Lonjakan Covid-19 dan Rencana Belajar Tatap Muka yang Kian Dekat
"Hak orang tua untuk tidak mengizinkan anak ke sekolah juga harus dihargai dan hak pendidikan anak tetap disediakan oleh sekolah," ujarnya.
Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim ingin menggelar kegiatan sekolah tatap muka pada Juli 2021 mendatang meski pandemi belum mereda. Rencana ini sudah sejak lama dia sampaikan.
Tak disangka. Beberapa bulan jelang belajar tatap muka dilaksanakan sejumlah daerah mengalami lonjakan kasus positif COVID-19. Bahkan, di beberapa daerah yang lebih dulu menggelar sekolah tatap muka malah menjadi klaster penularan virus corona.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 6.993 dari data Minggu (6/6) kemarin. Pada hari itu, lima daerah menunjukkan kasus positif Covid-19 tertinggi yakni Jawa Barat 1.790, Jawa Tengah 1.451, DKI Jakarta 1.197, Riau 313 dan Jawa Timur 301.
Kondisi ini membuat banyak kepala daerah belum bisa memutuskan tetap melaksanakan belajar tatap muka atau kembali menunda. Padahal rencana belajar tatap muka sudah di depan mata.
Menkes Ingatkan Rencana Belajar Tatap Ekstra Hati-hati
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, juga memberikan perhatian serius untuk rencana belajar tatap muka. Apalagi setelah mengetahui adanya klaster besar di Kudus dan Bangkalan.
Salah satu langkah yang dia pilih adalah mengubah jumlah pelajar yang masuk dari 50 persen, kini hanya diperbolehkan 25 persen.
"Bapak Presiden meminta pendidikan tatap muka haris dijalankan dengan ekstra hati-hati. Tatap muka terbatas pertama hanya maksimal 25 persen murid, tidak boleh lebih dari dua hari seminggu," kata Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (7/6).
Selain itu, ia mengingatkan pembelajaran hanya maksimal hanya dua jam dan hanya dua kali seminggu. "Setiap hari maksimal hanya dua jam," ucapnya.
Menkes juga mengingatkan seluruh guru harus sudah divaksin sebelum pembelajaran tatap muka dilaksanakan. "Pendidikan tatap muka terbatas. Semua guru harus selesai vaksin sebelum dimulai tatap muka," tandasnya
Kehatian-hatian Ekstra Jelang Belajar Tatap Muka
Pengamat Pendidikan, Doni Koesoema, mengatakan jangan memaksakan diri untuk tetap melakukan pembelajaran tatap muka. Terlebih masih tingginya kasus Covid-19 di beberapa daerah. Ia menilai ada baiknya rencana itu hanya dilakukan di daerah zona hijau.
"Karena itu, PTM hanya aman dilakukan bila kabupaten atau kota itu aman. Aman artinya zona hijau atau kuning. Jangan memaksakan membuka sekolah di zona merah karena akan menambah potensi penyebaran," katanya kepada merdeka.com, Senin (7/6).
Doni meminta pembelajaran tatap muka untuk dipertimbangkan kembali, terlebih pada daerah-daerah yang masuk dalam zona merah.
Ia mencontohkan, saat ini Jepang kembali menutup sekolah karena timbul klaster sekolah. Ditambah saat ini mutasi Covid-19 lebih mudah menyebar dan juga menyerang anak-anak.
"Jadi sebaiknya PTM dipertimbangkan kembali. Jadi lebih baik bersabar daripada siswa menjadi korban," kata Doni.
Katanya, jika pembelajaran tatap muka tetap berlaku fasilitas kesehatan dan sarana utama prokes tetap harus diutamakan. Bahkan orang tua punya hak untuk mengizinkan anaknya ke sekolah atau tidak.
"Hak orang tua untuk tidak mengizinkan anak ke sekolah juga harus dihargai dan hak pendidikan anak tetap disediakan oleh sekolah," ujarnya.
Sementara itu, Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono memberikan beberapa saran jika sekolah tatap muka diberlakukan. Di antaranya, sekolah tatap muka tidak perlu dilakukan setiap hari.
"Jadi mikirnya itu bukan mikir sekolah seperti dulu yang setiap hari tatap muka sekarang harus kombinasi antara tatap muka dan jarak jauh daring. Jangan dipaksakan dan setiap kali pertemuan jangan lebih dari 2 jam lah jadi setiap pertemuannya direncanakan dengan baik," kata Pandu.
Ia juga meminta kepada sekolah-sekolah untuk tidak memaksakan diri untuk belajar tatap muka. Misalkan di sekolahnya masuk dalam zona merah penyebaran Covid-19 lebih baik untuk ditunda.
"Kalau itu memungkinkan silakan, kalau enggak memungkinkan tunda dan enggak semua harus dilakukan misal ada wilayah tertentu sudah bisa wilayah lain belum bisa jangan jadi target. jangan disamaratakan itu yang menjadi bencana jadi semua ngejar target," tuturnya.
Baca juga:
Uji Coba PTM, SMAN 22 Bandung Hanya Dihadiri Satu Orang Siswa
Kasus Covid-19 Meningkat, Jokowi Minta Sekolah Tatap Muka Ekstra Hati-Hati
SD Hingga SMA di Kota Bandung Gelar Simulasi Sekolah Tatap Muka
Menkes: Sekolah Tatap Muka Kapasitas 25% Seminggu 2 Kali, Jam Belajar 2 Jam
Pemkot Banjarmasin Mulai Pembelajaran Tatap Muka untuk SD dan SMP
Tahun Ajaran Baru Segera Dimulai, Gubernur Sumut Belum Izinkan Sekolah Tatap Muka