Mahasiswa minta Ganjar bilang ke Jokowi masalah pertanian di Jateng
Dialog semakin ramai ketika beberapa mahasiswa 'panas' saat Ganjar berdebat soal pembangunan pabrik semen di Rembang.
Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah terlibat debat terbuka dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Debat berlangsung di kantin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS.
Sebetulnya, Ganjar ke UNS dalam rangka memberikan sambutan acara temu teknis THL-TBPP di Auditorium Kampus UNS Jalan Ir Sutami. Usai acara, Ganjar mampir makan siang di kantin FISIP sekaligus berdialog dengan mahasiswa dalam program 'Ngopi Bareng Mas Ganjar' yang pertama digagas oleh politisi PDI Perjuangan itu untuk menampung aspirasi rakyat Jawa Tengah.
Berbagai persoalan dibahas dalam acara yang dimulai pukul 13.30 WIB itu. Dari isu politik nasional, pertanian, infrastruktur jalan Jateng, hingga prokontra pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Dialog terasa gayeng karena tidak ada moderator sehingga mahasiswa bisa langsung menyanggah atau menginterupsi perkataan gubernur gubernur berambut putih itu. Debat terbuka itu berlangsung hingga satu setengah jam.
Presiden BEM UNS Eko Pujianto mempertanyakan kebijakan Ganjar di bidang pertanian. Sebab dia melihat di daerah asalnya, Wonogiri, sistem irigasi belum mampu mengairi sebagian besar sawah warga. Selain itu, mahasiswa Fakultas Pertanian Wildan Wahyu Nugroho menilai kebijakan pemerintah di bidang pertanian masih terkesan main-main.
"Bapak kan temennya Pak Jokowi, mbok disampaikan. Pembangunan pertanian itu bukan tambah lahan atau mekanisasi tapi bagaimana menjamin hasil pertanian. Saya usulkan asuransi pertanian sehingga petani tidak rugi kalau panen gagal," katanya.
Menanggapi itu, menurut Ganjar, gagasan asuransi pertanian memang bagus. Dia pernah membahasnya dengan akademisi dan jajaran dinas pertanian.
"Persoalannya belum ada perusahaan asuransi yang berani mendukung, mereka masih keberatan terutama menjamin batas bawah harga gabah," katanya.
Dialog semakin ramai ketika beberapa mahasiswa 'panas' saat Ganjar berdebat soal pembangunan pabrik semen di Rembang. Mahasiswa memaparkan data-data dan hasil diskusinya dengan pakar geologi. Misalnya soal pegunungan karst di Rembang yang masuk kawasan lindung sesuai Perda RTRW, ancaman kerusakan lingkungan, dan abainya Ganjar pada masyarakat Samin.
Ganjar pun menjawab dengan mengajak mahasiswa menggunakan pendekatan ilmiah. Ia meminta mereka datang ke pabrik PT Semen Indonesia untuk mengetahui mekanisme penambangan karst yang akan diaplikasikan di Rembang.
"Jika sudah tahu metodenya, baru diuji secara ilmiah. Apakah cara PT SI itu salah dan merusak lingkungan. Saya bisa bantu kalau kalian mau ke sana," katanya.
Soal masyarakat Samin, menurut Ganjar, faktanya tidak ada Sedulur Sikep yang bermukim di Rembang. Pekan lalu serombongan warga Samin Blora justru bertamu ke rumah dinas gubernur. Mereka merasa sering dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
"Jadi mereka protes karena nama Samin digunakan untuk protes. Padahal orang Samin punya prinsip hidup ora ngumbar suoro," tandasnya.