Marak begal, warga Palembang persenjatai diri dengan stun gun
stun gun merupakan senjata kejut listrik yang bisa mengganggu fungsi saraf manusia.
Maraknya aksi begal motor membuat pengendara di Palembang resah dan mulai mempersenjatai diri dengan sejumlah alat. Salah satu alat yang dinilai efektif untuk membuat pelaku begal kapok adalah stun gun atau alat kejut listrik.
Meski belum diketahui apakah penggunaan alat itu legal atau tidak, namun sudah banyak warga yang memilikinya. Seperti Randinias (21), seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Palembang.
Randi mengaku sangat membutuhkan alat pengaman diri saat berkendara. Apalagi dirinya kerap pulang malam setelah kuliah atau kegiatan di kampus. Terlebih, lokasi rumahnya dinilai cukup rawan aksi begal, yakni di Jalan Merah Mata, Kalidoni, Palembang.
"Saya biasa pulang malam, di jalan juga rawan, banyak begal. Makanya, saya bawa stun gun itu setiap keluar rumah," ungkap Randi kepada merdeka.com, Jumat (13/11).
Menurut dia, stun gun ini lebih efektif dan lebih aman dibanding airsoft gun karena senjata tajam bisa saja ditangkap polisi jika kedapatan saat razia.
"Kalo stun gun ini tidak terlalu kentara, bentuknya saja seperti senter. Jadi tidak takut kalo kena razia," ujarnya.
Senada dengan Randi, Adi Saputra (32), karyawan swasta di kawasan Sekip Palembang juga mengaku penting memiliki alat pengaman diri. Adi sengaja menyisihkan uang tabungannya untuk membeli barang tersebut melalui online seharga Rp 450 ribu.
"Dari pada kena begal, mending keluarin duit sedikit buat jaga-jaga. Memang tegangannya kuat, bisa bikin orang pingsan," kata dia.
Diketahui, stun gun merupakan senjata kejut listrik dan masuk kategori senjata tidak mematikan untuk menundukkan seseorang dengan memberikan kejutan listrik yang bertujuan mengganggu fungsi saraf. Tegangan listrik senjata itu cukup besar, mulai dari 1.800 KV hingga 2.500 KV.