tersebut. Termasuk misalnya Indonesia dengan keragaman tari daerah, bisa didokumentasikan dengan baik," tambah Puan.
Direktur Google Cultural Institute, Laurent Gaveau, dan Manajer Kebijakan Google Cultural Institute, Claire Marie Foulquire, menyambut kunjungan Puan dan rombongan. Dijelaskan pula Google Cultural Institute telah memiliki lebih dari 300 partner kerja di 44 Negara, termasuk Indonesia, dan telah memublikasikan arsip digital sejarah relief dan stupa yang menghiasi arsitektur Borobudur dan menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia UNESCO dari Indonesia.
Indonesia juga berkontribusi memperkaya Google Art and Culture melalui residensi seniman dari dalam negeri dan kontribusi beberapa ahli IT Indonesia di Google Institute.
Berdasarkan hasil kajian Google Cultural Institute yang berdiri pada 2011, karya seni dan warisan budaya yang kontennya diunggah di Google Cultural Institute makin diminati publik serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke lokasi warisan budaya tersebut.
Baca juga:
Mewaspadai bencana kebakaran di bangunan cagar budaya
Patung Ganesha ditemukan saat warga Temanggung pindahkan makam 7 pejuang
Sebelum dipamerkan, keris bantuan Kemendikbud di Solo akan diritualkan
Bangunan cagar budaya jadi korban Kebakaran hebat kawasan pecinan Siak
Membahayakan, tembok Keraton Surakarta yang ambruk belum diizinkan dirobohkan
Batu bertulis 1887 di Sumbar diduga terkait sejarah kekayaan perut bumi