Marak seks bebas, pemuda di Cilacap pakai reagent HIV buat tes pasangan
Tren ini dianggap bisa menjadi 'bom waktu', terlebih menurut pengakuan mereka, jika hasilnya dianggap negatif maka tidak perlu memakai kondom saat berhubungan seksual.
Penyalahgunaan alat tes Human Immunodeficiency Virus atau HIV diduga tengah marak dilakukan oleh banyak pemuda dan mahasiswa di Kabupaten Cilacap. Mereka didapati membeli reagent HIV di pasar daring untuk melakukan pemeriksaan HIV secara mandiri tanpa didampingi oleh tenaga medis.
Penyebaran HIV/AIDS sendiri dianggap telah menjadi bahaya laten di Cilacap yang kian meresahkan. Data Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cilacap, kasus temuan baru dari Januari sampai Juni 2018 sebanyak 112 orang. Di periode yang sama tahun 2017, kasus temuan baru sebanyak 87 orang.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
-
Apa yang dimaksud dengan AIDS? Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah fase akhir dari human immunodeficiency virus (HIV). Saat awal terinfeksi HIV, umumnya ditandai dengan gejala seperti flu serta rasa lelah. Akan tetapi, apabila HIV berprogres menjadi AIDS, gejala yang lebih serius seperti penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang sangat parah, dan munculnya luka.
-
Mengapa AIDS dianggap berbahaya? HIV AIDS adalah penyakit yang menjadi momok bagi setiap orang. Hal ini karena penyakit tersebut berbahaya dan tingkat kesembuhannya yang rendah.
-
Apa itu HIV? Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih (sel CD4) pada sistem kekebalan tubuh.
-
Kapan Hari AIDS Sedunia dicetuskan? Peringatan Hari AIDS Sedunia diketahui dicetuskan pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987 lalu.
-
Siapa yang berjuang untuk sembuh dari penyakit HIV/AIDS? Hari AIDS Sedunia juga untuk berempati dan peduli kepada pengidap HIV/AIDS, sebab banyak orang yang sedang berjuang sembuh dari penyakit mematikan ini.
Sedang total sampai Maret 2018, terdata 1.124 orang di Kabupaten Cilacap telah terjangkit HIV. 95 Persen penularan HIV didominasi oleh faktor perilaku seks melalui vaginal, oral, maupun anal dengan orang yang terinfeksi.
Manager Kasus Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Cilacap, Rubino Sriadji mengatakan temuan penyalahgunaan alat tes HIV bermula dari pengakuan sejumlah pemuda dan mahasiswa yang berkonsultasi dan mengaku cemas terinfeksi HIV. Mereka bercerita bahwa banyak diantara kawan sebayanya membeli alat tes HIV secara online.
"Dari temuan sejumlah konsultasi, ditengarai hal ini menjadi tren anak muda dan mahasiswa di Cilacap. Tujuannya agar bisa mengetahui sedini mungkin pasangan seksualnya terinfeksi HIV atau tidak," kata Rubino yang juga Konselor VCT Cahaya Pita RSUD Cilacap, Rabu (25/7)
Tren pembelian alat tes HIV via online ini, dinilai Rubino justru jadi penghalang bagi penanggulangan HIV/AIDS. Pasalnya, hasil diagnosa melalui alat tes HIV di luar layanan kesehatan tanpa tenaga media jadi pembenaran akan hubungan seks yang mereka anggap 'aman'. Tren ini dianggap bisa menjadi 'bom waktu', terlebih menurut pengakuan mereka, jika hasilnya dianggap negatif maka tidak perlu memakai kondom saat berhubungan seksual.
Semestinya, untuk menegakkan diagnosa hasil seseorang reaktif HIV harus di layanan kesehatan yang terstandar dengan Reagen HIV juga terstandar Kemenkes. Selain itu, pemeriksaan minimal harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih yang melakukan tindakan pemeriksaan hasil.
"Tindakan beberapa anak muda dan mahasiswa di Cilacap, dan bisa jadi juga dilakukan oleh masyarakat umum, akan sangat berdampak buruk pada usaha penanggulangan HIV-AIDS," lanjut Rubino.
Rubino menjelaskan, HIV merupakan penyakit menular dan sifatnya laten yakni ada masa periode jendela. Sangat terbuka kemungkinan, waktu seseorang melakukan pemeriksaan sendiri melalui alat yang dibeli secara online, diri dan pasangan seksualnya masih pada fase periode jendela. Meski terlihat hasil di alat negatif, tapi sebenarnya bisa jadi sudah ada virus HIV yang menjangkiti.
"Belum bisa terdeteksi oleh alat, tapi sudah aktif atau dapat menularkan," kata Rubino
Cara-cara antisipasi yang salah, berpotensi pada semakin meningkatnya perilaku resiko penularan HIV secara laten. Pemeriksaan HIV secara mandiri, ditegaskan Rubino, adalah persepsi keliru dan masuk kategori penyalahgunaan alat tes HIV.
"Apabila tidak ditanggulangi secara sungguh-sungguh, ini akan menjadi bencana kemanusiaan. Karena sifat penularan HIV laten," ujar Rubino.
Baca juga:
Rawat vagina seusai seks dengan 7 cara ini
Ternyata pria berprofesi ini berpotensi miliki libido yang tinggi
Inilah hubungan antara jari manis pria dengan mr.p nya
Intip dan cari tahu fantasi seks pasangan saat di ranjang
Mengerikan, inilah nama-nama penyakit seksual yang menular
Polisi pastikan heboh selebaran pesta seks gay di Bandung hoaks
WHO golongkan seks komplusif termasuk penyakit mental