Eks Napiter Ali Fauzi Selesaikan Program Doktor dan Dirikan Yayasan Deradikalisasi
Ali Fauzi mengambil jurusan doktoral pendidikan Isla
Mantan Nara Pidana Terorisme (Napiter) Ali Fauzi menyelesaikan program doktor di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia berhasil menyelesaikan sidang disertasinya hari ini, Selasa, 17 Januari 2023.
Ali Fauzi mengambil jurusan doktoral pendidikan Islam. Tugas akhirnya mengkaji terkait Edukasi Moderasi Beragama Bagi Para Mantan Napiter.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Bagaimana caranya untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi yang mengarah pada aksi terorisme? “Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun, selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam, maka tanamkan itu dan insyaallah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya,” ucapnya.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
Ali berfokus pada subjek eks napiter. Mulai dari proses perekrutan, radikalisasi, hingga aksi berupa penembakan dan pengeboman.
Dia menilai bahwa pemahaman Islam mereka pada teks yang tidak sesuai dengan konteks Indonesia telah menenggelamkan ke gerakan radikal fundamental yang berujung pada terorisme.
“Namun kini para napiter telah menyadari kesalahan mereka yang telah melakukan tindakan merugikan pihak lain dan mengakhirinya,” katanya di UMM, Selasa (17/1)
Kata Ali, moderasi beragama membuat mereka membuka pikiran dan sadar. Terutama akan hak-hak orang lain yang berbeda pemahaman maupun agama di Indonesia. Pemaknaan Islam secara moderat dna humanis menenangkan batin bagi kehidupan mantan napiter.
Menariknya, Ali juga memiliki yayasan yang bernama Yayasan Lingkar Perdamaian. Yayasan ini bertujuan untuk membawa pulang mantan napiter ke NKRI, memberikan pembinaan di lapas, serta memberdayakan mereka melalui pelatihan life skill.
Bahkan juga memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anaknya dan juga para janda yang ditinggal suaminya.
Terkait Kampus Putih, ia menilai bahwa UMM menjadi tempat yang memberikan harapan dan terbuka untuk siapapun. UMM merupakan universitas Islam yang memberikan kesejukan.
Hal itu tidak lepas dari paham Islam UMM yang berwawasan tamaddun, wasathiyah, dan moderat. Apalagi dengan sederet pendidik yang tidak hanya bagus dari sisi akademik, tapi juga memberikan teladan dan menjadi teman diskusi.
Sementara itu, Prof. Akhsanul In’am, Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana UMM mengapresiasi disertasi yang disusun oleh Ali Fauzi. Hal itu tak lepas dari pembahasan terkait moderasi beragama. Baginya, kajian tersebut sangat penting untuk dibahas serta dibagikan ke masyarakat.
“Dalam beragama, sebisa mungkin kita menjadi orang baik dengan tidak terlalu ke kiri dan tidak terlalu ke kanan,” terangnya.
In’am, menyampaikan bahwa UMM selalu memberi kesempatan bagi siapapun untuk belajar dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tak terkecuali mantan teroris seperti Ali Fauzi. Sebab, menurutnya UMM dapat memberi wawasan yang luas dan pengetahuan sesungguhnya dalam beragama.
“Seperti kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Pak Haidar Nasir, bahwa kita harus mengambil jalan tengah. Tidak terlalu ke kiri dan tidak terlalu ke kanan,”
Selain Ali, sebelumnya ada mahasiswa non muslim dari Australia yang mengambil S3 di Pendidikan Agama Islam. Hal itu membuktikan tingkat inklusivitas UMM yang tinggi. Itu juga upaya Kampus Putih untuk menyiarkan masyarakat bahwa Islam yang diajarkan meruyakan Islam yang menyejukkan.
“Sekarang Pak Fauzi bergelut di Muhammadiyah dan dapat aroma parfumnya. Kalau dulu bergelut dengan pandai besi dan kena percikan api, sekarang dapat bau parfum, terutama dari UMM. Jadi, siapapun boleh belajar Islam di sini, selama niatnya adalah berubah menjadi lebih baik. Faktanya, Pak Ali kini memiliki yayasan yang mengedepankan moderasi beragama,” pungkasnya.