Mantan Wakasad ini ingatkan pemerintah harus waspada terhadap China
Indonesia saat ini dinilai termasuk sasaran perang generasi keempat.
Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI (purn) Kiki Syahnakri menyebut Indonesia termasuk salah satu negara sasaran perang generasi keempat. Dengan sumber pangan dan air yang melimpah, negeri yang dilintasi garis khatulistiwa ini bisa menjadi biang konflik setelah minyak.
"Indonesia harus semakin meningkatkan kewaspadaan, karena pangan dan air bisa menjadi sumber konflik baru seiring populasi dunia yang semakin meningkat," ujar Kiki di sela acara Seminar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Perang Generasi ke-4 di STIE-ABA St Pignatelli Solo, Kamis (28/4).
Kiki yang juga Ketua Yayasan Jati Diri Bangsa itu menyebutkan, salah satu negara yang patut diwaspadai saat ini adalah China. Alasannya, negara tersebut mempunyai populasi besar yang harus dipenuhi hak-hak dasarnya. Dia mengatakan, tanda-tanda ke arah itu sudah terlihat ketika Pemerintah China mengeluarkan strategi jalur sutra maritim.
"Tujuan utamanya untuk perluasan sumber-sumber pemenuhan hak dasar warganya.
Perluasan itu tidak mungkin dilakukan ke arah utara. Semisal ke Siberia dan sebagainya, tapi ke selatan termasuk Indonesia," ucapnya.
Kiki menjelaskan, perang generasi keempat dimaksud, tidak seperti perang-perang sebelumnya yang mengedepankan penggunaan persenjataan. Namun lebih menggunakan soft power baik di bidang ekonomi, budaya dan teknologi.
"China sudah mendirikan berbagai macam proyek di mana alat dan pekerjanya berasal dan dikendalikan China. Di Indonesia, terdapat lebih dari 200 proyek yang telah berjalan. Itu salah satu cara yang dilakukan China," tandasnya.
Menurut Kiki, secara militer China bukanlah bentuk ancaman, tetapi secara sosial kependudukan ia mengiyakan. Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Kiki ada dua hal yang harus dilakukan. Yang pertama dengan menciptakan integrasi internal dan yang kedua melakukan adaptasi eksternal.
"Pembangunan karakter, budaya, dan perilaku harus jadi leading sector dari pembangunan nasional harus digalakkan. Pembangunan ekonomi, hukum, dan pertahanan difokuskan pada kesadaran bela negara. Kalau ini sukses kita akan sukses di MEA," katanya.