Mahasiswa diminta aktif cegah radikalisme di kampus
Mahasiswa juga diminta untuk tak tinggal diam apabila melihat aktivitas yang mencurigakan.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berharap agar para mahasiswa bertindak aktif mencegah penyebaran arus radikalisme di kampusnya. Mahasiswa juga diminta untuk tak tinggal diam apabila melihat aktivitas yang mencurigakan.
"Mahasiswa tidak bisa tinggal diam kalau menemukan adanya indikasi radikalisme di kampusnya. Mereka harus bertindak," kata Dara A Kesuma Nasution, juru bicara PSI untuk masalah kepemudaan dan perempuan dalam keterangan tertulis, Selasa (5/6).
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Siapa saja yang terlibat dalam FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? FGD melibatkan sejumlah narasumber dari berbagai instansi terkait. Mereka di antaranya Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Binda Jawa Tengah, Satuan Tugas Wilayah Densus 88, serta Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Apa tujuan dari FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? Lebih lanjut, Handoko berharap, FGD Penanganan Radikalisme dan Terorisme ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman dalam upaya penanganan penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Dengan demikian, nantinya dapat terbangun stabilitas sosial politik dan keamanan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
Menurut Dara, mahasiswa adalah pihak yang bisa melihat langsung seandainya ada teman-temannya yang sudah mulai terlihat terkena paham radikal. "Kalau seorang mahasiswa sudah mulai terlihat terpapar radikalisme, kawan-kawannya sebaiknya berusaha mendekati dan mengajak bicara temannya tersebut," kata Dara.
"Mereka yang terkena terpaan radikalisme jangan justru dimusuhi dan dijauhi, karena kalau dibiarkan sendirian mereka justru akan semakin jauh terjebak dalam pusaran radikalisme tersebut."
Dara yang merupakan lulusan FISIP UI terbaik tahun 2017 ini menanggapi data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menunjukkan bahwa tujuh universitas negeri ternama telah terpapar radikalisme. Tujuh universitas ternama tersebut adalah: Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya.
Dara khawatir pengaruh radikalisme itu sudah semakin meluas melampaui apa yang dinyatakan BNPT. "Sebagai contoh, di Universitas Riau, juga ditemukan ada markas gerakan teror oleh para mahasiswa dan alumni," ujar Dara.
"Saya khawatir yang sudah terpapar radikalisme juga mencakup banyak perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi swasta, di daerah-daerah lain."
Dara menyayangkan bahwa radikalisme bisa tumbuh di tempat yang seharusnya mengajarkan berpikir kritis. "Tampaknya memang ada pihak-pihak yang sengaja menyasar ke berbagai perguruan tinggi, mengingat itu adalah tempat yang akan melahirkan orang-orang yang nantinya duduk di posisi pengambilan keputusan," kata perempuan yang juga caleg PSI dapil Sumut III itu.
Dia mendukung sikap pimpinan perguruan tinggi yang berusaha mengawasi gerakan radikalisme di kampusnya. Namun Dara percaya, pihak yang paling perlu aktif mencegah perkembangan radikalisme tersebut adalah para mahasiswa sendiri.
"Mahasiswa tidak bisa melemparkan saja tanggung jawab pada pimpinan perguruan tinggi atau aparat keamanan. Kalau radikalisme dibiarkan, semua mahasiswa akan menanggung akibatnya. Seluruh bangsa akan menanggung akibatnya," ujarnya.
Dara menganjurkan program penanganan radikalisme di kampus itu melibatkan berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa, Komunitas Mahasiswa dan juga organisasi-organisasi keagamaan mahasiswa.
"Dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan positif yang ditujukan pada para mahasiswa yang berpotensi terpapar paham radikalisme, kita berharap gelombang radikalisme ini bisa dicegah," ujarnya.
Baca juga:
Aktivitas rektor, dosen hingga mahasiswa di media sosial akan dipantau
Menag minta perguruan tinggi jaga kebebasan akademik dari praktik terorisme
Cegah gerakan radikal, Pangdam Hasanuddin minta waspadai indekos dan masjid
Tangkal radikalisme di kampus, Kemenristekdikti diminta gandeng BNPT
Densus 88 tangkap terduga teroris pelempar molotov di Candi Resto Solo
Fadli Zon tak yakin radikalisme berkembang di kampus-kampus