Mabes Polri turun tangan atasi kisruh penerimaan taruna akpol Jabar
Mabes Polri menerjunkan tim menyelidiki kisruh penerimaan calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) di Polda Jabar. Tim dipimpin Asisten SDM Kapolri, Irjen Arief Sulistyanto, diterima Irwasda Polda Jabar Kombes Rusli Hedyaman, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus dan PJU Polda Jabar.
Mabes Polri menerjunkan tim menyelidiki kisruh penerimaan calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) di Polda Jabar. Tim dipimpin Asisten SDM Kapolri, Irjen Arief Sulistyanto, diterima Irwasda Polda Jabar Kombes Rusli Hedyaman, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus dan PJU Polda Jabar.
Tim tiba di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Sabtu (1/7) pukul 09.30 WIB. Mereka diterima di ruang Riung Mumpulung dan menggelar rapat tertutup. "Ini dilihat dulu fakta-faktanya. Saya datang ke sini untuk bantu Kapolda Jabar (Irjen Pol Anton Charliyan) dan Kapolri. Ini untuk melancarkan. Makannya turunkan tim semoga bisa selesai dan engak terjadi kegaduhan," terang Arief usai rapat.
Dia mengatakan, tim terdiri dari Sumber Daya Manusia (SDM) Polri, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, dan Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri membawa hasil proses seleksi terutama tahap pemeriksaan kesehatan dari panitia seleksi.
"Kami membawa semua hasil-hasil nilai yang sudah diperoleh, terutama yang terakhir. Keputusan panitia daerah yang dalam hal ini diambil Kapolda, mulai setiap tahap ada keputusan satu yang gugur siapa, yang lolos siapa. Itu ada keputusan. Semua keputusan sudah kita kumpulkan (datanya)," jelasnya.
Setelah itu pihaknya akan meneliti kembali apakah memang adanya penyimpangan dalam proses tahap penerimaan taruna akpol di Polda Jabar ini atau tidak.
"Bagaimana hasilnya. Kenapa yang pertama rikes bagus yang kedua tidak bagus. Nanti kita akan verifikasi terhadap dokter yang melakukan pemeriksaan. Dokter A katanya bagus, ko dokter B jadi jelek. Nah ini siapa yang enggak bener? Apakah dokter a atau b. Atau memang ga benar. Nanti kita lihat dn ditemukan. Makannya kami bawa tim lengkap. Nanti akan kita bawa hasilnya ke (mabes) untuk diverifikasi semuanya. Kita harap memang berkualitas yang diperoleh," jelasnya.
Kisruh tersebut membuat Mabes Polri mengambil sikap. Nantinya proses penerimaan dari panitia daerah di Jabar diambil Alih Mabes Polri. Arief Sulistyanto mengatakan, pengambil alihan penerimaan para calon prajurit Polri ini dilakukan setelah terbit keputusan Kepala Polda Jawa Barat menyatakan kuota penerimaan Taruna Akpol dibagi menjadi kuota khusus putra daerah dan kuota non putra daerah.
"Keputusan Kapolda Jawa Barat dibatalkan. Saya ke sini dalam rangka melakukan supervisi terhadap proses penerimaan anggota Polri 2017 di Polda Jawa Barat. Kekisruhan yang terjadi tidak dikehendaki panitia pusat," ujarnya.
"Seleksi daerah dari 35 orang menjadi 23 untuk mengikuti seleksi tingkat pusat akan di-take over oleh panitia pusat (Mabes Polri)," terangnya menambahkan.
Soal apakah adanya dugaan penyimpangan dalam penerimaan calon taruna akpol, Arief menambahkan, pihaknya juga telah mengoordinasikan dengan divisi Propam dalam kegiatan supervisi tersebut.
"Untuk sanksi akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Divisi Propam. Intinya Kapolri tidak akan memberikan toleransi apabila merugikan institusi Polri dan merugikan masyarakat," ucapnya.
Dia tidak memungkiri jika ada keputusan yang melakukan penerimaan dengan mengategorisasikan putra daerah adalah salah. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak mengikuti prosedur penerimaan Taruna Akpol dari panitia pusat atau Mabes Polri.
"Panitia Pusat sudah merumuskan ketentuan yang harus diikuti panitia daerah. Dari 33 Polda di seluruh Indonesia, 32 tidak bermasalah. Jadi memang ini hanya di Polda Jawa Barat terjadi kericuhan," tandasnya.
Baca juga:
Heboh video orangtua marah anak tak lolos Akpol, ini kata Polri
Cerita kekesalan orang tua calon akpol karena kebijakan putra daerah
Propam Polri selidiki aturan calon Akpol putra daerah di Polda Jabar
Mabes Polri sebut hanya di Polda Jabar seleksi akpol yang bermasalah
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Bagaimana Polri meningkatkan kepercayaan publik? Sebelumya Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan, bahwa kepercayaan publik terhadap Polri meningkat karena transformasi Polri melalui program Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
-
Bagaimana perjalanan karier Kompol Syarif di Polri? Dalam podcast dengan SDM POLRI TODAY, Syarif awalnya mambagikan perjalanan dirinya bisa akhirnya menjadi seorang anggota Polri. Sebagaimana diketahui, Syarif sempat gagal tes di Akademi Militer dan Akademi Angkatan Laut. Namun, Ia kini berhasil menjadi anggota Polri.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana tanggapan Polri terkait kasus Aiman Witjaksono? "Nanti kita konfirmasi dengan Polda Metro, yang jelas bahwa setiap perbuatan harus dipertanggungjawabkan, sehingga prosedur hukum juga berjalan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Bareskrim Polri, Selasa (5/12).