Makna Pecel Rawon bagi Masyarakat Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi memiliki ragam kuliner lokal yang kaya, mulai dari makanan rujak soto, rujak bakso, pecel rawon, sego tempong hingga ragam jajanan tradisionalnya.
Kabupaten Banyuwangi memiliki ragam kuliner lokal yang kaya, mulai dari makanan rujak soto, rujak bakso, pecel rawon, sego tempong hingga ragam jajanan tradisionalnya.
Kali ini Pemkab Banyuwangi mengangkat kuliner pecel rawon sebagai tema even Banyuwangi Kuliner yang berlangsung di Taman Blambangan, Selasa (23/4).
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Lantas apa makna Pecel Rawon bagi masyarakat Banyuwangi. Slamet (35) salah satu peserta Banyuwangi Kuliner asal Kecamatan Singojuruh mengatakan, masyarakat Banyuwangi memang suka dengan kuliner yang dicampur-campur, namun sanggup memadukan cita rasa yang pas.
"Saya kenal pecel rawon yang sejak kecil dulu. Karena kan masyarakat Banyuwangi suka mencampur makanan, seperti bakso dicampur rujak, kemudian pecel dicampur rawon, padahal rawon sendiri bukan asli sini," kata Slamet.
Pecel rawon konsepnya tidak jauh berbeda dengan kuliner lain seperti rujak soto dan rujak bakso dari dua kuliner yang dipadukan.
"Konsepnya sama, dengan rujak soto, sama-sama dicampur," jelasnya.
Pria yang akrab dipanggil Mamet ini menjelaskan, cara memasak kuliner pecel rawon punya cara tersendiri agar rasa masing-masing kuliner tidak mendominasi. Bila pecel inti rasa terletak di sambal kacang, sedangkan rawon ada di rempah kluek.
"Yang penting pecelnya harus balance ada manis, gurih, gurih tanpa penyedap tentunya.
Kalau rawonnya bumbu yang harus ada kluek biar warna hitam, rasa nya juga biar pekat, aromanya juga," katanya.
Bila ingin memberi rasa pedas pada kuliner pecel rawon, agar aman rasa pedas tidak diletakkan pada sambal pecel, maupun kuah rawon. Rasa pedas harus disendirikan dengan membuat sambal yang terpisah.
"Sambal disendirikan. Kalau yang pedas dari pecelnya bisa keganggu," katanya.
Pecel rawon di Banyuwangi seringkali dilengkapi dengan laut tambahan rempeyek, tempe goreng, dan telur asin. Kemudian pada guyuran rawonnya jelas harus ada potongan daging sapi.
"Pecelnya, ada peyek, tempe goreng, sama telor asin yang harus ada. Kalau paru sama empal tambahan," katanya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pecel rawon memiliki makna atau bentuk keterbukaan masyarakat Banyuwangi. Sama seperti ekspresi kulinernya yang terbuka, mau mencampurkan ragam kuliner Nusantara.
"Rawon bentuk keterbukaan orang Banyuwangi terhadap berbagai jenis kuliner yang ada di Indonesia. Ini pecel dipadukan dengan rawon," jelasnya.
Peserta Banyuwangi Kuliner diikuti oleh ratusan masyarakat Banyuwangi dari beragam kategori, mulai dari umum, hotel, restoran, instansi hingga organisasi wanita. Sajian kuliner pecel rawon tampak disajikan dengan rapi di sepanjang jalan samping Taman Blambangan.
Anas berharap, festival ini selain untuk mengangkat kekayaan kuliner lokal, juga sebagai wadah kreatif masyarakat untuk belajar bersama meningkatkan cita rasa kuliner lokal.
(mdk/hrs)